Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
"Cukup.. Hentikan.."
Ucap seseorang dibalik pintu. Sontak hal itu membuat bi Yati menoleh dan menatap seorang pemuda yang berdiri dengan gagah di depan pintu tersebut. "Siapa kamu, ini urusanku dengan ponakanku. Kamu tidak usah ikut campur," ucapnya dengan tatapan nanar. "Hentikan atau aku akan berteriak memanggil warga agar kamu di usir dari sini karena telah menganiaya keponakanmu sendiri." Dengan tersenyum sinis bi Yati kemudian bangkit dan mendekati pemuda tersebut dengan tatapan nyalang. "oke aku pergi, tapi ingat aku akan kembali lagi kesini."
Menoleh kembali kepada Ayunda, "besok aku akan kesini lagi dan segera siapkan uang 3 juta. Kalau tidak kamu akan tau akibatnya." Setelah mengucapkan itu, bi Yati berjalan keluar dan pergi dari rumah itu. Setelah kepergian bibi Yati, pemuda itu masuk ke dalam rumah dan mendekati Ayunda yang tengah menangis di sudut sofa. "Kamu tidak apa - apa Ayunda."tanya pemuda tersebut yang tak lain adalah Edo..
"Aku baik Edo, terima kasih sudah datang membantu. Tapi kenapa kamu bisa datang kesini?"Tanya ayunda bingung.
"Hmm aku tidak sengaja lewat di daerah sini. Aku main kerumah temanku yang ada di ujung sana. Aku ingat kalau kamu juga tinggal di daerah sini, makanya aku iseng lewat sini siapa tahu kamu masih tinggal disini. Dan ternyata dugaanku benar, kamu masih tinggal disini dan tanpa sengaja malah lihat kejadian ini. Apa yang terjadi Yunda? Kenapa bibi mu marah marah seperti itu. Dan kenapa dia meminta uang kepadamu?"Tanya Edo beruntun.
"Oh tidak apa - apa Edo, ini masalah pribadiku dengan bibiku."ucap ayunda dengan sendu.
"Kamu bisa bercerita denganku Yunda, kamu tidak perlu memendam semunya sendiri. Kamu tau bagaimna perasaanku terhadapmu. Dari dulu hingga sekarang perasaanku terhadapmu tidak pernah pudar sedikitpun."
"Maaf Edo, aku tidak ingin membahas masalah ini dulu. Aku sedang sangat pusing dan lelah hari ini."
"Baiklah, aku pulang dulu. Istirahatlah.Jaga kesehatanmu baik - baik dan ingat. Aku akan selalu ada saat kamu membutuhkan seorang teman." Setelah mengatakan itu, Edo bangkit dari duduknya dan segera menuju ke mobilnya dan segera pulang.
***
Nathan kembali ke Jakarta dan kembali ke apartement pribadinya. Nathan sengaja tidak pulang kerumahnya karena ia malas jika harus mendengar permintaan sangat ayah yang selalu memintanya untuk segera melakukan pertunangan dengan Elisa. Nathan begitu tidak menyukai wanita itu yang terlihat baik di depan orang tuanya tetapi begitu buruk di belakangnya. Setelah mengetahui jika ia akan dijodohkan dengan seorang wanita cantik dengan berprofesi sebagai model tersebut. Ia menyuruh Zaky untuk mencari tahu tentang wanita itu.
Dengan keahlian Zaky dalam mencari informasi. Nathan dapat mengetahui kalau Elisa adalah seorang wanita yang suka dengan kehidupan malam dan suka bergonta ganti pasangan untuk memuaskan hasratnya.semenjak itu ia merasa jijik dengan wanita bermuka dua itu. Setelah sampai di apartement Nathan masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan diri dari perjalanan jauh yang membuat badan terasa begitu lengket.
Setelah keluar dari kamar mandi, ponsel Nathan di atas nakas berdering berulang kali. Ia melihat siapa yang sedang menelepon dan menggela nafas jengah. Nama daddy terpampang jelas di ponsel tersebut, dengan enggan nathan kemudian menekan tombol hijau dan segera menjawab telepon tersebut.
"Hallo Nathan, kamu sudah sampai jakarta?" Tanya daddy surya tanpa basa basi.
"Hmm baru setengah jam yang lalu. Ada apa?"
"Kenapa tidak pulang kerumah malah pulang ke apartement? Apa kamu sengaja menghindari daddy?"
"Oh come on daddy. Bukannya aku sudah biasa tinggal di apartement selama ini?"
"Oke baiklah, besok kita ketemu di kantor untuk membahas masalah di Bandung."
"Baiklah daddy."
***
Ayunda menyelesaikan jahitan pesanan bu Sumini dengan tepat waktu. Jam 10 pagi dia berencana akan mengantarkan baju tersebut ke kediaman bu Sumini, namun belum sempat Ayunda pergi sudah ada tamu tak diundang yang membuat ia merasa jengah. Bi Yati dan Eka datang dengan gaya pongah sambil berkata. "Mana uang yang saya minta kemarin sudah kamu siapkan belum? Yunda tidak punya sebanyak itu bibi. Kenapa bibi selalu menuntutku untuk memberi uang bibi dan menanggung hidup kalian berdua. Bibi bisa kerja kalau memang butuh uang untuk hidup kalian."
Mata bi Yati menyala penuh amarah mendengar ucapan Ayunda. Tanpa aba - aba bi Yati langsung melayangkan tamparan keras ke arah pipi mulus Ayunda.
Hati Ayunda merasa sakit karena perilaku sangat bibi terhadapnya. Seseorang yang seharusnya menjaga dan menyayanginya nyatanya malah dengan tega menyakitinya.
Mata Eka menangkap sebuah paper bag besar di salah satu sofa kemudian dengan tidak sopannya ia memasuki rumah dan membuka paper bag tersebut. Terlihat beberapa baju yang siap untuk dikirim kepada si empunya.
"Wow.. Ternyata kamu baru saja mendapat orderan yang lumayan banyak ya.. Dan pasti lumayan juga nih hasil dari menjahit baju ini. Cepat antarkan baju ini kepada yang pesan agar kamu cepat mendapat bayarannya."
"Tapi uang itu mau aku pakai buat beli bahan - bahan lagi Eka. Buat kebutuhan aku sehari hari." "Kamu pikir aku perduli? Aku bahkan tidak perduli dengan hidupmu Ayunda. Aku hanya butuh uangmu."ucapnya dengan senyum sinis.
Terpaksa Ayunda pergi kerumah bu Sumini dengan perasaan yang campur aduk. Sedih.. Kecewa.. Marah bercampur jadi satu.
***
Di Jakarta
Nathan sedang membahas proyek dengan Zaky saat pintu ruangnya diketuk dari luar. "Masuk.." titah Nathan dari dalam. Tak berselang lama pintu terbuka dan masuklah daddy Surya. "Maaf daddy ganggu kalian.apa kalian sedang sibuk? Ada hal yang penting yang baru kalian bahas?" Pertanyaan panjang daddy Surya terlontar begitu saja.
"Kami hanya sedang membahas salah satu proyek dengan perusahaan tirta pak, kalau begitu saya permisi keluar dulu." Zaky bangkit dari kursi kemudian melenggang pergi dari ruangan itu dan posisinya duduknya digantikan oleh daddy Surya.
"Kenapa pagi sekali daddy datang ke kantor, biasanya juga setelah makan siang."ujar Nathan. "Kenapa? Apa daddy tidak boleh datang ke perusahaan anak daddy sendiri?"
"Bukan begitu maksudku dad, ah sudahlah lupakan saja." Senyum tipis terbit di bibir daddy Surya. "Bagaimana dengan masalah diperusahaan kita di Bandung?"Tanya daddy Surya serius. "Sudah selesai dad, tapi aku minggu depan harus ke Bandung lagi untuk melihat kinerja orang yang akan menggantikan posisi direktur keuangan."
"Oke, daddy percaya sama kamu kalau kamu pasti bisa mengatasi semua ini."
"Iya dad, Terima kasih. Aku pastikan orang yang melakukan penggelapan dana itu akan mengembalikan semua uang kita dan dia akan mendekam di balik jeruji besi."
Senyum tipis kembali tersungging di bibir Surya.
"Lalu bagaimana kamu dengan Elisa?"