Cinta terlarang antara Camilla dan Luis berakhir tragis setelah keduanya kembali dipertemukan. Sepuluh tahun yang lalu, hubungan mereka masih terjalin sebagai anak tiri dan ayah tiri. Sejalannya waktu mereka terpisah karena perceraian antara Anna dan Exel Luis Adam's karena ibu kandungnya Camilla mengkhianati cinta Luis. Mereka akhirnya dipertemukan kembali setelah Camilla beranjak dewasa namun perasaannya telah berubah yang tidak lagi menganggap Excel Luis sebagai ayah tirinya tapi lebih kepada seorang kekasih.
"Bagaimana perjalanan Camilla mencari ayah tirinya setelah 10 tahun mereka berpisah?"
"Apakah Camila sadar bahwa Excel Luis tidak lagi menganggapnya anak tiri namun seorang gadis yang ingin ia miliki seutuhnya?
"Ikuti kisah cinta mereka dalam judul Daddy Is Mine.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Melacak
Luis tersenyum lalu menarik tangannya Camilla untuk duduk di pangkuannya. Keduanya duduk saling berhadapan.
"Terimakasih untuk hadiah luar biasanya, sayang. Mari kita berjuang bersama agar buah cinta kita lahir ke dunia dalam keadaan sehat sempurna." Keduanya berciuman mesra.
Hingga akhirnya Camilla melepaskan diri karena mereka harus makan siang terlebih dahulu.
"Daddy. Aku lapar. Kita makan siang dulu...!" ucap Camilla sembari membuka kotak makanan yang sudah lengkap dengan hidangan komplit di dalamnya.
Luis terlihat kecewa karena miliknya sedang tegang-tegangnya bersiap menggempur istrinya namun Camilla tidak begitu peka dengan kebutuhan suaminya. Terpaksa ia harus menerima suapan dari istrinya.
"Apakah si cantik ini tidak tahu kalau adik kecilku juga butuh makan ditubuhnya," batin Luis harus tetap tersenyum dengan hati panas menahan hasrat yang sudah mengubun. Ia harus menutup miliknya dengan bantal dengan tetap terlihat tenang.
Di sela mereka sedang menikmati makan siang, Camilla baru ingat sesuatu." Daddy. Aku mendapatkan pesan aneh dari nomor yang tidak dikenal. Dan pesan itu mengatasnamakan Kenzo dengan kalimat aneh," ucap Camilla tanpa jelaskan lebih rinci pada Luis.
"Pesan aneh dari Kenzo?" tegas Luis terlihat serius.
"Iya sayang."
"Boleh Daddy lihat pesannya?" pinta Luis. Camilla menarik tasnya yang tidak jauh dari tempat ia duduk dan mengambil ponselnya. Ia membuka pesan itu dan memperlihatkan kepada Luis.
Sebagai seorang mafia, Luis sangat paham dengan pesan genting seperti itu. Ia mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu lalu mengirim nya pada Mac.
"Lacak nomor ini dan lihat lokasinya. Sepertinya teman Camilla sedang dalam bahaya," tulis Luis seraya mengirim nomor yang tidak dikenal itu pada asisten pribadinya Mac.
"Daddy, apakah ada masalah dengan pesan itu?" tanya Camilla melihat perubahan wajah Luis yang terlihat tegang.
"Mungkin saja sayang. Tapi kita harus cari tahu kebenarannya sebelum mengambil kesimpulan," ucap Luis dan Camilla mulai merasa bersalah.
"Bagaimana kalau itu benar. Lantas kenapa Kenzo meminta tolong kepadaku? Bukankah dia juga punya orangtua dan dia berada di mana sekarang?" batin Camilla ikut berpikir kerasa atas keselamatan Kenzo.
"Hei... Apa yang kamu pikirkan sayang? Jangan memaksakan dirimu untuk berpikir sesuatu yang tidak bisa kamu temukan jawabannya....! Ingat cinta kita ada disini sekarang. Dia sedang proses tumbuh dan itu butuh ibu yang sehat secara lahir batin," ucap Luis sambil mengusap perut Camilla yang masih rata.
Keduanya melanjutkan makan siang mereka sambil menunggu kabar selanjutnya dari Mac yang sedang mengerahkan anak buahnya untuk melacak nomor ponsel anak buahnya dokter Wilem.
Mac hanya bisa mengirim hasil pelacakan mereka melalui pesan kepada Luis karena Luis saat ini mengunci pintu ruang kerjanya.
"Kenapa kita tidak ketemu langsung dengan tuan Luis untuk bahas hal penting ini?" tanya Robert.
"Bos ada urusan negara. Jadi tidak bisa diganggu," ucap Mac terdengar ambigu oleh Robert.
"Urusan negara apaan?" batin Robert yang belum paham dengan urusan ranjang dan Mac malas menjelaskannya karena Robert belum tahu kalau bos mereka itu sudah memiliki istri.
Sementara itu tubuh Kenzo sudah dipindahkan ke tempat lain yang lebih jauh dari rumah sakit milik keluarganya itu. Dokter Wilem sangat marah pada anak buahnya yang bersikap ceroboh hingga Kenzo bisa menghubungi seseorang dan ia tidak tahu itu siapa. Atas kesalahan anak buahnya, ponsel dan anak buahnya itu di kubur di suatu tempat yang tidak bisa dilacak oleh orang lain.
"Jangan sampai rencanaku gagal karena ada acara penerimaan penghargaan tertinggi untuk seorang ilmuwan seperti aku yang sudah berjasa menemukan vaksin semua jenis kanker, " gumam dokter Wilem tersenyum miring menatap botol-botol vaksin yang tersusun rapi di ruang lab itu.
Namun sayangnya dokter Wilem belum menemukan komposisi apa saja yang terdapat di dalam kandungan vaksin itu dengan perhitungan analisis kimianya. Rahasia itu hanya Camilla dan Kenzo yang mengetahuinya walaupun Camilla sendiri belum membuktikan secara klinis hasil dari penemuannya itu pada tubuh manusia yang mengidap penyakit kanker.
"Di mana aku....?" Kenzo melihat sekitarnya dengan kepala terasa berat. Perutnya sangat lapar saat ini. Tumpukan makanan di atas meja sana seakan sedang memberitahunya untuk bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Kenzo merangkak ke arah meja mengambil makanan dan botol minuman yang sengaja di sediakan untuknya. Untuk memastikan makanan itu tidak mengandung racun, Kenzo melemparkan sedikit makanan itu ke arah tikus yang sedang melintas. Sekitar beberapa menit kemudian tikus itu terlihat aman dan tetap bergerak lincah ke sana ke mari. Kenzo memakan juga makanannya sambil memikirkan keadaan Camilla yang saat ini mungkin sedang diburu oleh pamannya untuk meminta file vaksin penemuan mereka.
Ponsel Luis bergetar namun pria tampan itu sedang sibuk menikmati surgawi nya. Entah sudah berapa lama tubuh mereka bermandikan keringat.
"Dad. Ada telepon untukmu. Angkatlah siapa tahu penting," pinta Camilla.
"Sedikit lagi sayang. Jangan bahas apapun saat bersama Daddy," ucap Luis menggeram nikmat mana kala miliknya berhasil menyemburkan lahar panas di dalam rahim sang istri. Ia menjatuhkan tubuhnya di sebelah Camilla yang juga terlihat sangat lelah namun masih bisa tersenyum menatap wajah puas suaminya.
Luis meraih ponselnya di bawah bantal lalu membaca pesan dari Mac. " Sepertinya tuan Kenzo dalam masalah tuan. Ia berada di dalam hutan di mana hutan itu sudah dibeli oleh dokter Wilem," tulis Mac membuat Luis harus berpura-pura bersikap tenang agar Camilla tidak curiga.
"Baiklah. Kita akan mencari keberadaan pemuda itu. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh pamannya. Aku akan mencari informasi pada Camilla. Siapa tahu istriku mengetahui sesuatu," balas Luis.
Obrolan itu ditutup dengan janji temu untuk melakukan pencarian keberadaan Kenzo. Sementara itu Camilla sudah masuk di dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Luis menyusul gadis itu ke kamar mandi agar Camilla tidak berendam di dalam bathtub dalam waktu yang lama karena dirinya mau pergi bersama Mac.
"Sayang. Aku akan mengantarmu pulang. Tapi aku akan pergi lagi karena ada urusan," ucap Luis sambil menggosok tubuh Camilla dengan sabun cair.
"Iya. Tidak apa. Tapi aku mau kita mampir ke apartemenku dulu karena ada yang ingin aku ambil," ucap Camilla.
"Katakan saja barang apa yang dingin kamu ambil biar aku saja yang ambil, " ucap Luis.
"Jurnal dan beberapa flashdisk yang berhubungan dengan hasil penelitianku, " ucap Camilla.
"Penelitian? Di mana kamu melakukan penelitian dan penelitian apa yang sedang kamu kerjakan sayang?" tanya Luis yang merasa sudah menemukan jawabannya.
"Vaksin kanker. Tapi formula itu belum sempat digunakan oleh ku karena Kenzo takut tubuhku tidak merespon dengan formula itu," ucap Camilla.
Luis terdiam. Ia merasa penelitian ini sudah menjadi bagian rencana dokter Wilem yang memanfaatkan kehebatan istrinya untuk mengambil hasil penelitiannya. Karena beberapa profesor hebat sering mendapatkan dana penelitian dari pemerintah namun kemampuan mereka berjalan di tempat. Dana habis hasil nihil.
jangan merusak kepercayaan org lain