Sampahmu Adalah Hartaku

Fishya menatap ke arah Virgo, berkedip beberapa kali. Pria lembek ini dapat berkata begitu tegas?

"Kamu membelanya?" Erlina mengepalkan tangannya berusaha tersenyum.

"Menurutmu..." Virgo menatap tajam pada Erlina. Mengangkat tubuh Fishya ala bridal style kali ini.

Melangkah meninggalkan Erlina yang masih tertegun diam, mengepalkan tangannya."Kalian akan hancur cepat atau lambat..." gumamnya.

Sebelum waktu terulang Virgo tidak seperti ini. Virgo tipikal pria lembek yang hanya tau bermain game. Perusahaan hancur segera setelah kematian kedua orang tua Virgo.

Apa yang dapat diharapakan dari seorang pria baik yang dapat tertipu dengan mudah? Tidak ada! Berbeda dengan Andika, begitu rupawan, begitu pintar, begitu bertanggung jawab, dapat melindungi dan memesona.

"Menyebalkan." Gumamnya menatap perubahan Virgo.

Tapi apa benar berubah menjadi sosok yang berbeda. Fishya menatap ke arah Virgo yang berjalan dengan ekspresi bagaikan orang sembelit.

"Aku benar-benar berat ya?" Tanya Fishya mengangkat sebelah alisnya.

"Jangan bicara! Tanganku terasa kebas, apa Erlina mengikuti?" Virgo bertanya balik, setelah berjalan menikung, ingin menghilang dari pandangan Erlina.

"Dia tidak mengikuti." Jawab Fishya.

"Ah...gila! Gila! Kamu berat! Lain kali diet!" Ucap Virgo menurunkan Fishya.

"Di... diet? Aku ideal. Sudah aku bilang kamu yang kekurangan otot. Dasar kerempeng, punya roti sobek tidak. Lengan lembek, keras tinggal tulang. Pokoknya mulai sekarang aku akan mengatur makananmu!" Tegas Fishya.

"Ada ahli gizi di rumah. Untuk apa aku mendengarkanmu." Virgo menghela napas mengeluarkan handphonenya, kembali bermain game sembari duduk di kursi.

"Memang ada, tapi kamu pilih-pilih makanan. Porsi yang disajikan bahkan cuma habis setengah. Kamu laki-laki atau perempuan!? Kakakku bahkan makan dua kali lipat dari porsi makananmu." Fishya terlihat kesal, tapi malah duduk di pangkuan Virgo. Ingat! Cari-cari kesempatan itu harus, untuk mendapatkan pangeran katak, maka spesies Dugong harus merayu dengan lendirnya.

"Tentu saja aku laki-laki! Mau aku tunjukkan buktinya?" Tanya Virgo bersungut-sungut, tapi masih membiarkan Fishya ada dipangkuan nya. Dirinya tidak tahu, benar-benar tidak tahu. Tapi sayang saja jika Fishya turun dari pangkuannya.

"Jangan tunjukkan buktinya. Aku kan jadi malu..." Fishya terlihat tersipu genit.

Sedangkan Virgo mengangkat sebelah alisnya. Pada akhirnya mengerti mengapa Fishya tersipu."Aku ingin menunjukkan bukti berupa KTP. Kamu fikir aku ingin buka celana!? Dasar otak kotor."

"Aku kan jadi malu melihat KTPmu, fotomu pasti di-edit." Ucap Fishya pintar berkelit, melirik ke arah celana Virgo.

Membuat pemuda itu menurunkannya."Ka...kamu menyebalkan!" Teriak Virgo, melangkah pergi dengan wajah semerah tomat.

"Astaga... semakin polos maka siluman rubah ini semakin tertantang." Gumam Fishya tersenyum menghela napas.

***

Jam pelajaran berlalu seperti biasanya. Dirinya berada di kelas yang sama dengan Andika dan Erlina.

Menghela napas setelah jam istirahat tiba. Segalanya sama seperti sebelum waktu terulang. Bahkan berita di televisi, andai saja dirinya punya banyak uang. Mungkin beberapa tahun lagi, lebih baik berinvestasi di perusahaan yang sudah pasti menguntungkan.

Hingga.

Tiba-tiba saja jemari tangannya ditarik. Tubuhnya dipojokan di dinding dekat gudang. Andika menatapnya intens.

"Kenapa tiba-tiba minta putus? Kamu menyukai si lembek?" Tanyanya.

"Kamu menyukai Erlina bukan?" Fishya bertanya balik.

Perlahan Andika sedikit menjauh, dirinya tersenyum."Seperti kamu yang mendekati Virgo. Kita hanya memanfaatkan mereka. Setelah mengambil semuanya, tentu saja dapat ditinggalkan."

Fishya terdiam sejenak, menatap ke arah Andika. Sebelum waktu terulang maupun saat ini benar-benar sama, sifat dan karakter aslinya.

Dulu dirinya mengira mereka dapat bahagia dengan hal-hal kecil. Tapi Andika memiliki pandangan yang lebih luas, keserakahan dan ambisi.

Memanfaatkannya, pada akhirnya melemparkannya pada pria lain hanya untuk mendapatkan kesepakatan bisnis.

Andika mencintainya? Tentu saja. Tapi begitu banyak gundik yang disimpan, dengan beberapa anak dari hubungan gelap. Seiring dengan jumlah kekayaannya yang meningkat.

Jika ditanyakan sebelum waktu terulang, Andika sekaya apa. Bahkan dapat mendirikan perusahaan sendiri jika mau. Tapi usaha sampingan yang dimilikinya dan Fishya saja sudah menghasilkan puluhan miliaran rupiah per bulan.

Segalanya demi ambisinya sendiri. Mengajukan perceraian juga percuma, karena cinta yang dimiliki Andika, seperti kawat berduri yang menyiksa dan mengekangnya.

Pintar, tajam, ambisius... itulah Andika. Memang dirinya yang mengajari, tapi kelicikannya memang sifat dasar.

Karena itu... lebih baik berpura-pura polos, percuma berdebat dengannya.

"Aku mencintai Virgo. Ini adalah cinta sejati." Ucapnya benar-benar menginginkan sampah Erlina.

"Cinta sejati!? Kamu berbohong! Kita sudah 2 tahun bersama. Melewati susah dan senang!" Andika memegang pergelangan tangan Fishya tidak terima.

"Andika... mantanku tersayang." Fishya menarik tangannya sendiri kemudian tersenyum."Cinta datang tanpa diduga. Virgo begitu lembut, begitu baik, mustahil aku tidak jatuh cinta padanya."

Andika tertegun sejenak, kemudian tersenyum."Fishya... pacarku tersayang. Kebetulan kita memiliki keberuntungan. Aku dicintai oleh tuan putri yang kamu layani. Dan kamu dicintai oleh pria lemah, bodoh. Kita tetap menjadi kekasih di belakang mereka. Manfaatkan ambil uangnya, lalu kita dapat bersama lagi."

"Ular..." Cibir Fishya.

"Kamu selalu menjadi rubah kecil milikku." Andika tersenyum, menggenggam jemari tangan Fishya.

Dirinya bukan terlahir di keluarga kaya. Fishya juga, membantunya belajar dari yang awalnya biasa-biasa saja, menjadi peringkat umum pertama. Waktu yang mereka lalui tidak singkat. Benar! Fishya hanya miliknya saja.

Tapi.

Fishya menarik tangannya, menatap ke arah Andika intens."Andika...aku serius saat bilang, aku tergila-gila pada Virgo. Dia pangeran yang aku layani sekarang. Jadi, jika kamu macam-macam padanya...ekor rubah ini akan membelit lehermu."

"Fishya, kamu hanya cemburu pada Erlina kan? Setelah aku mendapatkan segalanya kita dapat bersama. Kamu tidak dengar!?" Bentak Andika.

Tapi Fishya hanya tersenyum, kemudian hendak melangkah pergi."Aku mencintai Virgo seperti hujan yang tidak mengharapkan imbalan."

Namun kalimat dari Andika, membuat langkahnya terhenti."Tapi sayangnya Virgo hanya mencintai Erlina, pelanginya...kamu hanya dimanfaatkan olehnya."

Fishya sedikit berbalik kemudian tersenyum."Sudah aku bilang, hujan sepertiku tidak perlu imbalan. Jika tidak cinta...maka aku akan pergi, mencari yang lain. Pastinya...bukan kamu." Ucapnya mengedipkan sebelah matanya, kemudian melangkah pergi.

Andika hanya berdecih. Tapi memang benar Fishya bukan prioritas saat ini, mendapatkan Erlina adalah prioritas. Kekasih, bertunangan, menikah, maka dirinya dapat menjadikan perusahaan orang tua Erlina sebagai batu loncatan. Ketika duduk di tahta teratas nanti, dirinya dapat mengikat leher Fishya untuk tetap menjadi miliknya.

Hanya siluman rubah kecil...tapi begitu berharga dan memahaminya.

***

Menghela napas, dirinya tidak ingin ikut campur pada urusan Erlina. Tapi sesuatu yang aneh ditemukan olehnya saat ini kala membuka tas."Jam tangan Erlina..." Kalimat yang tidak diucapkan olehnya.

Tangisan Erlina terdengar, air matanya mengalir menggeledah tasnya sendiri."Jam tanganku hilang. Bagaimana ini, harganya puluhan juta."

Fishya mengangkat sebelah alisnya. Ini perangkap? Hanya ini...

"Jam tangan Erlina hilang. Sebaiknya kita menggeledah tas semua orang untuk menemukannya." Ucap sang ketua kelas, ditemani wali kelas.

Fishya terlihat cemas, kemudian melangkah mendekat, meninggalkan tasnya."Jam tangan Erlina menghilang? Astaga! Kita harus menggeledah semua orang... Erlina aku yakin jam tanganmu pasti akan ditemukan."