NovelToon NovelToon
The Fugazi Code : A Psychopath'S Obsession

The Fugazi Code : A Psychopath'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:991
Nilai: 5
Nama Author: Bymell

Judul : The Fugazi Code : A psychopath's obsession Elric Dashiel adalah seorang psikopat yang mempunyai penyakit Dissociative Identity Disorder atau yang biasa disebut kepribadian ganda. Penyakit langka yang dialaminya itu terjadi karna trauma masa kecilnya yang penuh kegelapan, kesakitan dan darah. Karena masa kecil nya yang kelam tentu saja ia tak pernah diajarkan tentang salah atau benar menurut pandangan orang normal. Tidak pernah diajarkan tentang perasaan sedih atau senang. Sakit atau nyaman. Apa lagi tentang cinta, baik tentang cinta dari orang tua keanaknya, atau kelawan jenis. Ia terlalu mati rasa untuk mengerti tentang perasaan-perasaan aneh itu. Sampai ketika ia bertemu Hannah Zeeva. Seorang gadis yang ia culik dari salah seorang yang pernah berhutang pada gengnya. Gadis itu benar-benar membuat Elric yang sudah gila menjadi lebih gila. Ia mencintai gadis itu, lebih dari ia mecintai dirinya sendiri dengan segala keegoisannya. Ia tak peduli jika gadis itu tersiksa atau bahagia, suka atau tidak dengan kehadirannya. Yang ia tau, ia ingin selalu bersama gadis itu. Melindungi dan menjaganya dengan benteng pertahanan terkuatnya. Sayangnya Hannah tidak pernah menyukai setiap cara Elric yang selalu berkata akan menjaganya. Ia terlalu mengekang Hannah seolah-olah Hannah adalah peliharaannya. Bahkan Elric beberapa kali berusaha membunuh Jack. Satu-satu sahabat yang Hannah punya dan ia pecaya. Jackson yang selalu melindungi dan mencintai Hannah selayaknya orang normal, yang tentunya sangat berbeda dengan cara Elric mencintai Hannah. Bagaimana akhir kisah cinta segitiga yang rumit mereka? Bagaimana cara Hannah menghancurkan Aliansi besar Elric bermodal nekadnya? Baca selengkapnya cerita mereka yang penuh pertumpahan darah untuk lepas dari jeruji besi yang diciptakan oleh Elric Dashiel. ******** FYI guys, cerita ini sudah pernah ku publish di APK W. Dengan judul The Chiper | Shit Fugazi versi Fanfiction. Jadi bukan plagiat yaa.. Happy reading, End enjoyyy... Elric Dashiel as Park Chanyeol Hannah Zeeva as Lee Hana Jackson Hobbard as Seo Kangjun. Lucas Carver as Oh Sehun. Philip Hobbard as Lee Jinwook. Lucius Myron as Kim Jong In Miko Parker as Mino

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bymell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Hari pertama kuliah

... Happyy Reading\~...

Begitu mereka meninggalkan gerbang Yale University, Hannah masih memeluk map pendaftaran yang baru saja diserahkan padanya. Rasanya seperti sedang menggenggam mimpi yang dulu mustahil. Senyumnya tak henti-henti, tapi di sisinya, Elric tetap berjalan tenang, tatapannya dingin namun penuh kendali.

Mobil hitam mereka meluncur menuju pusat kota. Tak lama, mobil itu berhenti tepat di depan deretan butik internasional yang hanya dimasuki segelintir orang berstatus tinggi. Begitu pintu terbuka, pegawai butik langsung menunduk dalam-dalam.

“Selamat datang, Tuan Dashiel,” ucap salah satu manajer butik, nada bicaranya penuh kehati-hatian.

Hannah melirik, menangkap tatapan penuh rasa hormat bercampur waspada dari setiap karyawan yang ada di sana. Bahkan sebelum Elric bicara, mereka sudah bergegas mengambilkan koleksi terbaru, seolah tahu bahwa apa pun yang diinginkan pria itu akan langsung disediakan.

Elric berdiri tegak, satu tangannya di saku celana, satu lagi merangkul pinggang Hannah. “Pilih apa pun yang kau mau,” ucapnya pelan, tapi nadanya tak memberi ruang untuk menolak.

Hannah mencoba menyentuh kain-kain halus, matanya berbinar. Setiap pakaian, sepatu, dan tas tampak seperti dari dunia lain, dunia yang dulu hanya bisa ia lihat dari etalase. Saat ia mencoba beberapa setelan, Elric duduk di kursi tunggu yang tersedia, kakinya disilangkan, memperhatikan setiap detail penampilan Hannah dengan tatapan kepemilikan yang mutlak.

Setiap kali Hannah keluar dari ruang ganti, para pramuniaga akan menoleh ke arah Elric, menunggu persetujuan darinya, bukan dari Hannah. Dan setiap kali Elric mengangguk, barang itu langsung dimasukkan ke dalam kantong belanja mewah tanpa menanyakan harga.

“Pastikan semua dikirim ke alamat rumah, sore ini,” perintah Elric pada staf.

“Baik, Tuan Dashiel.”

Ketika mereka kembali ke mobil, Hannah memeluk beberapa kantong kecil yang tetap ia bawa sendiri, senyum tipisnya tak bisa disembunyikan. Elric melirik sekilas, lalu tersenyum tipis.

Mobil hitam itu meluncur mulus kembali melewati jalan berkelok di tengah hutan, menuju bangunan megah yang Hannah kini tahu sebagai markas Draco Farbe. Senja mulai turun, cahaya jingga memantul di kap mobil seperti melukiskan kesan tenang… padahal Hannah tahu, di balik dinding yang akan mereka masuki, tak pernah ada yang benar-benar tenang.

Begitu memasuki halaman, Hannah kembali melihat para pria berjas gelap yang berjaga di titik-titik tertentu. Mereka menunduk hormat saat Elric lewat, tapi tatapan mereka tajam, seolah mampu membaca gerak-gerik siapa saja yang ada di bawah kekuasaan tuannya.

Di dalam, aroma kopi pahit dan tembakau khas ruangan Elric langsung menyergap. Hannah masih membawa beberapa kantong belanja, buku, tas, dan perlengkapan kuliah yang tadi ia pilih di butik-butik mewah. Semua terasa seperti mimpi… kecuali fakta bahwa mimpi itu punya batasan yang ditentukan oleh satu orang.

“Elric…” Hannah memberanikan diri bicara saat mereka tiba di ruang kerjanya. “Terima kasih untuk… semuanya, hari ini.”

Elric menoleh, matanya redup tapi tajam. Ia mendekat, mengangkat dagu Hannah dengan jemarinya.

“Tidak ada yang geratis di dunia ini sayang,” suaranya rendah, mengalun seperti bisikan ancaman yang dibungkus kelembutan, “ingat syaratku.”

Hannah menelan ludah, menunggu lanjutan kata pria di depannya.

“Setiap hari, kau akan diantar jemput. Tidak ada alasan untuk pulang terlambat,” Elric berkata tegas. “Dan tidak ada kata bermain bersama dengan orang-orang di sana, bahkan setelah kuliah. Selesai jam belajar, kau pulang. Paham?”

Hannah menunduk, mencoba menyembunyikan sedikit rasa sesak yang menekan dadanya. “Aku akan mengerti.”

Senyum tipis muncul di wajah Elric, bukan senyum manis seperti di butik tadi, melainkan senyum milik seorang penguasa yang tahu bawahannya sudah tunduk. Ia menepuk pipi Hannah pelan sebelum berbalik menuju meja kerjanya.

Hannah berdiri diam di sana, menatap kepergian punggung pria itu. Hari ini terlalu indah untuk bangun dan kembali pada kenyataan. Dari senyuman Elric, hadiah, kebebasan kecil, serta kuasa dibalik nama belakangannya. Namun setiap kilau emasnya ternyata memiliki bayangan gelap yang tak pernah hilang.

*******

Hari pertama kuliah Hannah terasa seperti berada di antara dua dunia yang bertolak belakang.

Di luar, udara segar bercampur wangi rumput basah memenuhi jalan menuju Yale University, tapi di dalam mobil hitam berlapis kaca gelap itu, suasana tetap tegang.

Lucius duduk di kursi kemudi, tangannya santai di setir, wajahnya tanpa ekspresi seperti biasa. Dua anak buah Elric lain duduk di belakang bersama Hannah, membuat ruang kabin terasa semakin sempit. Walau tidak ada yang berbicara, hawa intimidasi mereka jelas terasa.

Hannah menatap keluar jendela, mencoba menenangkan degup jantungnya. “Ini hari baru,” bisiknya dalam hati. “Aku bebas… setidaknya untuk beberapa jam.”

Mobil berhenti tepat di depan gerbang kampus. Staf keamanan yang melihat mereka langsung membungkuk hormat pada Lucius, seolah sudah tahu siapa yang berada di dalam. Salah satu anak buah membuka pintu untuk Hannah.

“Jangan lupa, Nona Dashiel,” suara Lucius terdengar datar namun tegas, “jam empat sore mobil ini sudah menunggu di sini. Jangan terlambat.”

Hannah mengangguk sambil memaksakan senyum.

Begitu kakinya menapaki area kampus, dia merasakan cahaya matahari yang lebih hangat, suara obrolan mahasiswa, dan aroma kopi dari kafe kecil di dekat lobi. Semua itu terasa seperti dunia lain, dunia yang pernah ia impikan.

Namun, dari sudut matanya, ia sempat melihat mobil hitam itu belum pergi. Lucius masih duduk di disana, dan memperhatikannya dari kejauhan.

Kebebasan Hannah memang datang dengan bayang-bayang yang tak pernah benar-benar pergi.

...To be continue ...

1
Người này không tồn tại
Bikin deg-degan tiap babnya.
bymell: Terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Coke Bunny🎀
Belum update aja saya dah rindu 😩❤️
bymell: Haha sabar yaa sayang, sudah terjadwal tgl 30 nanti hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!