NovelToon NovelToon
Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elfrida Sitorus

Dijual kepada mafia kejam, Arini disiksa dan dikurung dalam neraka bernama cinta. Tapi tak seperti gadis lemah dalam dongeng, Arini memilih bangkit. Karena tidak semua cinta pantas diperjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfrida Sitorus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

pagi harinya,langit kelabu menggantung rendah,seolah tahu luka yang kembali menganga di dalam dirinya.ia berdiri di depan cermin besar di kamar ,mengenakan gaun tidur tipis yang mulai lusuh.pandanganya kosong,tapi matanya bercerita banyak.tentang malam-malam panjang.tentang tubuh yang dipaksa tunduk.tentang jiwa yang terus memohon ampul,meski tak pernah bersalah.

ketika pintu kamar diketuk keras,ia nyaris melonjak.tapi suara di balik pintu jauh lebih dingin daripada ketukan itu.

tasya

"bangun,nona.tuan memanggilmu .jangan buat dia menunggu."

beberapa menit kemudia,arini duduk di sofa ruang tamu utama .Leonardo belum datang.tapi tasnya berdiri tak jauh dari sana ,menatapnya seperti penjaga penjara.matanya tidak berkedip ,bibirnya menyerangi kecil.

"bagaimana rasanya jadi boneka cantik ,tapi tak punya pilihan."tanya pelan.

arini tidak menjawab

tasya melangkah mendekat,lalu tiba-tiba meraih dagu arini dan memaksanya menatap lurus ke depan.

"jangan pernah bermimpi jadi lebih dari yang kau bisa.kau itu hanya barang,arini.barang yang bisa di pakai dan dibuang .Dan satu-satunya alasan kau masih hidup adalah Karna tuan belum bosan."

arini menggertakkan gigi,menahan amarah dan airmata.ia tahu,inilah yang dimaksud leonardi:mematahkan harapanya.dengan kata-kata yang menusuk lebih dalam daripada cambukan.

saat Leonardo akhirnya datang,arini sudah duduk diam,tatapanya kosong .lelaki itu tampak puas melihatnya begitu penurut.

"bagus"katanya pendek."kau mulai tahu tempatmu."

namun dalam hati,arini justru mulai menyusun strategi.ia tidak akan menyerah .luka yang mereka buka kembali bukan membuatnya lemah,tapi menyadarkannya :ia tidak bisa terus hidup sebagai korban.

didalam pikiranya,wajah ibunya yang samar mulai muncul.perempuan ,dengan suara lembut, tapi mata penuh kekuatan. Lalu muncul pula wajah keluarga yang membuangnya. Yang menjualnya. Yang kini mungkin akan melihatnya kembali bukan sebagai gadis yang tunduk, tapi sebagai api yang siap membakar semuanya.

Di malam harinya, saat ia kembali ke kamar, Arini membuka baju dan berdiri di depan cermin. Di tubuhnya, masih ada bekas-bekas kekerasan. Tapi ada sesuatu yang berbeda malam ini.

Ia tidak merasa malu.

Ia tidak akan sembunyikan lukanya lagi. Karena dari luka-luka inilah kekuatannya tumbuh. Luka itu belum kering. Tapi ia akan sembuhkan sendiri. Dengan balas dendam.

Dan pelan-pelan... senyum kecil muncul di sudut bibirnya.

Bukan senyum bahagia. Tapi senyum penuh tekad.

Senyum seorang perempuan yang tidak akan hancur.

Malam semakin larut ketika Arini akhirnya bisa menarik napas lega sendiri di kamarnya, tanpa Tasya, tanpa tatapan Leonardo yang membuat kulitnya merinding.

Ia duduk di tepi ranjang, membiarkan rambutnya tergerai. Jemarinya mengusap luka samar di lengan kiri, bekas goresan hari pertama ia dibawa ke rumah ini. Luka yang nyaris mengering, tapi setiap melihatnya, ia selalu teringat bahwa tubuhnya bukan lagi miliknya sendiri.

Tangannya meraba liontin kecil yang ia sembunyikan di balik lemari. Liontin tua berbentuk singa bersayap. Ia tak tahu dari mana benda itu berasal tapi nalurinya selalu bilang: benda ini penting. Seolah bagian dari siapa dirinya sesungguhnya.

Air mata menggenang lagi. Tapi kali ini bukan karena takut. Bukan karena sakit. Tapi karena marah. Karena terlalu lama ia dipaksa untuk diam, untuk tunduk, untuk pasrah. Dan malam ini, ia mulai menyadari sesuatu: ia tidak ingin keluar hanya untuk selamat.dia ingin balas dendam

Di lantai bawah, di dapur yang sudah gelap, Davin bergerak cepat tapi senyap. Ia membuka bagian bawah rak tua di sudut ruangan tempat yang tak pernah disentuh pelayan lain. Dari balik celah kayu, ia mengeluarkan benda kecil: sebuah USB hitam. Di dalamnya tersimpan salinan file penting rekaman suara, jejak kamera tersembunyi, bahkan daftar transaksi Leonardo dengan jaringan mafia Timur Tengah.

Salah satunya... berisi folder bernama: “Arini”.

Davin menatap layar ponselnya, matanya tajam.

 “Kau belum tahu siapa dirimu, Arini. Tapi dunia akan segera tahu bahwa kau bukan sekadar gadis yang dijual. Kau adalah pusaka keluarga yang ditakuti dunia mafia.”

Ia mematikan layar, lalu menutup rak dengan rapat. Langkahnya pelan, tak meninggalkan jejak. Tak boleh ada yang tahu. Termasuk Arini. Belum.

Sementara itu, di kamar yang dingin, Arini akhirnya berdiri. Ia menatap cermin besar di depannya, melihat pantulan dirinya: wajah lelah, mata sembab, tubuh yang mulai kurus. Tapi ia tetap berdiri.

Ia mendekat, lalu menempelkan telapak tangan ke permukaan cermin. Dan pelan-pelan, ia berbicara... kepada dirinya sendiri.

"Aku masih hidup."

Napasnya berat.

"Aku masih berdiri."

Lalu, matanya menyala penuh dendam.

"Dan aku akan membakar mereka satu per satu."

Di lorong luar kamar, langkah pelan terdengar menjauh. Tasya berdiri di balik tirai, mendengar semuanya sampai kalimat terakhir Arini.

Senyumnya memudar. Untuk pertama kalinya, dia merasa... mungkin, boneka itu mulai bergerak.

Dan kalau itu terjadi, Leonardo tak hanya butuh rantai baru.

Dia akan butuh penjara yang lebih dalam.

Angin malam menyusup dari celah jendela yang tak rapat. Arini masih berdiri di depan cermin, menatap wajahnya sendiri wajah yang dulu ia benci karena terlalu lemah, terlalu mudah menangis. Tapi malam ini... ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya.

Bayangan masa lalu datang perlahan. Kilasan ibunya yang menggendongnya saat kecil. Lalu Andra dan Siska yang merampas masa kanaknya dengan paksa, menjualnya tanpa rasa iba. Semua rasa sakit itu menggumpal di dada, tapi tidak membuatnya jatuh. Justru sebaliknya. Rasa sakit itu mulai mengubahnya.

“Kalau dunia mau menghancurkanku,” bisik Arini lirih, “aku akan berdiri... dan menjadi bencana bagi mereka.”

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu kembali duduk di ranjang. Tangannya membuka lembar catatan kecil yang ia sembunyikan di bawah kasur daftar kecil berisi nama-nama, ingatan, dan potongan mimpi yang belum mati.

Malam itu, untuk pertama kalinya sejak ia dijual, Arini tidur bukan karena lelah. Tapi karena ia perlu energi.

Karena besok, dia mulai melawan.

1
KLOWOR GAMING apa??
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
moa_dubadu_wariwari
Saya sudah tak sabar nunggu kelanjutannya, tolong secepatnya update thor!
Mar Briyith ER
Aksinya keren banget, semangat terus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!