Pendekar Penguasa Sepuluh Ribu Semesta

"Eksekusi!"

Mengikuti perintah seruan itu, lima bilah pedang mengayun secara bersamaan.

Pedang-pedang itu menebas cepat, memenggal lima kepala yang kemudian jatuh secara bersamaan—bergelinding di tanah.

Tubuh yang sudah tanpa kepala, masih terduduk untuk beberapa saat sebelum akhirnya terkulai tidak berdaya. Darah menyembur deras dari leher yang terpenggal, menebar aroma besi berkarat yang menusuk hidung. Mereka yang ada di sekitar, basah bermandikan semburan darah itu.

Mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi—mata mereka masih tertutup, pertapaan mereka masih berlanjut. Dengan lima orang barusan, total sudah tiga puluh orang yang tewas di tangan para pengkhianat kejam ini. Bahkan disaat mereka memenggal kepala orang yang mereka kenal sejak lahir, mata para algojo itu tidak bergeming sedikitpun.

Kepala desa masih tidak berbicara sepatah katapun. Matanya memerah, hatinya bergejolak, jiwanya meronta seperti hendak menerobos dari tubuh fisiknya. Satu persatu generasi muda tewas didepan matanya sendiri.

Seandainya bisa, ia akan menggantikan posisi mereka tanpa ragu atau pun mengeluh.

Tapi Mak Ijah tentu tidak akan membiarkan Pak Ghandi mati begitu saja. Bahkan jika rahasia itu berhasil didapatkan, Pak Ghandi tetap tidak boleh mati sebelum semua dendam dalam hatinya terpuaskan.

Kondisi saat ini adalah salah satu siksaan yang sudah direncanakan olehnya jauh-jauh hari untuk memberikan tekanan secara mental dan psikologis kepada Pak Ghandi secara perlahan.

Sebetulnya bukannya Pak Ghandi tidak mau mengatakan apa pun mengenai rahasia itu, tapi karena ia memang tidak bisa!!

Rahasia itu, akan menciptakan perang di seluruh dunia karena semua kekuatan besar pasti akan memperebutkan rahasia luar biasa itu.

Seribu tahun yang lalu, ada sebuah organisasi besar yang menguasai seluruh dunia.

Tiga benua, enam samudra, seratus empat puluh dinasti, dan seribu organisasi tunduk seutuhnya pada satu organisasi besar yang baru muncul.

Semua perintah dan aturan mereka, bagaikan sabda langit yang harus dipatuhi.

Pada awalnya, dunia ini berada pada kekacauan karena tidak ada yang mengatur secara keseluruhan.

Perang berkecamuk dimana-mana, rakyat kecil menderita, korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya terus berjatuhan. Mayat-mayat tak dikenal tergeletak di setiap sudut jalan.

Ditengah dunia yang kacau seperti itu, tiba-tiba muncul seorang pendekar yang sangat sakti.

Ditemani dengan pedang besar hitam miliknya, dia terus membela rakyat kecil dan memberikan mereka hidup yang lebih baik.

Seiring berjalannya waktu, nama pria itu semakin terkenal dan banyak orang yang mulai mengikuti dan bersumpah setia kepadanya.

Semakin banyak orang yang mengikutinya, maka semakin sulit juga untuk menjaga kelompok itu tanpa sebuah nama yang menyatukan mereka. Karena itulah, pria itu membuat sebuah organisasi yang bernama Fraksi Rajawali Penentang Surga.

Fraksi itu semakin hari terus tumbuh semakin kuat, banyak kekuatan besar yang mereka kalahkan dan semua pejabatnya dieksekusi.

Setelah mengeksekusi para pejabat sebelumnya, fraksi ini akan menyediakan pengganti para pejabat dan penguasa kekuatan-kekuatan besar itu dengan orang dari fraksi Rajawali Penentang Surga. Dengan metode ini, hanya dalam waktu sepuluh tahun fraksi itu sudah bisa menguasai seluruh dunia seutuhnya.

Pada abad-abad awal fraksi ini berkuasa, dunia menjadi jauh lebih baik. Manusia bisa hidup berdampingan dengan damai dan tidak ada lagi rakyat kecil yang menderita. Kejahatan jauh menurun dan seluruh dunia memasuki masa yang sangat makmur.

Walaupun terkadang ada beberapa konflik, namun ketika fraksi turun tangan, maka konflik itu akan selesai dengan damai.

Di setiap sudut dunia ini akan ada anggota dari fraksi tersebut untuk mengawasi, bahkan di tempat yang paling terpelosok sekalipun.

Kedamaian dunia pada masa itu tanpa disadari memberikan kesempatan bagi benih-benih ketamakan untuk tumbuh. Banyak orang yang bergabung hanya untuk memanfaatkan kekuasaan dari fraksi Rajawali Penentang Surga.

Mereka yang memiliki niatan busuk seperti itu berjumlah sangat banyak. Bahkan jika di hitung dengan teliti, hampir delapan puluh persen orang didalam fraksi Rajawali Penentang Surga adalah orang-orang tamak dan rakus.

Perlahan mereka saling berinteraksi dan membuat beberapa skandal tersembunyi.

Namun pada akhirnya, mereka tidak berani bertindak secara terbuka karena takut akan kekuatan orang yang berada di puncak fraksi itu.

Pria itu, Bagjo, mampu membunuh jutaan orang hanya dengan satu jurus pedang besarnya.

Setelah menelusuri latar belakang Bagjo secara mendalam dan menyeluruh, mereka mengambil kesimpulan bahwa sumber kekuatan Bagjo berhubungan dengan asal-usul pedang besar hitam tanpa nama di tangannya.

Dahulu Bagjo hanyalah seorang gelandangan yang bahkan tidak bisa mengangkat tinju. Hingga suatu hari ia menghilang selama bertahun-tahun.

Pada saat ia kembali, kemampuan beladirinya sudah berada di tingkatan yang di luar akal sehat. Mengamuk kemanapun ia pergi, pedang besar berwarna hitam pekat selalu menemani setiap langkah gemilangnya.

Setelah mengetahui sumber kekuatan Bagjo, mereka lalu menyusupkan beberapa kaki tangan ke markas pusat Fraksi Rajawali Penentang Surga.

Pada Akhirnya, salah satu kaki tangan mereka berhasil mengambil hati Bagjo dan menjadi salah satu selir yang dengan setia melayani Bagjo di markas pusat.

Pada dasarnya Bagjo adalah orang yang tulus dan jujur. Dia tidak pernah curiga sedikitpun dengan orang lain. Sifatnya yang seperti inilah yang dimanfaatkan oleh serigala-serigala lapar di sudut kegelapan.

Sang selir memasukan semacam racun ke dalam setiap makanan dan minuman yang di konsumsi Bagjo setiap harinya. Racun itu tidak berasa, tidak berbau, dan tidak merubah sifat makanan dan minuman apapun yang terkontaminasi olehnya.

Bagjo yang memiliki tingkatan beladiri yang sangat mumpuni tentu saja memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap racun. Sehingga efek dari racun itu sama sekali tidak memberikan dampak apa-apa bagi tubuh Bagjo—pada awalnya.

Tapi, setelah seratus tahun Bagjo mengkonsumsi racun itu secara terus-menerus, efeknya mulai terlihat.

Bagjo yang tadinya gagah perkasa, kini mulai menunjukan tanda-tanda penuaan. Rambutnya mulai memutih, badannya mulai membungkuk, dan matanya mulai rabun.

Pada saat itulah Bagjo mulai menyadari ada yang salah dengan tubuhnya.

Bagi seseorang setingkat dirinya, menua adalah hal yang sudah bisa dibilang tidak akan terjadi dalam waktu seribu tahun. Tapi sekarang, tanda-tanda itu muncul.

Berdasarkan kecurigaan itu, diam-diam Bagjo mendatangi tempat dimana dia mendapatkan kekuatan. Disana ada seseorang yang sedang bertapa, orang itu adalah gurunya Bagjo.

Dengan bantuan gurunya, Bagjo berhasil mengetahui bahwa didalam tubuhnya terdapat sejenis racun yang bisa menghilangkan kekuatan beladiri seseorang.

Setelah memeriksa dan menjelaskan kondisi tubuh Bagjo, gurunya kembali bertapa tanpa memberitahukan cara mengatasi racun ini. Hal ini hanya berarti satu hal,

Racun itu sudah tidak bisa di obati!

Bagjo yang menyadari hidupnya tidak akan lama lagi, segera kembali ke markas fraksi Rajawali Penentang Surga miliknya. Diam-diam ia memerintahkan tiga orang pengikut setianya untuk segera datang ke markas pusat.

Ketiga orang itu tidak memiliki kemampuan beladiri yang tinggi, namun kesetiaan ketiga orang itu adalah yang paling tidak bisa diragukan di antara semua pengikut fraksi lainnya. Mereka bertiga sudah mengikuti Bagjo sejak pertama Bagjo kembali dari pelatihan beladiri.

Ketiga orang itu adalah Arsa, Pono, dan Gito.

Segera setelah Bagjo bertemu dengan mereka, ia tidak mengucapkan sepatah katapun, hanya sebuah perintah tanpa ada penjelasan, menyerahkan tiga cincin kepada ketiga orang mengikuti setianya itu.

"Pergilah. Bawalah keluarga kalian ketempat yang paling sepi dan jangan pernah menunjukan indentitas dan wajah kalian sampai kalian tutup usia."

Usai Bagjo memberikan perintah itu, ketiga orang itu tidak menjawab sedikitpun dan langsung pergi meninggalkan Bagjo. Mereka bertiga lalu mengumpulkan keluarga mereka sebelum akhirnya bersama-sama menuju lembah tiga gunung di benua paling terpencil di antara tiga benua—Benua Fisik.

Beberapa tahun setelah kepergian ketiga orang itu, pemberontakan bergejolak diseluruh dunia. Fraksi Rajawali Penentang Surga yang berkuasa selama lima abad akhirnya hancur.

Bagjo tewas ditengah pemberontakan itu, Ia mati ditangan selir yang paling ia percayai.

Setelah kehancuran fraksi Rajawali Penentang Surga, para pemberontak itu tidak berhenti berperang. Mereka saling berebut harta peninggalan fraksi Rajawali Penentang Surga.

Dari awalnya ada seratus empat puluh dinasti dan seribu organisasi besar, hanya tersisa empat dinasti dan dua belas organisasi besar.

Namun, walaupun mereka berhasil membagi harta kekayaan peninggalan fraksi Rajawali Penentang Surga, tidak ada satupun yang bisa menemukan catatan teknik beladiri dan pedang besar milik Bagjo.

Semua yang dicari oleh kekuatan besar diseluruh dunia, saat ini berada di desa terpencil ini, desa Lembah Tiga Gunung.

Jika rahasia ini tersebar, tentu saja dunia akan bergemuruh dan korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya akan berjatuhan sekali lagi.

Karena itulah, Pak Ghandi tidak akan memberi tahu sekumpulan pengkhianat itu dimana ketiga cincin itu disembunyikan. Bahkan jika harus mengorbankan seluruh penduduk desa.