NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 9 - Membalut Luka

Apartemen baru itu terletak di tengah kota, di gedung tinggi dengan pemandangan jantung Amsterdam yang tak pernah benar-benar tidur. Lampu-lampu jalanan memantul di jendela kaca besar, menciptakan bias cahaya yang lembut di dinding ruang tamu.

Dindingnya putih bersih, perabotannya modern minimalis, dan yang terpenting adalah ama ,tidak ada bocor, tidak ada suara tetangga memaki di tengah malam, dan tidak ada ketakutan akan pintu digedor paksa.

Ares tertidur di kamar keduanya, lebih hangat dari biasanya. Lebih tenang dari malam-malam sebelumnya.

Althea berdiri di balkon, mengenakan kaus rumah longgar dan celana katun selutut. Angin malam mengibaskan ujung rambutnya yang belum sempat diikat. Tangan kirinya masih dibalut perban tipis, sementara tangan kanannya menggenggam secangkir teh herbal yang mulai dingin.

Hening menemani Althea hingga sampai pada akhirnya terdengar suara bel apartemen berbunyi. Dan entah mengapa jantungnya langsung tahu siapa yang berdiri di baliknya.

Ia membukanya perlahan ,benar saja. Marco Dirgantara berdiri di sana.

Kemeja abu-abu yang dikenakannya sebagian basah karena gerimis sisa hujan. Coat hitam panjangnya masih menetes, dan rambutnya sedikit kusut karena angin luar. Namun bukan itu yang mencuri perhatian Althea.

Matanya.

Pandangan Marco malam itu lebih dalam. Lebih kelam. Seperti menyimpan badai yang tidak ingin diungkapkan.

“Ares?” tanyanya pelan seraya melangkah masuk ke dalam apartmen.

“Sudah tidur ,demam nya pun sudah turun,” jawab Althea,

Marco melihat sekeliling ,tidak langsung duduk. Ia hanya berdiri sejenak di tengah ruangan, mengamati semuanya.

"Tempat ini... jauh lebih baik," gumamnya.

"Ya," Althea mengangguk. "Terima kasih sudah membantu mencarikannya."

Marco menoleh padanya. "Kau terlihat lelah."

“Aku baik-baik saja.”

“Kau selalu bilang begitu.”

Althea tersenyum kecut. “Aku tidak ingin terlihat rapuh.”

Marco melangkah mendekat. “Kenapa? Karena kau takut aku akan melihat versi lain darimu?”

Althea menunduk. “Karena jika aku terlihat rapuh... Aku bisa saja hancur.”

Ada jeda di antara kata-kata itu ,jeda yang terasa seperti waktu berhenti sebentar untuk memberi ruang bagi keduanya bernapas.

Mereka akhirnya duduk di sofa berdampingan. Ruang tamu apartmen hanya diterangi lampu redup dari sudut ruangan.

Marco bersandar, menyilangkan kaki, lalu menatap lurus ke arah Althea. “Aku tidak pernah seperti ini dengan siapa pun.”

Althea menoleh pelan. “Seperti ini?”

“Peduli dan juga marah saat tahu kau dalam bahaya. Khawatir saat tak bisa menghubungimu. Kesal saat tahu kau menyembunyikan rasa sakitmu.”

Ia menghela napas panjang, lalu menoleh, dan mata mereka bertemu. Hening itu kembali hadir, namun kali ini terasa lebih padat.

“Sialnya... aku bahkan tak tahu kenapa.”

Althea menelan ludah. Tapi jantungnya berdegup lebih keras.

“Marco... aku takut.”

“Takut apa?”

“Takut aku terlalu dalam... dan aku tidak tahu apakah kamu akan menangkapku... atau melepas aku di tengah.”

Marco tidak langsung menjawab. Tangannya terulur, menyentuh wajah Althea dengan ujung jari yang terasa dingin. Namun sentuhannya... lebih hangat dari siapa pun yang pernah menyentuhnya selama ini.

“Aku mungkin tidak akan menangkapmu dengan sempurna. Tapi aku janji... aku tidak akan membiarkanmu jatuh sendirian.”

Althea menahan napas ,matanya bergetar. Kata-kata itu terlalu jujur. Terlalu dalam juga terlalu berbahaya.

Detik itu, dunia terasa diam. Lampu kota di balik jendela seperti menjauh. Hanya ada dua nafas, dua jantung ,dan satu ketertarikan yang terlalu lama tertahan.

Marco menatap bibir semerah chery Althea.

Lalu tanpa peringatan, ia kembali mencium Althea.

Bukan ciuman yang lembut ,tapi begitu dalam dan Intens, seolah ingin meluapkan perasaan ,menghapus semua keraguan dan semua batas yang mereka tetapkan.

Althea sempat terkejut.

Namun tubuhnya... tidak mampu melawan.

Tangannya mencengkeram ujung baju Marco. Tubuhnya bergetar, jiwanya bergejolak ,Ada rasa takut sekaligus rasa hangat. Dan yang paling berbahaya... ada rasa ingin lebih.

Althea berusaha menarik diri ketika tangan Marco mulai bergerilya di belakang punggung Althea ,tangan nya masuk ke balik kaos yang dipakai Althea dan mengusap lembut kulit sehalus sutra milik Althea.

Namun sia-sia

Jari-jari besar Marco kini berusaha untuk melepas pengait dari penutup bukit kembar Althea hingga terlepas ,sementara bibir Marco mulai menjelajahi tulang selangka Althea ,menjilat kuping ,dan kembali melumat bibir ranum Althea yang basah.

Ketika Marco mendapatkan yang dicarinya ,dan mulai meremas nya ,tubuh Althea menegang ,mata nya membola.. Ia menangis ,menitikan air mata ,tapi sekaligus merasakan gelenyar aneh dalam dirinya.

Marco semakin bergairah ,Althea bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawah sana ,dan itu membuat Althea sedikit tidak nyaman. Namun sebelum terlena ,Althea kembali pada kesadaran nya.

Ehhmm.. Marco ,Lepas!

Saat akhirnya Marco menarik diri, keduanya terengah pelan, mata mereka bertemu ,tak ada kata tapi semuanya telah berubah.

Althea menjauh ,menyilangkan tangan di dada sebagai bentuk penolakan halus pada Marco. Bibirnya masih panas dan kebas.

Marco berdiri, membenarkan kerah bajunya. Suaranya rendah. “Aku harus pergi.”

Althea menoleh pelan.

Marco menatapnya. Tatapan itu tidak hanya dalam. Tapi juga berisi... beban.

“Kalau aku tinggal lebih lama.. aku mungkin tidak akan bisa menahan diri lagi.”

Althea menatap matanya. Ada bagian dari dirinya yang ingin mengatakan tinggallah. Tapi ada bagian lain yang tahu, jika malam itu terus berlanjut... tidak akan ada jalan kembali.

“Pergilah Marco” bisiknya.

Marco menarik napas panjang. “aku ingin kau datang padaku ,dan akan aku pastikan kau yang akan meminta lebih dulu dariku. Aku bukan penyelamatmu ,bukan penolong adikmu ,aku pemilik tubuh dan hak atas hidupmu.”

Ia berjalan ke pintu ,tapi sebelum keluar, ia menoleh sekali lagi.

“Ciuman dan sentuhan itu... bukan mainan ,dan bukan pelepas emosi sesaat ,tapi itu peringatan.”

Althea membeku dalam tangisnya.

Pintu tertutup.

Namun Althea masih berdiri di tempat, menyentuh bibirnya.

---

Di luar, Marco turun ke parkiran dengan langkah cepat. Angin malam kembali menerpa wajahnya, tapi tubuhnya terasa panas.

“Sialll! Setiap bersamanya aku selalu hanpir kehilangan kendaliku. Althea Shafira ,wajah penuh lukamu mambuat aku tidak sabaran ,aku pastikan sebentar lagi kamu akan datang kepadaku.” Ucap Marco dengan seringai.

Ia membuka pintu mobil hitamnya. Di dalam, ponsel yang tadi ia matikan kembali menyala. Puluhan notifikasi masuk.

Reno

“Tuan Andrew ingin jawaban malam ini.”

“Adik anda mulai bermain mata dengan sindikat Rusia.”

“Gudang senjata di Rotterdam berhasil dikuasai, tapi bocor ke polisi.”

“Kita punya pengkhianat.”

Marco menghela napas ,rahangnya mengeras membaca rentetan pesan yang dikirim oleh Reno.

Tidak malam ini.

Malam ini bukan untuk darah ,bukan untuk kekuasaan bukan untuk adik sialannya yang tidak pernah tahu batas atau keluarga yang penuh ambisi.

Malam ini... adalah tentang seorang perempuan di lantai atas.

Seorang perempuan yang telah mencium luka lamanya, dan membuatnya takut pada satu hal yang tak pernah ia rasakan dalam dunia mafia ataupun dunia percintaan nya...

Kehilangan.

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!