Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina bersumpah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga mantan suaminya. Namun malam naas terjadi dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Apakah Jesi mau menjadi orang ketiga di antara hubungan mantan kakak ipar dan istrinya?
Atau Jesi harus berjuang membesarkan anaknya sendiri? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYARAT DARI PAK VANDI
Di dalam ruang tamu milik keluarga Jesi. Nampak kedua orang tua Jesi duduk berhadapan dengan Andra dan Jesi. Mereka cukup terkejut dengan kedatangan Andra bersama dengan Jesi. Namun Jesi menjelaskan kalau mereka bertemu di jalan dan mereka percaya percaya saja.
" Terima kasih nak Andra, kamu sudah mengantar Jesi sampai rumah. Jesi positif hamil saat ini, ibu do'akan semoga kamu juga segera di beri momongan sama Allah subhanallah wata'ala." Ucap bu Laras.
" Alhamdulillah, Tuhan sudah memberikannya bu." Sahut Andra.
" Alhamdulillah. Itu artinya nak Raya sedang hamil juga?" Tanya bu Laras.
" Bukan Raya bu, tapi Jesi."
Bu Laras menatap sang suami, begitu pun sebaliknya hingga mereka saling melempar pandangan.
" Oh maksud nak Andra, nak Andra menganggap anak Jesi sebagai anak nak Andra sendiri, seperti yang nak Andra katakan pada ibu tadi di telepon ya." Ujar bu Laras.
" Bukan bu, tapi sebenarnya anak Jesi memang milikku." Sahut Andra. Jesi mencengkeram ujung bajunya, ia khawatir ayah dan ibunya murka.
" Maksud nak Andra bagaimana?" Tanya bu Laras mengerutkan keningnya.
" Saya kemari ingin membicarakan hal penting kepada kalian berdua." Ucap Andra.
Bu Laras kembali menatap sang suami.
" Katakan nak! Hal penting apa yang ingin kamu sampaikan pada kami!" Ucap pak Vandi.
" Seperti yang saya katakan tadi, ini mengenai anak dalam kandungan Jesi." Ujar Andra.
" Kenapa dengan anak dalam kandungan Jesi?" Tanya pak Vandi menatap Andra. " Tidak masalah kalau Jesi sudah bercerai dari Angga tapi hamil anaknya. Kami tetap akan mempertahankan bayi dalam kandungan Jesi dan merawatnya dengan baik. Kamu tidak perlu khawatir dan berpikiran buruk kepada kami. Kami tidak akan membuang anak itu karena anak itu tidak bersalah. Jadi kamu tidak perlu bercanda untuk mengakui anak itu sebagai anakmu." Ujar pak Vandi.
" Bukan itu masalahnya pak." Ujar Andra.
" Lalu?"
" Masalahnya anak itu bukan milik Angga, tapi milikku. Saya lah yang membuat Jesi hamil."
Jeduarrrrr...
Ucapan Andra bak bom meledak di dalam hati pak Vandi dan bu Laras.
" A.. Apa???" Pekik bu Laras. Ia bahkan sampai berdiri karena terlalu terkejut dengan kenyataan ini.
" Jangan bercanda nak Andra! Kami percaya jika putri kami tidak akan melakukan hal memalukan seperti ini. Jesi wanita baik baik yang tidak mungkin memberikan tubuhnya kepadamu, apalagi kamu kakak iparnya. Tolong jangan buat lelucon seperti ini!"
Jesi memejamkan mata, ia menahan sakit di dalam hatinya ketika ia mendengar ucapan ibunya. Ia sadar, bagaimana ia telah menyakiti hati sang ibu karena telah menghancurkan kepercayaannya.
" Saya tahu ibu. Saya tahu kalau Jesi wanita baik baik. Bukan dia yang salah, tapi saya." Ucap Andra.
" Apa maksudnya nak Andra? Tolong jangan berbelit!" Ucap pak Vandi.
Andra menatap Jesi. Jesi nampak ragu, ia pun menggelengkan kepala. Andra menggenggam tangan Jesi seolah sedang menenangkannya.
" Di malam Jesi mengambil dokumen pribadi di rumah saya satu bulan lalu, saat itu saya pulang dalam keadaan tak sadar. Saat itu saya di jebak oleh seseorang yang ingin memanfaatkan keadaan saya, saat itu saya tidak bisa mengendalikan diri pak, bu. Rasanya saya hampir mati saat itu. Saya butuh penawar, saya butuh pelampiasan atas efek luar biasa dari obat itu. Dan saat itu, saya melihat Jesi di kamarnya. Dan saya.. saya memaksakan kehendak saya kepada Jesi."
" Dasar bajingan!!!!!" Bentak pak Vandi langsung beranjak, ia mendekati Andra lalu..
Bugh...
" Ayah!!!!" Pekik Jesi bersamaan dengan suara ibunya.
Andra pasrah menerima bogeman dari pak Vandi. Ia memang pantas mendapatkannya karena kebrengsekannya kepada Jesi. Ia mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya.
" Aku tidak menyangka jika kau sama tidak bermoralnya dengan adikmu yang telah mengkhianati putriku." Ucap pak Vandi dengan nada tinggi. " Sebenarnya apa kesalahan putriku kepada kalian berdua hah? Sampai sampai kalian melakukan hal ini terhadap putri kesayanganku. Hiks... " Tubuh pak Vandi luruh ke sofa, ia memukuli dadanya sendiri. Ia merasa telah gagal menjadi sang ayah sejati.
" Ayah." Jesi duduk di samping pak Vandi lalu mengelus lengannya.
Pak Vandi menatap Jesi dengan mata berkaca kaca. " Maafkan ayah Jesi, ayah telah gagal melindungimu dari pria pria brengsek seperti mereka." Ucap pak Vandi menunjuk Andra. " Setelah kau terlepas dari baj!ngan Angga kini kau terjebak dengan Andra. Bahkan kau harus menelan kenyataan pahit jika dia memperkosamu. Sekarang kamu harus mengandung anaknya, ayah harus bagaimana Jesi? Ayah harus bagaimana?" Pak Vandi kelihatan begitu gelisah.
" Maafkan Jesi ayah. Ayah tidak bersalah, di sini Jesi lah yang tidak pandai menjaga diri. Tolong jangan salahkan diri ayah! Hiks.. " Jesi menangis dalam pelukan sang ayah yang telah membesarkannya.
Melihat itu, hati Andra trenyuh. Jesi benar benar seorang anak yang baik. Ia selalu menjaga perasaan orang tuanya. Ia semakin menginginkan Jesi untuk menjadi miliknya. Berbeda dengan Raya, Raya bahkan enggan meminta maaf setelah ia melakukan kesalahan, meksipun kepada ayahnya sendiri.
" Ibu turut bersedih atas kejadian ini nak. Kamu yang tabah ya, kamu yang sabar. Anak ini tidak bersalah, jadi jangan kamu benci anak dalam kandunganmu kelak." Tutur bu Laras mengelus perut Jesi yang masih rata.
" Maafkan Jesi bu, Jesi telah membuat kalian kecewa. Jesi tidak tahu harus bagaimana menjalani hidup ini ke depannya. Mas Andra sudah berumah tangga, Jesi tidak mau menjadi duri di dalam rumah tangga mereka." Ujar Jesi.
Pak Vandi mengusap air matanya. " Andra harus bertanggung jawab dengan menikahimu."
Semua orang terkejut mendengar ucapan pak Vandi. Jesi menatap ayahnya, " Tapi ayah, aku tidak... "
" Tidak ada tapi tapian. Tidak apa apa kamu jadi yang kedua, yang penting Andra harus memperlakukanmu dengan baik. Jika dia berani berperilaku buruk padamu, maka ayah lah orang pertama yang akan menghabisinya beserta semua keturunannya." Ancam pak Vandi menatap Andra.
Andra tersenyum, di dalam hati ia bahagia. Meskipun ia merasa bersalah atas kejadian ini, tapi setidaknya pak Vandi sendiri yang memberikan Jesi kepadanya tanpa dia bersusah payah.
" Andra orang kuat, Jesi membutuhkan orang sepertinya untuk mengambil kembali hak haknya dari tangan saudaranya. Aku harus menepati janjiku pada tuan Wijaya. Semua yang telah mereka nikmati selama ini, harus mereka kembalikan kepada Jesi. Pewaris satu satunya keluarga Wijaya Kusuma adalah Jesi. Mereka tidak berhak atas harta peninggalan keluarga Wijaya. Aku harus membaik Andra menikah dengan Jesi. Maafkan ayah Jesi, ayah harus melakukan ini demi wasiat dari papa kandungmu." Ujar pak Vandi dalam hati. Rupanya ia punya tujuan sendiri.
" Saya akan bertanggung jawab pak. Saya memang akan menikahi Jesi, untuk itu saya kemari untuk meminta doa restu bapak dan ibu." Ucap Andra.
" Nikah resmi, karena aku tidak mau kau hanya menikahi Jesi secara siri. Aku ingin Jesi mendapatkan hak yang sama dengan istri pertamamu. Apa kau sanggup dengan syarat itu?" Ucap pak Vandi dengan tegas.
Andra menelan kasar salivanya. Ini cukup sulit baginya untuk membujuk Raya menyetujui pernikahan mereka.
" Kalau kau tidak mau, aku akan melaporkan kasus ini atas tuduhan pemerkosaan. Bukan kah kau sendiri tadi yang bilang kalau kau memaksakan kehendakmu kepada putriku? Jadi aku bisa dengan mudah mengumpulkan bukti bukti itu meskipun kekuasaan yang kau miliki jauh lebih tinggi dariku." Imbuh pak Vandi. Ia yakin Andra pasti akan berusaha memenuhi syaratnya, apalagi yang ia tahu sampai saat ini Andra belum mempunyai keturunan. Otomatis Andra akan mempertahankan anak dalam kandungan Jesi.
" Ayah tolong jangan menekan mas Andra. Tidak apa kalau mas Andra tidak mau bertanggung jawab. Aku bisa membesarkan anak ini sendirian ayah." Ujar Jesi, ia merasa tidak enak hati karena masalah ini.
" Saya bersedia."
Jesi langsung menatap Andra begitu pun sebaliknya.
" Tidak mas, aku nggak mau menjadi madu dalam rumah tangga kalian. Aku.. "
" Mas harus bertanggung jawab padamu dek. Bukan kah sudah mas bilang kalau mas bakal nikahin kamu. Mas akan kembali setelah mas mendapat persetujuan dari Raya. Mas tidak akan membiarkan kamu menanggung semua ini sendirian. Sudah bagus ayahmu mau merestui hubungan kita, kamu jangan khawatir ya? Kamu tidak perlu memikirkan hal ini. Biarkan hal ini menjadi urusan mas. Yang harus kamu pikirkan yaitu kesehatanmu dan kesehatan calon anak kita." Ujar Andra.
Bu Laras menyembunyikan senyuman kebahagiaannya, entah mengapa nalurinya merasa kalau Andra pria yang paling tepat untuk putrinya. Ia merasa kalau Andra bisa menyayangi Jesi dan bisa membuat Jesi bahagia di bandingkan Angga.
" Kalau begitu aku permisi pak, bu. Aku titip Jesi sebelum dia menjadi istriku. Setelah dia menjadi istriku, aku akan membawanya ke rumah yang dulu di tempati oleh Jesi dan Angga." Ucap Andra. Ia mengambil kartu dari dalam dompetnya, kartu yang ia buat tanpa sepengetahuan Raya.
" Ini kartu ATM mas, nomer pinnya nanti mas kirim ke whatsapp kamu. Beli apapun sesukamu dengan uang itu. Ini bentuk awal pertanggungjawaban mas kepadamu dan anak kita."
Hati Jesi tersentuh dengan kata kata yang di ucapkan oleh Andra. Dulu dengan Angga, ia tidak pernah mendapat perhatian seperti ini.
" Tidak perlu mas, aku punya uang sendiri." Tolak Jesi menyodorkan kartunya kembali kepada Andra.
" Mas tidak menerima penolakan. Simpan dengan baik, kalau tidak kamu gunakan sekarang, kamu bisa gunakan nanti. Mas pamit pulang dulu, mas akan memberimu kabar secepatnya. Kamu jaga diri baik baik ya, jaga calon anak kita." Ucap Andra.
" I.. Iya mas." Sahut Jesi gugup.
Andra segera berdiri, " Saya pamit dulu pak, bu." Andra pun menyalami kedua orang tua Jesi, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah Jesi. Ia harus berjuang untuk mendapatkan restu dari istri pertamanya. Apakah ia akan berhasil? Atau Raya juga akan memberikan syarat kepadanya? Entahlah biarkan waktu yang menjawabnya.
TBC...
💪💪❤️❤️
*munafik
saat novel suami selingkuh kau laknat habis habis tapi saat novel istri selingkuh kau bela dan kau benarkan
ini lah dari dulu aku bilang semua orang bisa berkarya saat wanita baik2 berkarya mereka akan buat novel suami atau istri selingkuh dan mereka akan melaknat perselingkuhan itu
saat wanita murahan tukang selingkuh buat novel mereka akan membuat novel perselingkuhan dan mereka akan membela perselingkuhan itu
dan saat wanita munafik dan murahan tukang selingkuh buat novel, saat mereka buat novel suami selingkuh dia akan laknat tapi saat mereka buat novel istri selingkuh dia akan bela dan benarkan dan jelas cerminan diri nya sendiri
jadi jelaskan author dari novel mu kau termasuk yang mana
aku bukan jijik baca novel mu tapi aku jijik dengan pola pikir munafik mu dalam membuat novel