NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Sangkara

Pembalasan Dendam Sangkara

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: apriana inut

Sangkara, seorang pemuda yang menjadi TKI di sebuah negara. Harus menelan pil pahit ketika pulang kembali ke tanah air. Semua anggota keluarganya telah tiada. Di mulai dari abah, emak dan adek perempuannya, semuanya meninggal dengan sebab yang sampai saat ini belum Sangkara ketahu.

Sakit, sedih, sudah jelas itu yang dirasakan oleh Sangkara. Dia selalu menyalahkan dirinya yang tidak pulang tepat waktu. Malah pergi ke negara lain, hanya untuk mengupgrade diri.

"Kara, jangan salahkan dirimu terus? Hmm, sebenarnya ada yang tahu penyebab kematian keluarga kamu. Cuma, selalu di tutupin dan di bungkam oleh seseroang!"

"Siapa? Kasih tahu aku! Aku akan menuntut balas atas semuanya!" seru Sangkara dengan mata mengkilat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriana inut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Matahari sudah mulai menunjukkan cahayanya, kepala desa dan para warga pun mulai berjalan menuju bukit yang berada di belakang desa. Mereka semua ingin memastikan bunyi tembakan yang terdengar dini hari tadi. Apakah itu bunyi tembakan orang yang tengah berburu atau memang ada tembakan dari penjahat yang sudah membuat desanya kacau serta tidak aman.

Jalanan yang cukup terjal dan licin tidak menghentikan langkah kepala desa dan para warga tersebut. Mata mereka menatap awal sekitar bukit, mencari sesuatu yang mungkin menjadi jawaban atas apa yang mereka cari.

“Pak, kita mencar aja! Kalau berkelompok kayak gini gak bakal ketemu!” seru salah satu warga memberi saran kepada kepala desa.

“Setuju, pak!” sahut yang lain.

Karena saran dari warga, akhirnya kepala membagi menjadi kelompok. Tiga kelompok tersebut langsung memencar mencari asal suara tembakan dini hari tadi. Cukup lama mereka berkeliling, belum ada jawaban ada apa yang mereka cari. Hingga suara teriakan langsung mencuri perhatian mereka.

“Hei, siapa itu yang teriak? Ayoo kita cari cari!!!”

Kepala desa dan para warga yang tadi terbagi menjadi tiga kelompok kembali bergabung menjadi satu. Mereka mendatangi asal suara dimana jeritan itu terdengar. Mata mereka terbelalak, dan tidak sedikit yang langsung memalingkan wajahnya. Mereka benar-benar terkejut melihat apa yang ada di depan mereka saat ini. Seorang wanita tergantung di atas pohon, dengan mata dan mulut tertutup rapat.

“I-itu masih hidup! Ayoo turunin!” seru pak kades melihat bahu wanita itu naik turun, yang menandakan dia masih bernapas.

Semua warga bergerak cepat, saling bahu membahu menurunkan wanita yang tidak mereka ketahui identitasnya. Sementara di pohon besar tempat wanita itu di gantung, terdapat bekas tembakan. Walau tidak menembus, namun cukup membuar warga desa merinding.

“Masih hidup kan?” tanya pak kades setelah wanita itu berhasil diturunkan dari pohon besar.

“Masih, pak kades.”

“Ya udah, kita bawa ke puskesmas!” seru pak kades melirik sejenak kearah pohon besar yang terdapat bekas tembakan.

Salah satu warga yang masih muda dan bertubuh besar mengambil alih untuk mengangkat tubuh wanita itu. Dia langsung mengangkat tanpa membuka ikatan pada tubuh, mata dan juga mulut wanita tersebut. Seakan dia tengah berjuang dengan waktu, agar cepat tiba di puskesmas.

Wanita itu masih tidak disadarkan diri walau sudah di bawa lari oleh warga desa. Ketika tiba di puskesmas, semua tali atau kain yang mengikat di tubuhnya langsung di buka. Dokter puskesmas dan juga kepala desa serta warga tampak saling pandang dengan dahi mengernyit. Mereka semua tidak mengenal wanita yang ternyata masih muda tersebut.

“Pak, dia siapa? Apakah bapak mengenalinya? Kalau tidak, lebih baik lapor polisi saja! Soalnya ini sudah termasuk tindak pidana,” tanya dokter sambil melakukan pertolongan pertama pada wanita muda itu.

“Polisi? Memangnya harus ya dok? Kalau kita hubungi polisi, saya takut  desa ini…”

“Pak kades, gak usah mikirin penghargaan lagi atuh pak kades. Kan sudah berulang kali desa kita menang, masa kasus-kasus yang terjadi sekarang harus di tutupin juga? Lagian juga, pak kades mau tanggung jawab kalau ada apa-apa. Dan juga mau ganti rugi hewan ternak yang meninggal serta sawah yang rusak?” seru salah satu warga.

Kepala Desa yang bernama Yadi itu tampak bingung. Dia menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali. “Ya sudah, kita lapor polisi! Tapi untuk kasus yang dulu, saya harap kalian rahasiakan! Jangan sampai polisi curiga!”

Walau ragu, warga desa menganggukkan kepalanya. Sementara dokter yang baru satu tahun bertugas di desa itu mengernyitkan dahinya. Sepertinya banyak rahasia yang tersimpan di desa tempatnya berkerja tersebut.

Perlahan namun pasti, mata wanita itu terbuka pelan. Dia langsung bangkit dan hendak berlari, seperti sangat ketakutan.

“Mbak… Mbak… Tenang dulu! Tenang ya mbak? Di sini aman kok!” ujar dokter menahan tubuh wanita itu agar tidak banyak bergerak.

“A-aku dimana? Ampunin aku! Aku ngaku salah, aku tidak akan mengulanginya lagi! Maafkan aku!!!”

“Mbak, tenang ya? Mbak sekarang ada di puskesmas. Mbak sudah aman, mbak sudah selamat. Tadi pak kades dan warga menemukan mbak di bukit belakang. Jadinya, mbak di bawa ke sini untuk mendapatkan perawatan. Mbak tenang dulu ya?”

Wanita itu menganggukkan kepalanya. Tetapi matanya masih menatap liar sekelilingnya. Dia masih takut dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Melihat wanita itu tenang, dokter itu keluar untuk memanggil kepada desa dan warga untuk mencari infomasi mengenai jati diri wanita tersebut.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^’

Sangkara yang baru terbangun di jam 8 pagi, langsung melakukan aktifitas sehari-harinya. Jika kemaren-kemaren dia tampak sulit mengendalikan emosinya. Tetapi sekarang, dia sudah tampak lebih santai serta menjalankan hidupnya. Seolah dirinya sudah menerima takdir yang terjadi pada dirinya.

Setelah bersih-bersih dan menikmati secangkir kopi. Sangkara bangkit dan berjalan keluar rumahnya. Dia berniat untuk membeli nasi serta lauk pauk untuk dimakan di pinggir sungai. Setelah di ajak satu kali oleh sahabatnya untuk memancing, dia menjadi ketagihan.

“Kara, mau kemana?” sapa seorang ibu-ibu yang rumahnya tidak jauh dari rumah Sangkara.

“Mau beli makan terus mancing, bu. Saya duluan ya bu?” sahut Sangkara hendak kembali melanjutkan lagi langkahnya yang tertunda.

“Eh, Kara! Kamu malam tadi gak dengar ya?”

Badan Sangkara memutar, mengarah kepada ibu tetangganya. “Dengar apa ya bu? Emang ada suara apa? Ada kebakaran kah?”

“Bukan atuh Kara! Malam tadi teh ada suara tembakan! Masa kamu gak dengar?”

“Tembakan?” ulang Sangkara. “Gak dengar saya, bu? Jam berapa? Padahal saya pulang jam 9 malam.”

“Jam dua atau 3 dini hari, Kara. Masa kamu gak dengar? Suaranya dari bukit di belakang rumah kita?”

Kepala Sangkara menggeleng pelan, “gak bu, saya gak dengar! Emang ada penjahat ya bu? Atau kayak di film-film itu, yang ada mafia-mafia berlarian di hutan.”

“Ssssst, aaah!” Ibu iTu mengibaskan tangannya, menghalau perkataan Sangkara yang tidak masuk akal. “Kamu mah jangan sembarangan ngomong! Eh, tapi kata suami saya. Ada wanita tergantung di pohon di tengah bukit sana!”

“Wanita, bu? Kuntianak?”

“Eeeeeh, kok malah kuntianak sih? Ini mah wanita asli, Kara! Sekarang di bawa ke puskesmas. Suami saya baru saja berangkat ke sana, buat cari tahu!”

“Lah ibu gak ikutan ke sana?”

“Gak aaah, saya takut.”

“Takut apa, bu? Yuuuk, kita ke sana yuk? Kita cari tahu. Biar ada bahan gosipan, jadi ibu bisa terus update gosip terbaru!” ajak Sangkara.

Ibu itu tampak berpikir, dia pun meletakkan sapu yang sejak tadi berada di tangannya. “Ayoo lah!” sahutnya dengan semangat.

Sangkara tersenyum tipis, ‘desa ini perlahan akan kacau. Dan ibu-ibu seperti ini yang akan membuat desa ini tambah gaduh. Aku sangat senang dan menikmati semuanya!'

1
Nurhartiningsih
waduh...jangan2 dokter Adit bagian dari mrk..
Pelita: Hmm, mungkin kali ya kak...? Tunggu aja bab berikutnya...

Hmm... Mungkin kali ya kak? Jawabannya tunggu di bab selanjutnya...😁
total 1 replies
Taufik Ukiseno
Karya yang keren.
Semangat untuk authornya... 💪💪
Taufik Ukiseno
😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!