Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 Ke kampung Rawasari dan membeli mobil
Satu jam sudah berlalu, akhirnya bis yg di tunggu-tunggu pun tiba, Lea dan keempat adik nya pun menaiki bis tersebut dengan posisi duduk paling belakang
"Aku sudah tidak sabar mau ketemu nenek dan kakek kak." Ucap Sasa.
"Sebentar lagi kita ketemu nenek kakek kok dek, sabar ya." Ucap Lea.
"Iya kak." Ucap Sasa mengangguk.
Jarak waktu ingin ke kampung Rawasari dari desa di kabupaten sebenar nya tidak terlalu jauh hanya memakan waktu satu jam setengah kalau menggunakan bis.
Di karena kan Lea sibuk bekerja mencari uang untuk adik-adiknya, hingga membuat Lea tidak sempat membawa adik nya mengunjungi kakek nenek nya, dulu kakek Rahman dan nenek sarimah pernah memaksa mereka untuk tinggal bersama beliau, tapi Lea menolak dengan alasan tidak ingin membebani kakek dan nenek nya yg sudah tua tersebut.
Kini tujuan Lea hanya ingin membahagiakan adik-adiknya dan juga kakek nenek nya, karena hanya beliau berdua yg begitu baik pada mereka, ibu mereka adalah anak tunggal kakek Rahman dan nenek sarimah, Lea bertekad akan membawa serta kakek dan nenek nya untuk tinggal ke kota bersama mereka kedepan nya.
Setelah satu jam setengah mereka di dalam bis, akhir nya mereka semua sampai di tepi jalan gapura kampung Rawasari, penduduk kampung Rawasari tidak terlalu ramai, hanya ada 50 KK itu pun rumah nya sangat berjarak, tidak ada yg berdekatan dengan para tetangga, jarak ke tetangga satu dan tetangga 2 sekitar 100 meter bahkan lebih.
Di pinggir jalan tak jauh dari gapura kampung Rawasari terdapat supermarket yg lumayan besar, Lea berniat akan belanja bahan makanan terlebih dahulu untuk di bawa ke rumah kakek nenek mereka yg letak nya agak kedalam kampung tepatnya di bawah kaki gunung, dari gapura ke rumah kakek nenek nya mereka harus menempuh jarak sekitar 3 KM berjalan kaki, jarak yg lumayan jauh untuk mereka lalui, beruntung jalan kampung tersebut sudah aspal sampai ke kaki gunung walaupun lebar jalan nya hanya 2 meter.
"Felix, Zero, Sasa, ayo kita ke supermarket yg disana terlebih dahulu, kakak mau belanja buat kebutuhan kita di rumah kakek nenek, ayo bantu kakak, kalian bisa pilih sendiri mau yg mana mau makan apa, terserah, kalian gak usah takut uang kakak habis, karena kakak gak akan kehabisan uang sama sekali." Ucap Lea tersenyum.
"Apakah uang kakak sangat banyak.?" Ucap Sasa.
"Ya, sangat banyak, bahkan kakak sudah punya usaha sendiri, maka nya dulu kita hidup hemat karena kakak baru merintis usaha, tapi sekarang usaha kakak sudah maju pesat dan menghasilkan uang yg sangat banyak." Ucap Lea terpaksa berbohong, agar adik-adiknya tidak Bertanya-tanya dimana dirinya mendapatkan uang yg sangat banyak.
"Apa aku juga boleh membeli apa yg aku mau kak.?" Ucap Felix dan di angguki oleh Zero.
"Tentu saja boleh." Ucap Lea pada Felix dan Zero.
Felix dan Zero sumringah mendengar hal itu, mereka percaya bahwa kakak nya sudah kaya saat ini.
"Ayo bang kita beli cemilan yg banyak untuk ngemil di rumah kakek dan nenek." Ucap Zero dengan mata berbinar-binar.
"Ayo." Ucap Felix.
Empat bersaudara itu pun menuju ke supermarket besar tersebut sambil menyeret koper mereka dan juga tas mereka.
Sesampainya di supermarket, mereka pun memborong makanan ringan, bahan-bahan pokok seperti minyak, beras 10 kg, gula, kopi dan lain-lain, tiga keranjang dorong penuh dengan belanjaan mereka.
Setelah membayar dan belanjaan mereka pun di kemas dengan rapi, kini mereka semua sedang kebingungan untuk membawa barang-barang mereka, apalagi di dekat kampung Rawasari tidak ada ojek sama sekali, sedangkan mereka membawa barang-barang yg cukup banyak.
"Kak, bagaimana kita membawa semua ini.?" Ucap Felix kebingungan.
"Kakak juga lupa." Ucap Lea tertawa.
Mereka semua pun tertawa dengan kekonyolan mereka yg kalap kala berbelanja tapi tak tau cara membawa nya pulang.
"KENAPA NONA TIDAK MEMBELI MOBIL SAJA NONA."
"Bener juga, tapi aku tidak bisa mengemudi tem, lagipula di mana ada orang menjual mobil di daerah sini." Gumam Lea dengan suara yg sangat kecil.
"NONA CUKUP BERBICARA DALAM HATI SAJA NONA AGAR TIDAK DI SANGKA GILA KOMAT KAMIT."
"Astaga nih sistem, bisa-bisa nya ngerti hal begituan." Ucap Lea pada sistem.
Lea pun akhirnya mengobrol bersama sistem lewat pikiran.
"Tem, dimana ada showroom mobil.?" Ucap Lea.
"DI HADAPAN NONA DEPAN SUPERMARKET ITU ADALAH SHOWROOM MOBIL."
"Sejak kapan showroom mobil itu beroperasi,? Perasaan waktu itu masih jadi tokoh pakaian deh." Ucap Lea bingung.
"Lalu, bagaimana aku mengendarai mobil itu nanti nya tem, aku tidak bisa menyetir." Ucap Lea frustasi.
"NONA TINGGAL SEBUTKAN RAMUAN SKILL MENGEMUDI TINGKAT DEWA."
Lea pun mempraktikkan apa yg di katakan sistem, dan sebuah botol ramuan kecil pun muncul di telapak tangan Lea.
Tanpa pikir panjang Lea pun menenggak habis isi di dalam botol kecil itu, tak lama kemudian tata cara menggunakan berbagai kendaraan darat, laut maupun udara pun menyatu dalam ingatan nya.
AARGHH
Lea menjerit sebab rasa sakit dari menyatu nya skill tersebut.
Adik-adik nya pun panik melihat sang kakak seperti menahan sakit sambil memegang kepala nya.
"Kak, kakak kenapa kak.?" Ucap adik-adiknya berteriak serempak yg tadi Nya mereka duduk lesehan di depan supermarket langsung berdiri seketika dan menghampiri Lea yg sedang berdiri di bawah pohon dekat tepi jalan raya.
Tadi nya mereka berpikir sang kakak sedang ingin mencari informasi cara membawa belanjaan mereka, mendengar kakak nya berteriak tiba-tiba, sontak membuat mereka menoleh dengan khawatir, satu persatu pun mendekati Lea.
Beberapa saat kemudian rasa sakit itu pun reda dan berganti dengan rasa hangat yg menyenangkan dan kepala nya yg tadi nya sakit tiba-tiba terasa ringan.
Lea pun mendongak melihat adik-adiknya yg berada di dekat nya.
"Kalian tunggu sebentar di sini ya, kakak mau ke showroom bentar." Ucap Lea yg tiba-tiba menyebrang, kebetulan keadaan jalan lagi sepi.
Lea pun memasuki showroom tersebut, tanpa pikir panjang ia pun membeli sebuah mobil merk all new kijang Innova yg memiliki kursi 6 .
Setelah mengurus surat kepemilikan, Lea pun Langsung menjalan kan mobil mewah nya tersebut dengan tersenyum bahagia.
"Akhirnya aku bisa menyetir juga." Ucap Lea tertawa kecil.
Lalu Lea pun menuju dimana adik-adiknya berada saat ini.
TIN
TIN
Ketiga adik nya pun hanya menoleh sekejap lalu melihat ke arah gedung showroom lagi.
"Kakak lama sekali ya bang." Ucap Sasa pada Felix.
"Kok tidak ada yg bergerak sih.?" Ucap Lea.
" Loh kakak kok turun dari mobil itu,? Ucap Sasa penasaran.
"Itu mobil kita, ayo angkut barang-barang kita ke dalam mobil, ini sudah mau tengah hari." Ucap Lea lalu membawa barang-barang mereka dan memasukkan nya ke dalam mobil tersebut.
Adik-adik nya pun hanya mengikuti dirinya yg saat ini sudah mengangkut barang-barang dan memasukkan nya ke bagasi mobil yg juga memenuhi area tempat duduk paling belakang.
Mungkin nanti saja baru bertanya, begitu lah isi pikiran ketiga adik Lea.
Bersambung.