Niat hati Parto pergi ke kampung untuk menagih hutang pada kawannya, justru mempertemukan dia dengan arwah Jumini, mantan cinta pertamanya.
Berbagai kejadian aneh dan tak masuk akal terus dialaminya selama menginap di kampung itu.
"Ja-jadi, kamu beneran Jumini? Jumini yang dulu ...." Parto membungkam mulutnya, antara percaya dan tak percaya, ia masih berusaha menjaga kewarasannya.
"Iya, dulu kamu sangat mencintaiku, tapi kenapa kamu pergi ke kota tanpa pamit, Mas!" tangis Jumini pun pecah.
"Dan sekarang kita bertemu saat aku sudah menjadi hantu! Dunia ini sungguh tak adil! Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus mencari siapa yang tega melakukan ini padaku, Mas! Kalau tidak, aku yang akan menghantui seumur hidupmu!" ujar Jumini berapi-api. Sungguh sekujur roh itu mengeluarkan nyala api, membuat Parto semakin ketakutan.
Benarkah Jumini sudah mati? Lalu siapakah yang tega membunuh janda beranak satu itu? simak kisah kompleks Parto-Jumini ya.
"Semoga Semua Berbahagia"🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arwah Jumini
Bayangan samar sedikit transparan, tampak berdiri menghadap jendela, membelakangi Parto. Berkaos biru, dengan bawahan kumal dan basah, bahkan di lantai kamarnya, Parto melihat jelas bekas jejak kaki yang basah.
“K-kamu si-siapa! Kenapa terus menggangguku!” cerocos Parto memberanikan diri bertanya.
Sosok itu membalikkan kepala dengan badan masih menghadap ke arah jendela. Ngeri! Satu kata yang menggambarkan situasi itu.
“Mas!”
Wajah wanita itu menyeringai menakutkan, namun berangsur berubah kemudian, semakin jelas dan sangat jelas.
“Ju-jumini?!” Parto terbelalak semakin terkejut saat wajah itu berubah menjadi sosok Jumini muda dan cantik, hanya sedikit pucat di wajah bayangan itu.
“Ikat—rambutku—rusak.” Entah kenapa suara dari sosok itu terpenggal-penggal kata demi kata, meninggalkan kesan menakutkan.
“Ap-apa maksudmu? Kenapa kamu terus menggangguku!”
“Uhuuu ... hu...!” Bayangan itu luruh jatuh ke tanah, lalu menunduk dengan kedua tangan menutup wajah, menangis kencang.
Suara tangis itu sangat keras menyayat hati hingga membuat kamar itu terasa berguncang.
Parto yang masih terjengkang, mulai mengumpulkan keberanian, “Hen-hentikan! Bi-bisakah bicara dengan jelas? Aku bisa mati ketakutan kalau begini terus!”
Parto berusaha mencapai ransel yang ia simpan di laci dibawah televisi, ia ingat membawa tasbih dari rumah.
Namun sosok itu tiba-tiba mendongakkan kepalanya, membuat Parto kembali terdiam dalam posisinya.
“Oh-oh?!” Parto kembali terbelalak saat wanita itu kembali berdiri, bayangan itu semakin tinggi hingga mencapai langit-langit kamar.
“Aku nggak mau tahu! Kamu harus mencari tahu siapa yang tega melakukan ini padaku!” seru sosok itu dengan suara parau, berat, dan menekan.
“Ke-kenapa harus aku?”
“Karena hanya kamu yang mau mengambilkan ikat rambutku yang terjatuh waktu itu!”
Tiba-tiba Parto telah berpindah ke terminal bus. Seperti sedang melihat tayangan kilas balik dalam film. Parto bisa melihat jelas, sosok itu berlalu lalang dengan wajah bingung, mengikuti beberapa orang secara bergantian seraya menyerukan minta tolong. Namun tak ada satupun yang menyadari kehadiran wanita itu.
Puluhan kali, wanita itu tampak menjatuhkan benda-benda berharganya, mulai dari lipstik, bedak, sisir, beberapa lembar uang, sapu tangan, hingga sepasang sepatu yang dikenakannya, namun tak ada satupun manusia yang menyadari kebingungan wanita itu.
Wanita itu terlihat putus asa, hingga ia duduk berjongkok dengan kedua kaki ditekuk ke dada, lalu menangis sesenggukan seakan ia telah kehabisan upaya untuk meminta tolong akan hal yang dianggapnya sangat penting. Hingga suatu ketika Parto turun dari sebuah bus antarkota.
Ada aura berbeda yang membuat wanita itu akhirnya menghampiri Parto. Namun ia tak lagi memiliki apapun untuk menarik perhatian Parto.
“Aku hanya tinggal memiliki ini, satu-satunya kenangan manis yang aku miliki, dan ini satu-satunya harapanku untuk mencari tahu, aku ini kenapa? Kenapa aku tak bisa pergi dari terminal sialan ini? Aku harus pulang, anakku pasti menungguku!”
Begitu pilu wanita itu menatap pita rambut berwarna peach sedikit usang yang ia lepaskan dari rambutnya.
Sosok itu menghampiri Parto lalu menunjuk ke wajahnya seraya melempar tatapan kejam, tajam dan penuh amarah.
“Dan kamu mengambilnya! Hanya kamu yang akhirnya peduli dengan benda kecil itu!” Suara berat itu kembali membawa Parto ke kamarnya.
Dan anehnya, rasa takut yang tadinya menguasai Parto, kini berangsur berubah menjadi rasa iba. Parto menegakkan posisi duduknya, menimbang dan berpikir sejenak menghubungkan beberapa peristiwa yang dialaminya.
“Jadi, kamu benar Jumini? Jumini yang—” ucap Parto semakin tertegun tak percaya, perlahan ia bungkam mulutnya sendiri, “Ini benar-benar tak masuk akal!” imbuhnya.
“Apanya yang tak masuk akal! Setelah mengikutimu kemana-mana, entah kenapa aku jadi ingat kalau kamu adalah Parto!” sahut kesal sosok itu.
“Tapi—kebetulan macam apa ini?”
“Ini takdir bukan kebetulan!” sanggah sosok itu. “Apa kamu lupa dulu kamu sangat mencintaiku? Kamu bilang aku cinta pertamamu! Tapi kenapa kamu tiba-tiba pindah tanpa pamit?!”
“Hah?!” Parto tersentak dengan pertanyaan itu. “A-aku—”
“Jika kamu tidak mau menolongku untuk mencari tahu siapa yang tega melakukan ini padaku, maka aku akan terus menghantui mu selamanya!” Sosok itu kembali menekan Parto, memancarkan sorot mata kemarahan yang merah menyala.
“Dunia ini memang tak adil! Aku tak tahu kenapa aku tiba-tiba sudah menjadi hantu, saat aku kembali bertemu denganmu! Aku rasa ini juga saatnya aku membalaskan dendam dan sakit hatiku padamu!”
Sosok yang berdiri marah itu, semakin menyala, hingga seluruhnya berubah menjadi nyala api yang membara penuh dengan endapan dendam.
“Tu-tunggu! Ki-kita luruskan dulu permasalahannya! A-ku masih tak mengerti!” ujar Parto yang merasa semakin terancam.
“Tidak ada pengampunan!” teriak sosok itu lalu melesat dengan cepat ke arah Parto.
...****************...
Bersambung ....
dua orang cewek dari masa lalumu dan masa depanmu sedang melarangmu pergi.
gimana to...? jadi pergi atau tetap bertahan walaupun menakutkan?
siapa yg di rulo dan siapa yg di ikuti coba
apa mingun =Sasongko???🤔🤔🤔