Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa Denganmu, Davina?
Dengan langkah lebar Alfred berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Tampak ruangan itu begitu kosong, sosok yang dia cari tak ada di dalam sana. Kamar mandi dan balkon pun telah dia telusuri, namun hasilnya nihil Alfred tak menemukan Davina. Alfred pun kembali ke dalam kamar, dia baru sadar bahwa koper milik Davina yang masih tergeletak di kamar. Kemungkinan Davina pergi itu tidak ada.
Tiba-tiba netranya tertuju pada nakas di samping ranjang king sizenya. Sebuah ranjang yang merupakan tempat mereka berbagi peluh setiap saat, dimana Davina yang selalu memuaskan dirinya dengan skill yang Davina miliki. Sekilas bayangan bercinta bersama Davina pun muncul begitu saja di kepalanya. Sungguh Alfred sangat merindukan kelincahan yang Davina lakukan padanya.
Segera mungkin Alfred menepis hal itu, dia kembali teringat pada sosok Davina yang tak ada di ruangan itu. Ujung ekor matanya melihat sebuah kartu ATM, kartu kredit, dan beberapa benda penting lainnya yang di berikan oleh Alfred. Seketika kekhawatiran menyelusup ke jiwanya. Dia yakin bahwa Davina telah pergi tanpa mengucapkan apapun padanya.
Seketika Alfred teringat saat mereka melakukannya, Davina terus mengatakan kalau dirinya kesakitan. Namun, Alfred sama sekali tak peduli dengan ucapan Davina. Alfred tak menghentikan aktivitas panas mereka. Apakah terjadi sesuatu pada Davina?
"Dimana kau Davina?" teriak Alfred ketika tahu bahwa wanita itu meninggalkan ponselnya di atas ranjang.
Tampak Alfred meraup kasar wajah tampannya itu. Rasa khawatir terus menggerogoti jiwanya, takut kalau Davina memang benar pergi meninggalkan dirinya.
Dengan perasaan marah dia langsung keluar dan memanggil semua karyawannya, termasuk Bi Tatik yang merupakan kepala mansion. Tampak semua orang begitu ketar-ketir saat Tuannya memangil mereka, entah kesalahan apa membuat Tuannya hingga marah seperti ini. Berbeda halnya dengan Bi Tatik yang tahu perihal Alfred marah. Tiba-tiba rasa takut pun menjalar ke dalam hatinya, semua ini terjadi karena kebodohannya yang percaya begitu saja dengan omong kosong Davina.
"Dimana Davina?" tanya Alfred dengan nada suara yang nyaring.
Semua orang terdiam menunduk tak ada yang menjawab satupun. Pasalnya mereka tak ada yang tahu apa maksud dari ucapan Tuannya itu.
Sementara Bi Tatik, tubuhnya pun bergetar hebat, keringat dingin mengucur membasahi keningnya. Jemari tangannya pun basah penuh keringat karena takut dengan Tuannya yang kini sedang marah. Sebenarnya dia sudah kebal dengan Alfred yang selalu marah jika sesuatu tak sesuai dengan hati lelaki itu. Tapi kali ini dia sungguh merasa takut, Davina pergi karena kebodohannya.
Dengan penuh keberanian tinggi Bi Tatik membuka suara, berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Maaf Tuan, sebenarnya semua ini salah saya. Tolong maafkan saya Tuan," ucap Bi Tatik hati-hati.
"Apa maksud Bibi?" tanya Alfred menoleh ke arah Bi Tatik.
"Tadi siang Nona Davina bilang ingin pergi makan siomay di ujung jalan sana. Saya sudah melarangnya, namun Nona Davina bersikeras meminta izin untuk pergi sendiri. Dia berjanji tidak akan pergi kemana-mana. Tapi sudah setengah jam tak ada tanda-tanda Nona Davina kembali ke mansion. Hingga akhirnya saya pun menyuruh Pak Didik untuk mengecek di ujung jalan, tapi nihil Nona Davina tak ada disana."
"Tanpa pikir panjang detik itu juga saya langsung menghubungi asisten Damar untuk mencari keberadaan Nona Davina," lanjut Bi Tatik berusaha menjelaskan sedetail mungkin kronologi kejadian tersebut.
"Aaaarrgghh ... sialan kau Davina!" umpat Alfred dengan sorot mata yang memerah.
Alfred yang masih di selimuti amarah, tanpa pikir panjang dia menjatuhkan semua barang yang berada di dekatnya. Hingga vas bunga jatuh kebawah pun menimbulkan suara akibat pecah.
PYARR!
Semua karyawan yang berada disana ketar-ketir, takut dengan sikap Tuannya yang seperti ini. Mereka semua mendoakan semoga kali ini nyawa mereka bisa terselamatkan.
"Damar, segera suruh semua anggotamu mencari keberadaan Davina," titah Alfred.
"Baik Tuan." Damar pun mengangguk mengiyakan keinginan Tuannya.
"Cepat kalian semua pergi dari pandanganku atau kalau tidak, aku tidak akan menjamin kalian akan melihat matahari nanti," bentak Alfred dengan rahang yang mengeras dan tatapan elangnya yang begitu tajam.
Semua orang pergi dari sana meninggalkan dia sendirian, rasa kesal, marah, semuanya menjadi satu. Ingin sekali Alfred membunuh wanita kurang ajar itu hidup-hidup karena sudah berani-beraninya pergi dari mansionnya.
"Jika kau ketemu maka akan ku pastikan akan ku bunuh kau sia*an! Dasar wanita j*lang!" Sarkasnya.
🌷🌷🌷
Disisi lain sekarang sudah jam 4 pagi, Fahri sudah kembali tidur sedangkan Davina masih terjaga. Saat ini Davina sudah mengganti pakaiannya dengan pelan-pelan agar Fahri tidak tahu dan juga beberapa barang pentingnya sudah dia bawa.
Dengan bantuan perawat yang bertugas menjaganya, Davina pun meminta tolong untuk memesankan ojek online untuk mengantar dirinya ke terminal. Sesuai dengan keputusannya, dia akan menghilang dari kota ini. Kota yang sudah memberikan banyak kenangan, baik kenangan baik dan juga kenangan buruk.
Saat ini Davina sudah berada di bis yang sudah berjalan ini dan mulai meninggalkan ibu kota. Dia pergi tanpa mengungkapkan identitasnya bahkan saat menaiki bis dia mencari yang tidak menggunakan identitas agar tidak ada yang bisa mencarinya.
Dia akan pergi jauh ke daerah dimana dia akan sangat sulit di temukan. Dia tidak ingin bertemu lagi dengan semua orang pada masa lalunya. Dia akan menata hidupnya kembali mulai dari awal bersama anaknya nanti.
"Mulai sekarang aku akan melupakan masa laluku dan memulai hidup baru dengan anakku." Tegasnya.
"Sayang, kamu jangan khawatir ya. Mommy akan terus memperjuangkan mu," lirih Davina.
Bis pun semakin jauh meninggalkan ibu kota dan sekarang berada di pelabuhan untuk menyeberang ke kota lain.
🌷🌷🌷
Pagi pun tiba, Fahri bangun dari tidurnya dan tidak menemukan keberadaan Davina di ranjang pasien.
"Davina, kau dimana?" panggil Fahri siapa tahu Davina menjawabnya, namun sayang tidak ada jawaban sama sekali.
Segera mungkin Fahri berjalan keluar, bertanya kepada suster yang berjaga siapa tahu mereka tahu. Dan benar saja suster bilang kalau pasien sudah keluar tadi pagi-pagi sekali.
"Davina, sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau pergi begitu saja, Davina?" gumam Fahri yang masih belum mengerti jalan pikiran wanita simpanan sepupunya itu.
Fahri pun berjalan keluar, namun sebelum itu ada seorang suster yang memanggilnya dan memberikan sebuah amplop. Dia langsung menerimanya dan membuka amplop tersebut yang berisi secarik kertas.
Kedua netra Fahri bergerak kesana kemari membaca setiap kata yang tertera di atas kertas tersebut.
"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Davina? Apa semua ini ada hubungannya dengan Alfred?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
masa dinsuruh pakai baju keramat mau tempur
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo