NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Mafia

Terjerat Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Masatha.

"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.

"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.

Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.

Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.

Visual cek di Instagram Masatha2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Begitu masuk ke dalam kabin pesawat, Liora menarik napas.

Daichi.

Bukan hanya kehadirannya yang mengejutkan, tapi juga penampilannya. Liora sampai terpaku beberapa detik, sulit percaya dengan apa yang ia lihat. Lelaki itu tidak lagi dibalut aura gelap seperti biasanya. Celana panjang putih rapi membingkai kakinya, kaos putih sederhana yang bersih, ditambah jaket biru laut yang kontras dengan kulit pucatnya. Semua tampak santai namun memesona—seperti idol K-pop yang baru keluar dari majalah fashion.

Senyum tipis merekah di bibirnya, bukan seringai misterius yang biasa. Senyum yang hangat, hampir menenangkan, namun justru membuat Liora semakin gelisah.

“Duduklah,” ucap Daichi, suaranya ringan tapi tetap mengandung dominasi. “Kursi di sampingku sudah aku pesan khusus untukmu.”

Liora menahan napas. Tidak ada jalan lain, ia pun duduk. Bahunya kaku, jantungnya berdetak kencang, tapi matanya tetap tak bisa menahan diri untuk melirik penampilan lelaki itu.

“Kenapa… pagi ini berbeda, Kak?” tanyanya akhirnya, suara pelan penuh keraguan. “Biasanya kamu selalu serba hitam, dingin, gelap… tapi sekarang… seperti orang lain.”

Daichi menoleh, sorot matanya teduh namun tetap menyimpan sesuatu yang berbahaya. “Mana yang kamu lebih suka? Aku yang gelap dan menakutkan, atau aku yang cerah begini?”

Pertanyaan itu menohok. Liora tercekat, mulutnya terbuka namun tak ada jawaban keluar. Ia menunduk, mencoba menghindar.

“Aku… tidak tahu,” jawabnya jujur, hampir berbisik.

Daichi terkekeh pelan, mencondongkan tubuh mendekat. Aroma segar parfum laut bercampur dengan sisa tembakau yang samar, kombinasi aneh yang justru membuat Liora semakin sulit bernapas.

“Karena keduanya sama-sama membuatmu tertarik, bukan?” suaranya merendah, nyaris seperti godaan.

Wajah Liora memanas, ia buru-buru menoleh ke arah jendela, berpura-pura sibuk memperhatikan pramugari yang sedang bersiap. Namun tangannya di pangkuan gemetar halus. Ia benci mengakuinya, tapi benar—baik sisi gelap Daichi maupun sisi cerah ini, keduanya sama-sama menawan dengan cara berbeda.

Daichi tidak menekan lebih jauh. Ia hanya duduk santai, menyilangkan kaki, lalu menatap keluar jendela seolah perjalanan ini hanyalah liburan singkat. Tapi ada kilatan di matanya, seakan ia tahu betul bahwa Liora sedang berperang dengan dirinya sendiri.

Pesawat mulai bergerak, suara mesin bergemuruh. Liora menggenggam erat sabuk pengamannya, berusaha menenangkan diri. Namun keberadaan Daichi di sisinya, dengan aura baru yang memikat, justru membuatnya lebih tegang dibandingkan saat berada di rumah dengan semua kegelapan lelaki itu.

Liora duduk gelisah, matanya tak henti melirik lelaki di sampingnya. Senyum manis Daichi pagi ini seolah menutupi bayangan mencekam yang ia bawa semalam. Namun semakin lama Liora menatapnya, semakin banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya.

Ia mengingat sesuatu—setangkai mawar merah segar yang ditemukan di meja riasnya pagi tadi. Tidak ada yang tahu dari mana asalnya, bahkan tidak mungkin ada yang masuk ke kamarnya tanpa ia sadari.

Dengan ragu, Liora akhirnya bertanya, suaranya hampir berbisik. “Kak… jam berapa sebenarnya kamu masuk ke kamarku tadi pagi?”

Daichi menoleh, sorot matanya tajam namun santai. “Sekitar jam dua malam,” jawabnya datar, seolah itu hal biasa. “Aku tidak bisa tidur. Jadi aku masuk… ingin memeluk pacarku. Dan… menciumnya.”

Liora terpekik pelan, tubuhnya kaku seketika. Wajahnya pucat, tangannya mencengkeram lengan kursi. Napasnya tercekat. Jadi… mimpi itu. Mimpi tentang bibir yang menekan paksa, ciuman yang membuatnya hampir sesak napas—ternyata bukan mimpi. Itu kenyataan.

“Tidak… mungkin…” gumamnya, hampir tak terdengar.

Daichi tersenyum samar, kali ini bukan senyum hangat, melainkan seringai yang penuh penguasaan. “Kenapa? Bukankah kamu menikmatinya?”

Pipi Liora memanas, darah berdesir di telinganya. Antara malu, marah, dan takut, semua bercampur jadi satu. Ia menoleh, menatap lurus ke depan, tak berani menatap Daichi lagi. Tuhan… jadi semalam aku benar-benar dipeluknya… dicium hingga aku tidak bisa bernapas…

Tapi Liora tidak merasakan hal aneh dalam tubuhnya, dia yakin jika Daichi hanua sebatas itu tak sampai merenggut kesuciannya.

"Terus pulang jam berapa?"

"Jam 4."

Dengan suara gemetar, ia memohon, “Kak Daichi… nanti kalau sudah sampai Jakarta, apalagi di depan Elvara… tolong… kita pura-pura tidak saling kenal. Aku tidak ingin dia curiga.”

Daichi menatapnya lama, tanpa ekspresi. Wajahnya dingin, datar, bahkan terlalu tenang. Ia tidak langsung menjawab, hanya menatap ke luar jendela sejenak, seakan menimbang sesuatu.

Akhirnya, ia mengangguk perlahan. “Baik. Kalau itu yang kamu mau.”

Jawaban itu terdengar sederhana, tapi entah kenapa justru membuat Liora semakin gugup. Karena ia tahu—Daichi bukan tipe yang bisa ditebak.

Pesawat berguncang ringan, tanda akan segera lepas landas. Liora memejamkan mata, mencoba menenangkan diri. Namun dalam pikirannya, bayangan ciuman itu terus terulang, semakin nyata. Ia merasa terperangkap, semakin sulit membedakan mana batas mimpi dan kenyataan, mana batas aman dan bahaya.

Sementara Daichi, dengan tenang menyandarkan kepalanya, seakan semua baik-baik saja. Seolah mereka benar-benar pasangan normal yang sedang berlibur, bukan dua orang yang terikat dalam hubungan penuh rahasia dan kegelapan.

Pesawat akhirnya mendarat di Jakarta. Suasana bandara riuh, orang-orang bergegas dengan koper masing-masing. Liora menarik napas lega, sedikit berharap perjalanan ini menutup babak mencekamnya dengan Daichi.

Namun saat keluar dari pintu kedatangan, matanya sempat menangkap sosok itu. Daichi berjalan cepat, wajahnya tanpa ekspresi, langkahnya tegas. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Liora—seolah-olah memang berniat menghilang sebelum Elvara sempat menyadari keberadaannya.

Liora terdiam, menatap punggung tegap itu hingga menghilang di antara kerumunan. Ada rasa aneh di dadanya, campuran lega sekaligus sesak. Kenapa dia pergi begitu saja? Apa benar dia tidak ingin Elvara tahu kalau dia sudah pulang?

“Liora!!”

Suara riang itu membuatnya tersentak. Elvara berlari kecil, rambut panjangnya bergoyang lucu, lalu langsung melompat memeluk Liora erat-erat.

“Ya Tuhan, aku kangen banget! Rasanya apartemen tuh sepi banget tanpa kamu!” Elvara merajuk, wajah manisnya benar-benar seperti anak kecil yang menemukan boneka kesayangannya kembali.

Liora terkekeh pelan, mencoba menutupi keresahannya. “Hei, jangan lebay. Kamu kan ada Zefran sekarang. Jadi tetap ada yang nemenin, kan?”

Pipi Elvara merona, lalu ia menutupi wajahnya dengan tangan sambil tertawa malu. “Dasar kamu! Tapi serius, rasanya beda. Kamu itu sahabatku, Lio. Kalau kamu nggak ada, apartemen berasa kosong banget.”

Sepanjang jalan menuju parkiran, Elvara tidak berhenti bercerita. Tentang tugas kuliah yang menumpuk, tentang Zefran yang belakangan lebih perhatian, tentang hal-hal remeh yang membuat suasana jadi ringan.

Liora hanya tersenyum mendengarkan, meski pikirannya masih terpaut pada lelaki yang tadi melesat pergi. Elvara… kalau kamu tahu sisi gelap kakakmu, apa kamu masih bisa tertawa selepas ini?

“Eh iya!” seru Elvara sambil menepuk tangannya. “Di rumah aku sudah siapkan makanan enak-enak buat nyambut kamu pulang. Ada sup kesukaanmu, ada cake juga. Pokoknya kamu harus makan banyak, jangan kurus-kurus lagi.”

Liora mengangguk, senyumnya kali ini tulus melihat betapa polos dan hangatnya sahabatnya itu. Namun jauh di lubuk hatinya, ia masih bergulat dengan satu pikiran yang tak bisa hilang.

Bagaimana mungkin Elvara yang semanis, seimut, dan sepolos ini… bisa memiliki kakak seperti Daichi? Lelaki yang begitu dingin, menakutkan, dan terlalu berbahaya?

1
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Danisa Thalita
lanjut lagii..ahhh aku gemes sama daichi...dobellll up dongggg🤗🤗🤗
Teti Usmayanti
ayo.. daichi, ayank babe Liora lg mode ngambek. kl di ksh kiss jg lsg luluh, apa lg di halalin.
Dewi Susanti
lanjut kak
Nur Anita
bagus dan bikin penasaran
Sela 0306
lanjut ya thor ceritaa bgs bgtt plis jgn di tamati dlu yaa
Nur Anita
adu tak sabar lagi ni lanjut Thor...
Henny Triana
waduh...Liora bakalan dapet hukuman dr Daichi karena Deket Deket ma cowok
Dewi Susanti
lanjut kak
Nor Rahmah
Lengah dikit pacarmu yang cantik itu byk yg ngincer loh Daichi
Nor Rahmah
Benar benar yaa Daichi, sampe gak inget lg ada cewek yg nungguin di Apart.. Segitu GK sempatnya mengabarkan??
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat
semoga sehat selalu
Marlina Selian
lanjut thoor
gemes deh bacanya
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Henny Triana
hampir lupa kalo punya cerita ini karena gak update,Ezar dan syua juga gak up, kenapa Thor...? semoga sehat selalu ya ...😘😘😘
Nur Anita
memang keren u Thor...top dengan karya u...
Aldila
kak kenapa ga up?
Danisa Thalita
karyamu EMG gak pernah ada yg gagal..sampe sekarang aku masih belum move on sama syadeva jg🤗🤗🤗
Henny Triana: bener banget,kadang kalo baca cerita yg lain berbau mafia malah sering dibandingkan dg syadeva 😊😊😊
total 2 replies
Ayu Sinduwati
🥰🥰
Dhea Tasya
ceritanya bagus tidak membosankan aku suka ceritanya,,keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!