NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI Penjahat Wanita Ke Tubuh ISTRI CEO

TRANSMIGRASI Penjahat Wanita Ke Tubuh ISTRI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Afriyeni Official

Selina, seorang agen narkotika, yang menjadi buronan polisi, akhirnya mati dibunuh kekasihnya sendiri.

Jiwanya bertransmigrasi ke tubuh Sofie, seorang istri CEO yang bertepatan saat itu juga meninggal karena kecelakaan.

Kehidupan kembali yang didapatkan Selina lewat tubuh Sofie, membuat dirinya bertekad untuk balas dendam pada kekasihnya Marco sekaligus mencari tahu penyebab kecelakaan Sofie yang dianggap janggal.

Ditengah dendam yang membara pada Marco, Selina justru jatuh cinta pada Febrian, sang CEO tampan yang merupakan suami Sofie.

Hingga suatu ketika, Febrian menyadari jika jiwa istrinya sofie sudah berganti dengan jiwa wanita lain.

Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Apa Selina berhasil membalas dendam pada Marco? Bisakah Selina mendapatkan cinta Brian yang curiga dengan perubahan Sofie istrinya setelah dirasuki jiwa Selina?

CUSS.. BACA NOVELNYA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengalah demi cinta.

Selina sempat kebingungan ketika hendak memencet tombol lift menuju lantai atas. Dia tak tahu, kantor Febrian ada di lantai berapa. Hingga seorang wanita yang ikut berada dalam lift bersamanya, menegurnya yang masih mematung memikirkan tombol angka yang akan dia pencet.

"Anda mau kelantai berapa?" tanyanya ramah.

"Oh, saya mau ke ruangan direktur." Selina tersentak, tersipu malu membalas keramahan wanita itu.

"Kalau begitu, pencet angka 12. Ruangan direktur utama ada di lantai 12." Beritahu wanita itu sambil tersenyum memperhatikan tentengan plastik berisikan kotak makanan yang dibawa Selina.

"Oh, terimakasih." Ucap Selina bergegas memencet tombol angka 12.

Lift perlahan naik menuju lantai atas. Wanita yang tadi bersamanya, keluar saat lift berhenti di lantai 9. Kemudian lift kembali naik dan terbuka setelah sampai di lantai 12. Selina hendak keluar dan nyaris bertabrakan dengan Jimmy yang hendak masuk ke dalam lift.

"Nyonya!?" Jimmy langsung kaget dan urung masuk lift.

Selina bergegas keluar lift dan menarik ujung lengan baju Jimmy agar mengikutinya.

"Antarkan aku keruangan Febrian." Titah Selina cepat.

"Tapi Nyonya, Tuan sedang sibuk." Alasan Jimmy yang tak bisa mengantar majikannya begitu saja ke dalam ruangan bosnya tanpa konfirmasi.

"Apa kamu sudah bosan hidup heh?!" gertak Selina yang sesaat lupa akan jati dirinya.

Jimmy tercekat. Dia kaget melihat sikap istri majikannya yang lembut tiba-tiba berubah sangar.

"Baik Nyonya, lepaskan dulu lengan baju saya. Saya akan antar nyonya ke ruangan Tuan." Sahut Jimmy cepat.

Berurusan dengan wanita sangar, sangat melelahkan untuk orang seperti Jimmy. Dia lebih suka berkelahi dengan pria daripada perang mulut dengan wanita. Lebih baik di marahi Tuannya dari pada mendengar omelan perempuan.

"Cepatlah! Sup nya sudah keburu dingin." Desak Selina memamerkan tentengannya pada Jimmy yang tercengang melihat Selina membawakan Tuannya makan siang.

"Mimpi apa aku semalam? Tumben sang ratu pemalas perhatian sama suaminya." Aneka pertanyaan timbul di benak Jimmy yang terpaksa berjalan dengan cepat mengikuti keinginan Selina.

Setibanya di depan pintu ruangan direktur.

Tanpa menunggu Jimmy mengetuk pintu, Selina langsung menerobos masuk ruangan kerja Febrian yang sedikit terbuka dari luar.

"SUPRISE!"

Kehadiran Selina yang masuk tiba-tiba tanpa permisi, mengejutkan Febrian yang sedang bicara berduaan dengan Brenda.

"Sofie!?" seru Febrian kaget.

Brenda nampak tersurut mundur beberapa langkah menjauhi meja kerja Febrian pura-pura menjaga sikap dihadapan Selina.

Sedangkan Jimmy, hanya mampu menunduk takut menghindari tatapan Febrian yang menatapnya tajam. Entah apa yang ada dalam hati majikannya saat ini, Jimmy tak berani untuk menerka.

Awalnya Selina sempat terbakar rasa cemburu melihat kedekatan Febrian dan Brenda. Namun ia berusaha menepiskan dan bersikap setenang mungkin dihadapan Brenda. Bagaimana pun juga, dia harus hati-hati menghadapi ular berbisa kepala lima seperti Brenda.

Senyum Selina langsung mengembang semanis mungkin dan pura-pura menegur Brenda dengan sikap yang sangat ramah.

"Hai Brenda, apa kabarmu?" Selina melambaikan tangan pada Brenda yang di balas wanita itu dengan senyum kikuk.

"Ba-baik Nyonya." Jawabnya sedikit membungkukkan badan memberi hormat.

"Apa aku mengganggu kesibukan kalian berdua?" sindir Selina mengerling sejenak pada Febrian yang terlihat tegang, diam seperti patung melihat kehadirannya.

"Maaf, maukah kalian meninggalkan aku dan suamiku berdua saja? Hari ini aku ingin menikmati sedikit waktu spesial dengannya." Ucap Selina sengaja mengusir Brenda secara halus.

Sejenak mata Brenda melirik ke arah Tuannya yang di balas Febrian hanya dengan satu gerakan tangan pertanda menyuruh pergi.

"Permisi Tuan, Nyonya." Brenda langsung berpamitan membawa rasa kesal dan marah yang ia sembunyikan dalam hatinya.

Jimmy pun ikut keluar dari ruangan itu mengikuti Brenda yang telah keluar lebih dulu.

"Angin apa yang membawamu kesini?" tanya Febrian dengan sikap dan nada yang masih dingin seperti semalam.

Selina mencoba tersenyum, namun senyum itu terlalu sulit untuk di paksakan. Entah mengapa, kepintarannya dalam merayu lelaki, sirna setiap kali berhadapan dengan Febrian.

Kemudian, ia menaruh tentengan yang ia bawa sedari tadi di atas meja kerja Febrian dan menatap wajah lelaki tampan itu dengan hati kecewa. Sikap dingin lelaki itu, membuat hatinya terasa nyeri. Tapi Selina sadar, semua berawal dari kesalahannya.

"Aku sudah masak enak untukmu. Hari ini kita akan makan siang berdua disini. Anggap saja kita sedang menikmati kencan di siang hari." Meski terdengar agak sedikit jutek, Selina mencoba bicara sebaik mungkin membujuk Febrian.

Lelaki tampan itu nampak mengerutkan dahi. Aroma sup daging yang mencuat keluar dari balik kotak makanan yang di bawa Selina, membuat Febrian menelan ludah. Dia tak percaya istrinya mendadak jadi begitu perhatian hingga nekat mendatangi kantornya untuk mengantar makan siang.

Febrian sadar, ini hanyalah trik Sofie untuk mengajaknya baikan dan memaafkan perbuatannya semalam. Lelaki itu tak percaya, jika makanan itu hasil masakan istrinya sendiri. Sebab ia tahu, Sofie tidak bisa memasak.

"Aku belum lapar. Jika kamu lapar, makanlah lebih dulu." Febrian mengabaikan ucapan Selina dan pura-pura sibuk mengerjakan beberapa berkas yang terletak di hadapannya.

"Kalau tidak dimakan sekarang, sup ini akan dingin dan tak enak lagi." Ucap Selina menahan kesal karena sikap Febrian yang terlihat cuek tak mempedulikannya.

"Gampang, sup itu nanti bisa dipanaskan lagi. Di ujung lorong ada tempat untuk para karyawan yang suka masak mie rebus saat kelaparan pas jam kantor." Sahut Febrian bicara acuh tak acuh tanpa memandang istrinya yang mulai hilang kesabaran.

"Lelaki ini membuat aku naik darah. Dia pikir aku siapa hah? Dia belum tau siapa Selina sebenarnya." Selina menggerutu panjang dalam hati melihat sikap Febrian yang memancing kemarahannya.

Sebesar apapun kesalahannya, cukup tiga kali saja untuk meminta maaf. Itu adalah prinsip Selina dari dulu. Jika sudah tiga kali minta maaf tak juga di maafkan, dia harus berani mengambil sikap. Pergi atau hajar!

"Baiklah, jika kamu tidak mau makan. Aku buang saja makanan ini ke tong sampah." Ucapnya marah.

Jemarinya bergerak cepat hendak meraih plastik yang berisi kotak makanan itu, namun gerakan tangan Febrian ternyata lebih cepat menahan tangannya membuat Selina tertegun seketika.

"Kasihan Betty jika makanan ini di buang." Ujar Febrian sekali lagi melukai hati Selina.

Bibir Selina ingin berteriak dan memaki Febrian yang seenaknya beranggapan, jika Betty lah yang memasak makanan itu. Namun, mengingat ucapan Betty dirumah tadi, Selina hanya mampu mengurut dada. Ia coba mengalah, memendam rasa sakit hati dan membuang kemarahannya sejenak demi Febrian. Asalkan lelaki itu mau makan.

"Aku akan makan sekarang juga. Tapi dengan satu syarat." Lanjut Febrian kemudian memandang istrinya penuh arti.

"Syarat? Syarat apa?" tanya Selina penuh rasa curiga.

Febrian sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya tepat menatap sepanjang bola mata istrinya. Sejenak sepasang mata mereka bertemu, mengundang debaran indah yang kembali muncul memompa jantung Selina.

"Syaratnya, kamu harus menyuapkan aku makan. Satu kali suapan yang ku telan, aku dapat bonus satu kecupan."

GLUK!

Absurd, ataukah anomali? Mungkinkah Febrian termasuk makhluk anomali?

.

.

.

BERSAMBUNG

1
Mr.Arez-Jr
Nasib Sofie dan Selina tidak berbeda jauh,
Mr.Arez-Jr
dia hanya mimpi, tapi berasa nyata mungkin ya
Mr.Arez-Jr
Sonya mungkin saja adalah selina
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Pepet terooosss /Facepalm/
drpiupou
iyh feb, ceramahin dan jaga Selina.
drpiupou
ikut sedih bareng Selina. tapi ini ingatan Sofie kan?
bluemoon
Febrian pasti bingung kalau sempat Heri juga ada di balik kecelakaan tersebut
Aquarius97 🕊️
sampe sini perihnya ...
Aquarius97 🕊️
tuhkan, keknya ia... Selina adalah Sonya...
Aquarius97 🕊️
jangan2 Selina tuh adiknya Sofie Thor ehehehe
sjulerjn29
run selina nanti ketauan dan jadi salah paham nanti, bisa ruwet kalo terjadi
Iqueena
Dari tempat persembunyiannya 🤭
Iqueena
Ya karena dia bukan Sofie yang sesungguhnya 😌
Iqueena
Licik bangett Marconah iniiii
Xlyzy
ternyata kecelakaan nya di rencana kan seseorang
Dewi Payang
Napa lo marah gak Jelas Robin?
Dewi Payang
Jim, jangan buat aku ketawa, namamu aja keren, tp gak bisa bilaang drone😂
Dewi Payang
Dan semua adalah akal bukus Brenda.....
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Seruuuu oma, aku suka mc badassss
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
bkn satu perguruan rob, tp satu raga, wkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!