NovelToon NovelToon
REINKARNASI BERANDALAN

REINKARNASI BERANDALAN

Status: tamat
Genre:Kebangkitan pecundang / Action / Time Travel / Romansa / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:249
Nilai: 5
Nama Author: andremnm

Arya Satria (30), seorang pecundang yang hidup dalam penyesalan, mendapati dirinya didorong jatuh dari atap oleh anggota sindikat kriminal brutal bernama Naga Hitam (NH). Saat kematian di depan mata, ia justru "melompat waktu" kembali ke tubuh remajanya, 12 tahun yang lalu. Arya kembali ke titik waktu genting: enam bulan sebelum Maya, cinta pertamanya, tewas dalam insiden kebakaran yang ternyata adalah pembunuhan terencana NH. Demi mengubah takdir tragis itu, Arya harus berjuang sebagai Reinkarnasi Berandalan. Ia harus menggunakan pengetahuan dewasanya untuk naik ke puncak geng SMA lokal, Garis Depan, menghadapi pertarungan brutal, pengkhianatan dari dalam, dan memutus rantai kekuasaan Naga Hitam di masa lalu. Ini adalah kesempatan kedua Arya. Mampukah ia, sang pengecut di masa depan, menjadi pahlawan di masa lalu, dan menyelamatkan Maya sebelum detik terakhirnya tiba?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andremnm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28. pulau ular...

Setelah perjuangan di laut yang melelahkan, speedboat itu akhirnya mendekati garis pantai Pulau Ular. Ini bukan pulau karang biasa; tebing-tebingnya yang tajam diselimuti vegetasi padat, dan tidak ada pantai pasir yang terlihat.

Rani dengan lincah mengendalikan speedboat, memanuvernya melalui labirin karang yang berbahaya.

Dion: (Melihat ke atas) "Pulau ini terlihat tidak berpenghuni. Tidak ada dermaga. Bagaimana kita merapat?"

Rani: (Menunjuk ke tebing curam di depan) "Ada pintu masuk. Tepat di bawah permukaan air pasang. Kita harus masuk sekarang."

Rani menekan tombol di panel kontrol. Speedboat itu kembali beralih ke mode senyap dan merendahkan haluan. Air laut memercik ke dek saat mereka memasuki celah sempit di tebing.

Gelap. Dingin. Bau air laut dan batu. Celah itu ternyata adalah terowongan buatan manusia yang tersembunyi dengan sempurna.

Speedboat itu meluncur melalui terowongan yang panjang, yang akhirnya terbuka ke sebuah Gua Bawah Tanah yang besar. Cahaya artifisial yang redup menerangi interior gua, menampakkan sebuah dermaga beton kecil dan apa yang tampak seperti basis operasi rahasia.

Dion: (Terkesima) "Ini... ini markas rahasia? Siapa yang membangun ini?"

Rani: (Mengikat speedboat dengan cepat) "Arya. Dengan danaku. Ini adalah Stasiun Pemancar Jaringan Global cadangan. Tempat paling aman di luar radar di seluruh Selat Sunda. Sekarang, berhenti melamun! Kita harus segera mengurus Arya!"

Gua itu ternyata memiliki fasilitas yang sangat memadai. Ada generator diesel yang terisolasi, beberapa tumpukan peti berisi peralatan komunikasi, dan yang paling penting, sebuah ruangan kecil yang disiapkan sebagai ruang operasi steril darurat.

Maya dan Dion dengan hati-hati memindahkan Arya dari tandu bio-foam ke meja operasi. Monitor EKG portabel menunjukkan ritme jantung Arya yang lemah dan tidak stabil, tetapi dia tetap bernapas.

Rani: (Memakai sarung tangan lateks dan menyiapkan peralatan bedah) "Maya, kau bantu aku. Cuci tanganmu hingga bersih. Dion, kau jaga life support dan monitor EKG. Kita harus mengendalikan demamnya sebelum dia mengalami gagal organ."

Dion: (Panik) "Tapi... kau yakin bisa melakukan operasi ini? Kita butuh anestesi penuh!"

Rani: "Aku bukan dokter bedah. Tapi aku dilatih untuk ini. Dan kita tidak punya waktu untuk anestesi penuh. Kita akan menggunakan anestesi lokal untuk area luka dan berharap stimulan yang kuberikan tadi cukup kuat untuk menekan rasa sakit. Dia harus stabil. Kita harus mengeluarkan infeksi dari sistemnya."

Rani mensterilkan instrumen bedah dengan cepat. Gerakannya terarah dan profesional.

Rani: "Maya, tugasmu adalah memantau warna kulitnya dan kesadarannya. Jika dia bangun, kau harus membuatnya tetap diam. Beri tahu aku segera jika ada perubahan pada detak jantungnya."

Maya mengangguk, fokusnya kembali tajam. Dia tahu dia adalah harapan terakhir Arya selain Rani.

Rani: "Infeksi di tulang bahunya parah. Aku harus membersihkan jaringan yang terinfeksi secara agresif. Ini akan menjadi proses yang sulit. Persiapkan dirimu."

Rani mulai membersihkan area sekitar luka tembak Arya. Dia menyuntikkan anestesi lokal ke area yang terinfeksi.

Rani: "Kita mulai."

Saat Rani mulai bekerja dengan pisau bedah kecilnya, mereka semua tahu bahwa ini adalah pertempuran paling kritis yang pernah mereka hadapi. Jika mereka gagal, Daftar Hitam akan mati bersama dengan Arya.

Dion: (Melihat monitor, berbisik) "Tekanan darahnya turun, Rani!"

Rani: (Tanpa mengalihkan pandangan dari luka) "Berikan dia 500cc cairan IV cepat! Sekarang!"

Di dalam ruang operasi darurat di bawah tanah, ketegangan terasa begitu pekat hingga hampir tidak tertahankan. Cahaya lampu bedah memantul pada instrumen logam, sementara suara beep konstan dari monitor EKG menjadi irama ketakutan mereka.

Rani bekerja dengan kecepatan yang mengagumkan, memotong dan membersihkan area di sekitar luka tembak Arya.

Rani: (Suaranya datar, tanpa emosi) "Infeksinya sudah meluas, Maya. Jaringan di sekitar tulang bahunya mulai nekrotik. Aku harus memotong semuanya. Ini akan menjadi pendarahan besar."

Maya: (Mengepalkan tangan Arya, yang terbaring diam) "Lakukan apa pun yang harus kau lakukan, Rani. Dia harus hidup."

Dion dengan cepat menyuntikkan cairan IV ke lengan Arya sesuai instruksi Rani, matanya terpaku pada monitor EKG.

Dion: "Tekanan darahnya naik sedikit! Tapi detak jantungnya tidak beraturan!"

Rani: "Fokus, Dion! Tekanan darahnya harus dijaga. Dia tidak bisa kehilangan banyak darah sekarang. Maya, siapkan kain steril! Kita harus cepat menjahitnya kembali setelah pembersihan!"

Rani menggunakan curette kecil untuk mengikis jaringan yang terinfeksi. Itu adalah proses yang menyakitkan, dan meskipun di bawah pengaruh anestesi dan stimulan, tubuh Arya tersentak.

Maya: (Berbisik di telinga Arya) "Tahan, Kapten. Ini akan segera berakhir. Ingat masa depanmu. Ingat Cakra Manggala."

Tiba-tiba, suara alarm keras berbunyi dari monitor.

BEEEEEEP! BEEEEEEP!

Dion: "Rani! Detak jantungnya anjlok! Fibrilasi ventrikel!"

Rani: (Melihat monitor dengan cepat) "Sial! Tubuhnya tidak tahan terhadap syok. Ambil defibrillator portabel! Cepat!"

Dion menemukan defibrillator kecil yang terpasang di dinding. Dia tahu cara menggunakannya dari pelatihan dasar di sekolah.

Dion: "Mengisi daya... 100 joule!"

Rani: "Tidak cukup! 200 joule! Cepat, Dion!"

Dion: "200 joule! Siap!"

Rani: (Memegang elektroda) "Jauhkan!"

Rani menempatkan elektroda di dada Arya dan menekan tombol. Tubuh Arya tersentak hebat, tetapi garis di EKG tetap datar.

BEEEEEP!

Dion: "Lagi! Detak jantungnya nol!"

Rani: "300 joule! Dion! Ini kesempatan terakhir kita sebelum kerusakan otak permanen!"

Dion: (Mengisi daya, tangannya gemetar) "300 joule! Jauhkan!"

PLAK!

Tubuh Arya kembali terangkat dari meja. Semua menahan napas.

Setelah beberapa detik yang mengerikan, monitor EKG mulai menunjukkan ritme. Lemah, cepat, tapi stabil.

Bip... bip-bip... bip...

Maya: (Menghela napas lega, air mata menetes) "Dia kembali..."

Rani: (Kembali fokus ke luka, suaranya kembali dingin dan profesional) "Pembersihan selesai. Maya, persiapkan benang bedah. Kita harus menutup ini sebelum pendarahan memburuk."

Rani dengan cekatan mulai menjahit luka tembak Arya. Setiap jahitan adalah janji. Dion terus mengawasi monitor, menjaga Arya tetap stabil secara elektrokardiografi, sementara Maya membantu Rani menjaga luka tetap terbuka dan bersih.

Setelah tiga puluh menit, luka itu tertutup. Rani menyuntikkan dosis besar antibiotik terakhir dan memberikan pereda nyeri yang kuat.

Rani: (Melepas sarung tangan) "Selesai. Pelurunya keluar, infeksi besar sudah dibersihkan, dan dia berhasil melewati kejang dan henti jantung. Untuk saat ini, dia stabil. Tapi dia butuh istirahat total. Dia butuh waktu untuk pulih."

Dion: "Jadi... dia akan baik-baik saja?"

Rani: "Dia akan hidup. Tapi dia tidak akan sadar selama beberapa hari. Sekarang tugas kita yang lain. Maya, kau awasi dia. Dion, ikut aku. Kita punya Daftar Hitam untuk didistribusikan ke dunia."

Setelah operasi yang melelahkan, Arya dipindahkan dari ruang bedah darurat ke ranjang lipat di sudut yang lebih tenang di dalam gua.

Maya duduk di sampingnya, memegang tangannya yang dingin, mengawasi setiap hembusan napasnya yang kini lebih teratur. Arya selamat, tetapi kini masa depan misi sepenuhnya bergantung pada Dion dan Rani.

Rani membawa Dion ke ujung gua, di mana terdapat panel kaca besar yang melindungi deretan server dan peralatan komunikasi yang canggih.

Rani: (Sambil menunjuk ke server) "Ini adalah jantung dari Stasiun Pemancar Jaringan Global. Arya dan aku mendirikannya sebagai titik akses rahasia. Semua komunikasiku dengan Jaringan Internasional lewat sini."

Dion: "Jaringan Internasional? Maksudmu... Komunitas Pengawas Global?"

Rani: (Mengangguk) "Mereka adalah organisasi bayangan yang mengawasi Cakra Manggala dan semua kekuatan global lainnya. Mereka tahu ada sesuatu yang busuk di Indonesia, tetapi mereka tidak punya bukti. Sampai sekarang."

Rani: "Arya memberiku salinan Daftar Hitam yang sudah kau enkripsi sebelum kau melarikan diri. Tugasmu sekarang, Dion, adalah menyebarkannya. Kau harus mengunggah Daftar Hitam ke Jaringan Global melalui stasiun ini.

Kau harus melakukannya secara anonim dan tak tertelusuri. Setelah firewall militer mereka pulih dari virus pertamamu, ini akan menjadi tugas yang mustahil. Kau hanya punya waktu dua jam sebelum mereka memasang pertahanan baru."

Dion melihat ke layar konsol di depannya. Itu adalah sistem operasi yang asing dan kompleks, jauh lebih rumit daripada sistem di lokomotif tua itu.

Dion: "Aku bisa melakukannya. Tapi mengapa Arya memberikannya padamu, Rani? Mengapa dia tidak langsung melakukannya sendiri?"

Rani: (Mengambil napas dalam-dalam) "Karena Daftar Hitam hanyalah bom. Dan bom membutuhkan pendistribusi yang tepat. Aku punya kontak di Komunitas Pengawas Global. Tapi aku tidak punya keahlian hacking yang memadai.

Kau dan aku adalah kombinasi yang sempurna.

Keahlianmu untuk membuat lubang, dan keahlianku untuk memastikan lubang itu dilihat oleh orang yang tepat."

Dion: "Baik. Apa yang harus aku lakukan?"

Rani: "Stasiun ini terhubung langsung ke kabel serat optik bawah laut yang sudah usang dan terlupakan, yang terhubung ke jaringan internasional. Kau harus membangun proxy enam lapis.

Tujuannya: salin Daftar Hitam ke setiap server yang dikendalikan oleh Komunitas Pengawas Global di seluruh dunia. Begitu Jaringan Global mendapatkan salinan, Komandan Jaya dan Cakra Manggala tidak akan bisa menghapusnya. Itu akan menjadi kebenaran yang tidak bisa dihentikan."

Dion mulai bekerja. Jari-jarinya menari di atas keyboard futuristik. Kode-kode mulai mengalir di layar. Dia menggunakan virus yang dibuatnya sebelumnya untuk membuat lubang di jaringan militer sebagai umpan, sementara dia mengarahkan Daftar Hitam ke target sebenarnya.

Dion: "Selesai. Lapisan proxy pertama terpasang. Aku menggunakan jaringan satelit Rusia yang sudah pensiun sebagai titik hop pertamaku. Sembilan puluh menit tersisa."

Rani: "Cepat, Dion. Mereka akan segera menemukan proxy pertamamu. Aku akan mengawasi firewall musuh. Aku akan memberimu peringatan jika mereka meluncurkan kontra-serangan hacking."Sementara itu, di ranjang Arya, Maya melihat perubahannya.

Meskipun masih tidak sadarkan diri, demamnya mulai turun perlahan.Maya menyadari sesuatu. Di tengah perjuangannya yang kritis, Arya menggenggam sesuatu.Dia membuka tangan Arya dengan lembut. Di telapak tangannya, ada selembar kertas yang basah oleh keringat.

Itu adalah sandi yang ditulis dengan tangan Arya, yang terukir dengan sangat samar di atas kertas.

Sandi Kunci Jaringan:Kode 1: B-7 $\rightarrow$ $T_{k}$Kode 2: $41^{\circ}C$ $\rightarrow$ $R_{k}$Kode 3: LOKO HANTU $\rightarrow$ $D_{k}$

Maya: Apa ini? Ini bukan sandi komunikasi. Ini kode. B-7 pasti Dermaga Beta-7. $41^{\circ}C$ adalah demam kritisnya. LOKO HANTU adalah kereta kita.Maya berjalan ke Dion, yang sedang berjuang dengan proxy lapis ketiga.Maya: "

Dion! Lihat ini! Arya menulisnya sebelum dia pingsan! Ini sepertinya bukan sandi, tapi petunjuk!"Dion melihat kertas itu sekilas.

Dion: (Sambil terus mengetik) "Itu... sepertinya bukan kode hacking. Itu kode aktivasi. Seolah-olah dia menyiapkan kunci terakhir untuk sesuatu."

Rani: "Biarkan aku lihat. (Melihat sandi itu) $T_k$, $R_k$, $D_k$... Kunci Waktu, Kunci Rani, Kunci Dion. Ini adalah tiga-kunci yang Arya bicarakan! Dia tidak mempercayai siapa pun kecuali dirinya sendiri dan timnya."

Dion: "Kunci apa? Aku sedang mengunggah Daftar Hitam sekarang! Apa yang bisa menjadi kunci yang lebih penting dari ini?!"

Rani: "Arya tidak pernah melakukan sesuatu tanpa redundansi. Daftar Hitam hanya data mentah. Tapi jika kau mengunggahnya dengan Kunci Aktivasi ini, itu akan membuka paket data yang jauh lebih besar di dalam Daftar Hitam itu sendiri! Paket yang bisa memberikan kekuatan lebih!"

Dion: "Apa yang akan terbuka?"

Rani: "Aku tidak tahu. Tapi kita harus mencobanya! Aku akan memindai Daftar Hitam untuk mencari slot Kunci Tiga. Kau masukkan kode-kode itu. Cepat, Dion! Tiga puluh menit tersisa!"Pertaruhan telah meningkat. Mereka tidak hanya harus menyebarkan kebenaran, tetapi juga menemukan kunci untuk membuka rahasia terdalam Arya sebelum waktu habis dan sebelum Naga Hitam menemukan mereka.

1
Calliope
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
andremnm: makasih🙏🙏
total 1 replies
Deqku
Aku jatuh cinta dengan ceritamu, tolong update sekarang juga!
andremnm: makasih ya
total 1 replies
tae Yeon
Terlalu emosional, sampai menangis.
andremnm: makasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!