The Vampire Prince's Forbidden Love
"Darahnya membangkitkan sang pangeran malam. Cintanya bisa membunuhnya."
Saat Luna menyentuh peti mati itu, ia tak tahu bahwa hidupnya akan terikat oleh takdir kuno dan oleh cinta seorang vampir yang tak boleh mencintai.
Antara keabadian dan kematian, bisakah cinta tetap hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUSTIKA DEWI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ramalan Kuno Cinta Terlarang Pangeran Vampir
Di sebuah desa kecil yang berada di belakang hutan larangan, terdapat sebuah kuil kuno yang telah lama terlupakan. Kuil itu, dengan dinding-dindingnya yang dipenuhi lumut dan ukiran-ukiran misterius, menyimpan rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang. Di dalam kuil tersebut, sekelompok pemuda menemukan sebuah ramalan yang ditulis dalam bahasa kuno. Ramalan itu berbunyi "Jika cinta sejati sang vampir pada manusia darah suci dibalas dengan pengorbanan, takdir bisa diubah."
Di antara mereka, ada Luna, seorang gadis dengan jiwa yang penuh kasih dan keberanian. Dia adalah darah suci yang dimaksud dalam ramalan itu, dan dia tidak tahu bahwa cinta sejatinya, seorang vampir bernama Yong Jian telah mengawasi dan melindunginya dari bayang-bayang kegelapan. Yong Jian, dengan mata yang berkilau seperti bintang malam, adalah makhluk yang terperangkap antara dua dunia, dunia manusia dan dunia kegelapan.
Setelah menemukan ramalan itu, Luna dan Yong Jian terjebak dalam dilema yang tak terduga. Apakah pengorbanan yang dimaksud berarti salah satu dari mereka harus mati? Atau apakah cinta mereka harus dilepaskan demi menyelamatkan satu sama lain? Pertanyaan ini menghantui pikiran mereka, menimbulkan ketegangan yang tak terelakkan.
Malam demi malam, mereka berbicara tentang ramalan itu, mencoba mencari makna yang lebih dalam. Luna merasakan ketakutan yang menggerogoti hatinya. Dia tidak ingin kehilangan Yong Jian, tetapi dia juga tidak bisa membiarkan cinta mereka menghancurkan segalanya. Yong Jian di sisi lain, merasa terjebak dalam kegelapan yang telah lama dia jalani. Dia tahu bahwa cinta sejatinya kepada Luna adalah satu-satunya cahaya dalam hidupnya, tetapi dia juga menyadari bahwa cinta itu bisa menjadi kutukan.
Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, mereka memutuskan untuk mengunjungi kuil itu lagi. Di sana, mereka menemukan altar yang dipenuhi dengan lilin-lilin yang menyala, menciptakan suasana magis yang mengelilingi mereka. Dalam keheningan malam, Luna mengangkat suaranya, "Yong Jian, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus mengorbankan cinta kita demi masa depan yang lebih baik?"
Yong Jian menatapnya dengan penuh rasa sakit. "Aku tidak ingin kehilanganmu, Luna. Tetapi jika pengorbanan adalah satu-satunya cara untuk mengubah takdir kita, aku akan melakukannya."
Air mata mengalir di pipi Luna. "Tidak, Yong Jian! Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan itu. Kita harus mencari cara lain."
Dengan tekad yang membara, mereka memutuskan untuk mencari jawaban lebih lanjut. Mereka menjelajahi hutan, bertanya kepada guru besar nya yang tinggal di sebuah tempat terpencil, yang indah dekat dengan pohon keabadian. Dan menggali lebih dalam menelusuri sejarah kuil kuno. Dalam pencarian mereka, mereka menemukan bahwa pengorbanan tidak selalu berarti kematian. Terkadang, pengorbanan bisa berarti melepaskan sesuatu yang sangat berharga demi kebaikan yang lebih besar.
Akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan bahwa cinta sejati tidak hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang memberi. Mereka memutuskan untuk menghadapi takdir mereka bersama, tanpa harus mengorbankan satu sama lain. Dengan hati yang penuh harapan, mereka kembali ke kuil, berdoa agar cinta mereka dapat mengubah nasib yang telah ditentukan.
Ketika mereka berdiri di altar, sebuah cahaya terang menyelimuti mereka. Ramalan itu mulai bersinar, dan mereka merasakan kekuatan cinta mereka mengalir melalui setiap serat tubuh mereka. Dalam momen itu, mereka tahu bahwa cinta sejati mereka telah mengubah takdir, bukan melalui pengorbanan, tetapi melalui keberanian untuk mencintai satu sama lain tanpa syarat.
Kuil kuno itu menjadi saksi dari cinta mereka, dan dengan setiap langkah yang mereka ambil, mereka tahu bahwa mereka telah menulis ulang kisah mereka sendiri sebuah kisah tentang cinta, pengorbanan, dan harapan yang takkan pernah pudar.
Yong Jian dan Luna harus menghadapi berbagai rintangan itu. Dan harus berani mengambil keputusan untuk menjalani takdir hidup yang sangat menyakitkan itu.
* * * * *
Di sebuah tempat terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat, terdapat sebuah pohon yang dikenal sebagai Pohon Keabadian. Konon, pohon ini memiliki kekuatan untuk memberikan kehidupan abadi kepada pangeran vampir, calon raja dari bangsa vampir. Bagi siapa pun yang di takdirkan mampu merawatnya dengan tulus, dan pohon keabadian itu tetap tumbuh dan berbunga, maka pangeran vampir itu, akan tetap hidup abadi, Namun, ada satu syarat yang harus dipatuhi bahwa pangeran vampir itu tidak boleh saling mencintai dengan manusia yang memiliki darah suci itu.
Yong Jian, seorang pangeran vampir tampan dengan hati yang sikapnya tegas dan dingin itu telah lama jatuh cinta pada Luna, gadis cantik yang tidak sengaja masuk dan tersesat di dalam dunia nya. Namun, cinta mereka terhalang oleh sebuah kutukan kuno yang menyelimuti Pohon Keabadian. Setiap kali Yong Jian mendekati Luna, ia merasakan getaran aneh yang membuatnya ketakutan. Ia tahu bahwa kehadiran Luna bisa membahayakan nyawanya sendiri, dan ia tidak ingin menjadi penyebab kesedihan bagi gadis yang dicintainya.
Luna, di sisi lain, merasa bingung. Ia merasakan ketulusan cinta Yong Jian, tetapi mengapa pemuda itu selalu menjauh darinya? Setiap kali ia mencoba mendekat, Yong Jian akan menghindar, seolah ada sesuatu yang menghalangi mereka. Rasa sakit di hati Luna semakin dalam ketika ia melihat Pohon Keabadian mulai layu. Daun-dauan nya yang hijau segar kini berwarna cokelat, dan cabang-cabangnya tampak s Ia tahu bahwa cinta mereka adalah kunci untuk menyelamatkan pohon itu, tetapi bagaimana bisa mereka bersatu jika Yong Jian terus menjauh?
Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, Luna memutuskan untuk mencari jawaban. Ia pergi ke hutan, menuju Pohon Keabadian. Di sana, ia berdoa dengan sepenuh hati, berharap agar pohon itu memberikan petunjuk. Tiba-tiba, angin berhembus kencang, dan suara lembut terdengar dari dalam pohon.
"Cinta yang tulus harus berani menghadapi segala rintangan," kata suara itu. "Hanya dengan bersatu, kalian dapat menyelamatkan aku."
Mendengar suara itu, Luna merasa semangatnya kembali. Ia bertekad untuk mencari Yong Jian dan mengungkapkan perasaannya. Keesokan harinya, ia menemukan Yong Jian di tepi sungai, tampak murung. Dengan keberanian yang baru ditemukan, Luna mendekatinya. "Yong Jian, aku tahu kau mencintaiku. Mengapa kau terus menjauh?" tanyanya dengan suara lembut.
Yong Jian menunduk, hatinya bergejolak. "Luna, aku mencintaimu lebih dari segalanya, tetapi aku takut. Kutukan ini bisa membunuhku jika aku terlalu dekat denganmu," jawabnya dengan suara bergetar.
Luna menggenggam tangan Yong Jian, matanya berbinar. "Kita bisa melawan kutukan itu bersama. Cinta kita lebih kuat dari segalanya. Jika kita bersatu, kita bisa menyelamatkan Pohon Keabadian dan diri kita sendiri."
Dengan semangat yang kuat, Yong Jian akhirnya setuju. Mereka berdua berkomitmen untuk saling membantu dan menghadapi kutukan itu secara bersama-sama. Ketika mereka berdiri di bawah Pohon Keabadian, daun-daun yang mengering mulai bergerak, seolah-olah menjawab cinta mereka yang tulus. Namun, ada konsekuensi besar yang harus ditanggung untuk kebahagiaan mereka. Cinta mereka tidak dapat terus bersatu, akan ada saat-saat penderitaan yang muncul di tengah-tengah cinta mereka.