Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Bab 9~Penyelamatan Putra Mahkota.
Di tempat lain tepatnya pulau Guaiwu.
DUUUAAAAAAAAAARRRRRR
Ledakan besar terus terdengar ...
Para prajurit kerajaan yang dipimpin oleh putra mahkota Xia He saat ini sedang melawan para kultivator dari sekte Bayang Hitam dan sekte Kegelapan Abadi.
Mereka yang banyak itu tak sanggup melawan para kultivator jiwa pemula tingkat emas dan tingkat roh. Juga beberapa kultivator jiwa pemimpin tahap fondasi dan tahap penyempurnaan.
Walaupun Xia He seorang kultivator jiwa pemimpin tingkat emas, tetap saja akan kalah jika diserang secara bersamaan oleh kedua sekte tersebut.
Bugh
"Ugh," Xia He terpental beberapa meter setelah terkena pukulan musuh. Putra mahkota itu tak menyangka jika perjalannya akan terasa sulit dan melibatkan banyak pihak.
Pantas saja raja memberikan setengah pasukan militer untuk dibawanya mencari kuil naga karena perjalanan ini sangat berbahaya.
Kuil naga yang menjadi rumor itu banyak diincar berbagai pihak. Walaupun mereka tahu bahaya yang sedang menunggu, namun tetap saja semua orang ingin menemukan kuil tersebut karena menginginkan kekuatan tersembunyi yang berada di dalamnya.
Kekuatan abadi yang bisa dimiliki jika bisa memasuki kuil naga, apalagi sampai menguasai seluruh artefak yang ada di dalam kuil.
Konon artefak-artefak itu peninggalan para Dewa dan Dewi seribu tahun yang lalu, ketika mereka masih menjelma menjadi manusia di bumi.
Karena kebaikan yang dimiliki, Budha Julai mengangkat langsung mereka menjadi dewa dan Dewi khayangan.
Kuil naga pun menjadi tempat beribadah dan dianggap sakral karena bisa mengabulkan permintaan para pengikutnya.
Semua orang berbondong-bondong mendatangi kuil naga ketika mereka berada dalam masalah, entah itu masalah kesehatan sampai perekonomian.
Karena kemurahan hati serta keyakinan para pengikutnya, Dewa dan Dewi pun mengabulkan permintaan mereka sehingga jumlah pengikut bertambah banyak.
Dewa dan Dewi tak pernah membedakan semua kalangan dan merangkul mereka agar sama-sama mendapatkan keinginannya.
Namun, ada saja orang yang tak berpuas hati ketika mendapat kebaikan dari dewa. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu lebih dari yang dewa berikan.
Dewa dan Dewi yang terikat dengan sumpah tak bisa berbuat apa-apa selain mengabulkan permintaan pengikutnya.
Kejahatan merajalela. Jerit tangis terdengar memilukan ketika para penguasa menekan yang lemah. Semuanya ditindas tanpa rasa iba.
Para pengikut berdoa siang dan malam, meminta pertolongan dewa dan dewi untuk menghentikan kejahatan. Dengan menggelar upacara persembahan yang diadakan tujuh hari tujuh malam, mereka berharap bisa menghentikan kejahatan para penguasa tersebut.
Dewa dan Dewi turun langsung dan mengabulkan permintaan mereka, tapi para penguasa itu tak tinggal diam.
Mereka yang sebelumnya meminta kekuatan besar digunakan untuk menyerang Dewa dan Dewi yang berusaha menghentikannya.
Dengan bersekongkol bersama klan iblis, para penguasa itu melakukan penyerangan besar-besaran sehingga terjadi pertempuran besar.
Bumi dalam masa kehancuran.
Pertempuran yang berlangsung selama bertahun-tahun itu menyisakan luka mendalam bagi seluruh makhluk di bumi.
Karena keserakahan mereka yang ingin menguasai dunia dan menaklukan seluruh alam semesta membuat Budha murka.
Akhirnya, kejahatan bisa dikalahkan. Bumi pun terasa damai.
Kuil naga yang dianggap sebagai pemicu peperangan pun lenyap begitu saja, seperti tak pernah ada sebelumnya. Tidak ada seorangpun yang bisa menemukan keberadaan kuil tersebut kecuali orang yang benar-benar meiliki keyakinan kuat serta ketulusan hati.
Selama seribu tahun lamanya, kisah kuil naga pengabul permohonan itu hanya menjadi dongeng penghantar tidur bagi anak-anak.
Para leluhur menceritakan kisah kuil naga pada keturunannya dengan harapan agar keturunan mereka memiliki budi pekerti yang baik, keyakinan yang kuat, serta ketulusan hati dalam menolong sesama.
Mereka berharap keturunannya itu menjadi pengikut setia para Dewa dan Dewi agar diberkahi keberkahan yang melimpah.
Namun, itu hanya harapan para leluhur saja. Anak keturunan mereka tak berpikir sama. Setelah mendengar cerita tersebut, mereka ingin membuktikan kebenaran cerita dengan mencari keberadaan kuil naga.
Pencarian pun dimulai setelah mendengar kabar bahwa ada orang yang pernah menemukan kuil misteri tersebut walaupun belum tentu kebenarannya.
Sampai saat ini semua orang melakukan pencarian walaupun harus saling menyerang. Itulah yang dimaksud bahaya dalam pencarian kuil naga.
Serangan dari pihak lain akan berakibat fatal karena mereka tak segan untuk membunuh demi mendapatkan keinginannya.
Seperti yang terjadi sekarang, para kultivator dari dua sekte melawan pasukan kerajaan demi menghentikan langkah mereka dalam pencarian.
Jika dipikir secara logika, mereka juga belum tentu bisa menemukan kuil naga walaupun membunuh seluruh prajurit kerajaan atau pihak lainnya.
Sring ...
Sebilah pedang mengarah tepat di leher sang putra mahkota, bersiap menebas jika ia bergerak sedikit saja.
"Yang Mulia Putra Mahkota, kami sarankan Anda sebaiknya kembali ke Kerajaan dan memimpin seluruh rakyat daripada harus bersusah payah mencari Kuil Naga. Itupun kalau Anda selamat dari tempat ini," cemooh para kultivator sekte Kegelapan Abadi.
"Betul. Walaupun Raja mengirim seluruh pasukannya, kami tetap akan mudah menghabisi kalian." timpal kultivator sekte Bayang Hitam sambil tertawa mengejek.
Mereka menyeringai sebelum berkata lagi. "Kami dengar Anda baru saja menikah. Apa Anda rela membuat Putri Mahkota menjadi janda? Atau... Bagaimana jika Anda menyerahkannya pada kami untuk ditukar dengan nyawa Anda?!"
"Hahahaha!" Semua orang tertawa.
Xia He hanya bisa mengeratkan gigi mendapat penghinaan tersebut. Ia tak bisa berbuat apa-apa saat ini sebab nyawanya dalam bahaya. Jika bergerak sedikit saja, kepalanya pasti terpenggal.
"Bagaimana Yang Mulia? Apa pilihan Anda?!" Jelas mereka bukan memberi penawaran melainkan bermaksud menghina putra mahkota.
Salah satu kultivator yang tak sabar pun segera berkata, "Kenapa kau membuang-buang waktu dengan percuma? Lenyapkan saja dia dan kirim kepalanya ke Kerajaan agar mereka tak berani lagi bertindak bodoh!"
Mereka mengangguk setuju.
"Hyaaaaaa!"
Xia He hanya memejamkan mata ketika pedang itu terayun ke atas, hendak menebas lehernya. Ia hanya bisa pasrah atas kematian di depan mata.
Namun, belum sempat pedang itu menyentuh lehernya, tiba-tiba beberapa anak panah melesat mengenai orang-orang di sekitarnya termasuk orang yang hendak menebasnya.
Syuuuuuttt
Jleb ... Jleb ... Jleb
"Aaaarrrggghh!"
Suasana menjadi ricuh. Mereka mengedarkan pandangan panik ke segala arah, mencari siapa pelaku penyerangan dadakan tersebut.
Booooommmm
Ledakan terjadi disertai kabut hitam yang cukup pekat, mengganggu penglihatan semua orang.
Sebuah tangan menarik putra mahkota dan membawanya pergi ke tempat aman.
Xia He terkejut dan panik, namun kondisinya tak memungkinkan untuk melawan sebab tubuhnya sudah terluka parah, sedangkan para prajurit tewas karena serangan kultivator kedua sekte tadi.
Setelah cukup jauh dan dirasa aman, barulah mereka berhenti.
"Kau sudah aman, pergilah!" ujar orang yang telah menyelamatkannya.
Tiga orang berpenampilan ninja itu berbalik meninggalkan Xia He.
"Siapa kalian? Mengapa kalian menyelamatkanku?!" Namun ketiganya bungkam. "Tuan-Tuan, aku adalah seorang Putra Mahkota. Tolong beritahu siapa kalian agar aku bisa membalas kebaikan kalian bertiga." cetusnya kemudian.
Salah satu ninja maju. "Kami tak mengharap balasan apapun. Sebaiknya kau segera pergi dari sini!" Setelahnya ketiganya pun pergi meninggalkan Xia He dengan rasa penasarannya.
Xia He tercenung. Ternyata masih ada orang yang berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan. "Terima kasih!" gumamnya seraya pergi meninggalkan hutan tersebut.
...Bersambung ......