*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9: Ladang Panen Besi dan Darah
Matahari mulai terbenam, melemparkan cahaya oranye kemerahan ke atas Lembah Celah Angin yang kini telah berubah menjadi rumah jagal.
Suara tembakan telah berhenti. Kini, udara dipenuhi suara yang jauh lebih mengerikan: rintihan ribuan pria yang terluka, tangisan kuda yang sekarat, dan gagak-gagak pemakan bangkai yang mulai berputar di langit, menanti pesta pora.
Zephyr berjalan menuruni bukit bunker, sepatu bot militer barunya menapak di atas tanah yang becek oleh campuran lumpur dan darah. Di belakangnya, Jenderal Gareth dan satu regu pengawal berjalan dengan senjata siaga.
Di parit depan, para prajurit Aethelgard sedang memanjat keluar. Mereka menatap hasil karya mereka dengan wajah pucat. Kegembiraan kemenangan tadi mulai memudar, digantikan oleh mual melihat tumpukan daging cincang di depan mata. Banyak yang muntah di pinggir jalan.
Mereka baru saja membantai idola mereka. Ksatria berbaju besi yang dulu mereka anggap tak terkalahkan, kini tergeletak seperti kaleng penyok.
Seorang Sersan muda sedang mengarahkan senapannya ke kepala seorang ksatria Vexia yang kakinya putus terkena ledakan granat. Ksatria itu merangkak, memohon ampun.
"Mampus kau, Bangsat," geram Sersan itu, jarinya menegang di pelatuk.
"Tahan!"
Suara Zephyr memecah konsentrasi Sersan itu. Dia menoleh, kaget melihat Kaisar sudah berdiri di belakangnya.
"Y-Yang Mulia! Saya hanya membersihkan sampah..."
Zephyr menepis laras senapan itu ke bawah. "Simpan pelurumu. Peluru .303 British harganya mahal. Nyawa dia..." Zephyr menunjuk ksatria yang sekarat itu. "...Gratis."
Gareth maju selangkah. "Yang Mulia, dalam tradisi perang, kita mengeksekusi yang terluka parah dan menawan bangsawan untuk tebusan. Sisanya... biasanya kita jual ke pedagang budak atau kita habisi agar tidak memberontak."
"Tradisi itu bodoh," potong Zephyr dingin. "Tradisi itu yang membuat negara ini miskin."
Zephyr berbalik menghadap pasukannya yang kini berkumpul mengelilinginya. Dia mengaktifkan pengeras suara di kerah rompinya.
"Dengar! Mulai hari ini, tidak ada eksekusi tawanan!"
Zephyr menunjuk ribuan musuh yang menyerah, yang kini duduk berlutut di tengah lapangan dengan wajah ketakutan.
"Lihat mereka! Mereka bukan lagi musuh. Mereka adalah Jalan Raya yang akan kita bangun! Mereka adalah Batu Bata untuk benteng baru kita! Mereka adalah Penambang yang akan menggali emas untuk gaji kalian!"
Mata para prajurit Aethelgard berbinar. Logika itu masuk akal. Mengapa membunuh mereka jika bisa menyuruh mereka bekerja sampai mati?
"Gareth," perintah Zephyr.
"Siap, Yang Mulia!"
"Perintahkan orang-orangmu. Lucuti semua baju besi dan senjata mereka. Kumpulkan kuda yang masih hidup. Ikat mereka sepuluh-sepuluh. Siapa yang melawan, tembak lututnya. Siapa yang patuh, beri mereka makan malam—tapi setengah porsi dari jatah kalian."
"Laksanakan!"
Gareth segera berteriak memberi perintah. Suasana berubah sibuk. Prajurit Aethelgard mulai melucuti zirah besi musuh—besi berkualitas tinggi yang bisa dilebur ulang. Kuda-kuda perang Vexia yang mahal kini menjadi milik kavaleri Aethelgard.
Zephyr berjalan melewati barisan tawanan yang sedang diikat. Dia menggunakan [Mata Penguasa] untuk memindai mereka satu per satu.
Target: Prajurit Infanteri Vexia
Loyalitas: 0 (Takut)
Bakat: Bertani (B), Kuli Bangunan (C)
Target: Ksatria Vexia
Loyalitas: -20 (Benci)
Bakat: Ilmu Pedang (B), Berkuda (A)
Zephyr terus berjalan sampai matanya menangkap sesuatu yang menarik.
Di tengah kerumunan prajurit biasa yang kotor, ada seorang pria paruh baya yang mencoba menyembunyikan wajahnya dengan lumpur. Dia memakai baju prajurit biasa yang jelas-jelas dia curi dari mayat temannya, tapi sepatu bot kulitnya terlalu halus untuk seorang prajurit rendahan.
Zephyr berhenti di depannya.
TARGET: Viscount Griven
Jabatan: Wakil Komandan Ekspedisi Vexia
Loyalitas: -50 (Dendam)
Bakat: Kartografi/Peta (A), Intelijen Militer (B+)
Status: Menyamar.
Zephyr tersenyum miring. "Wah, wah. Lihat apa yang kita temukan di sini. Seekor tikus gemuk."
Zephyr menendang pelan kaki pria itu. "Berdiri, Viscount Griven."
Pria itu tersentak kaget. Dia mendongak, wajahnya pucat pasi. "B-bagaimana kau tahu namaku? Aku hanya prajurit biasa!"
"Jangan menghina kecerdasanku," Zephyr berjongkok, menatap mata pria itu dalam-dalam. "Kau Wakil Komandan pasukan ini. Jenderalmu sudah jadi debu di sana, jadi kau sekarang yang memegang pangkat tertinggi, kan?"
Griven gemetar. Dia sadar penyamarannya sia-sia di hadapan "Mata Iblis" Kaisar ini. Dia akhirnya menegakkan tubuh, mencoba memungut sisa-sisa harga dirinya sebagai bangsawan.
"Baiklah. Aku Griven. Aku menuntut perlakuan sesuai Konvensi Bangsawan! Aku minta sel yang layak, makanan anggur, dan kau bisa minta tebusan 10.000 koin emas ke keluargaku."
Zephyr tertawa. Tawanya renyah tapi tidak sampai ke matanya.
"Konvensi Bangsawan?" Zephyr berdiri, lalu menoleh ke Gareth. "Jenderal, orang ini minta anggur."
Gareth mendengus. "Saya punya air kencing kuda kalau dia mau."
"Dengar, Griven," nada suara Zephyr berubah tajam seperti silet. "Zaman bangsawan sudah berakhir di tanah ini. Kau bukan tawanan VIP. Kau adalah sumber informasi."
Zephyr memberi isyarat pada dua prajuritnya. "Bawa dia ke tendaku. Pisahkan dia dari yang lain. Aku ingin tahu kenapa Republik Vexia—yang biasanya pelit—tiba-tiba mau mengirim 5.000 pasukan hanya untuk merebut tanah tandus ini. Pasti ada sesuatu yang lebih dari sekadar tambang tembaga."
Saat Griven diseret pergi, Zephyr melihat ke arah cakrawala.
Malam telah turun sepenuhnya. Api unggun mulai dinyalakan.
Tiba-tiba, layar sistem [OMNI-STORE] muncul otomatis di depan Zephyr, disertai suara lonceng kemenangan yang merdu.
[BATTLE REPORT: VICTORY]
Musuh Terbunuh: 2.140
Musuh Ditawan: 2.850
Korban Sendiri: 0 (Cedera ringan: 12 - akibat salah cara menembak)
Pencapaian: Flawless Victory
[HADIAH PENCAPAIAN TERBUKA!]
Karena kemenangan telak pertama Anda, Sistem membuka satu fitur spesial dari Tier 2 (Early Access) lebih awal sebagai bonus.
Zephyr menahan napas. Apa itu? Tank? Jet?
[ITEM UNLOCKED: "The Infrastructure Pack"]
Item: Pabrik Semen Instan (Blueprints & Machinery).
Item: Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (Genset Industri 500KW).
Item: Truk Angkut Logistik (M35 series 2½-ton cargo truck).
Zephyr mengepalkan tangannya puas. Ini bukan senjata pembunuh, tapi ini jauh lebih penting. Dengan Semen dan Truk, dia bisa membangun benteng beton dan jalan raya dalam hitungan minggu, bukan tahun.
Namun, kegembiraannya terhenti ketika Alistair berlari terengah-engah dari arah pos komunikasi belakang. Wajah Perdana Menteri muda itu seputih kertas.
"Yang Mulia! Yang Mulia!"
"Ada apa? Tenanglah, kita menang," kata Zephyr.
"Bukan itu..." Alistair menyerahkan gulungan kertas kecil yang dibawa oleh merpati pos super-cepat dari jaringan mata-mata lama. "Kabar dari Ibukota Vexia... dan bukan hanya Vexia."
Zephyr membaca pesan singkat itu. Matanya menyipit.
"Aliansi Tiga Negara (Iron Pact) telah diaktifkan. Kerajaan Besi dan Kesultanan Arad sedang memobilisasi pasukan. Mereka tidak menargetkan perbatasan... mereka menargetkan Pelabuhan Utara."
Zephyr meremas kertas itu hingga hancur.
Pelabuhan Utara adalah satu-satunya akses Aethelgard ke laut. Jika itu diblokir, Aethelgard akan terisolasi total dan mati perlahan.
"Mereka tidak main-main," gumam Zephyr. "Vexia hanyalah umpan. Serangan sebenarnya ada di laut."
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪