Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 31
KETEGANGAN DI RUANG KELUARGA
BRUAKKK!!!
Asap mobil langsung menyebar di udara, tatkala tabrakan yang cukup keras hingga jantung Kaira hampir copot. Dadanya naik turun saat dia melihat mobil musuh ditabrak dari samping oleh mobil hitam lainnya.
Dengan gerakan cepat, Kaira langsung menekan tombol di dekat kursi kemudi hingga ia bisa membuka pintu mobil. Dan saat itulah, mobil yang menabrak milik musuh, tiba-tiba bergerak kembali dan melaju menabrak mobil Kaira.
Tentu saja Kaira syok hingga dia terduduk di jalan hingga benar-benar seperti seseorang yang ketakutan akan melihat hantu.
“Tuan, apa perlu saya— ”
“Tetaplah di dalam. Biarkan saja dia, Kaira tidak perlu tahu.” Kata Kairo yang langsung melajukan mobilnya. Sementara Elon duduk di kursi sebelahnya, atas perintah Kairo sendiri yang memang ingin menabrak kedua mobil tadi dengan caranya sendiri.
Tanpa melukai istrinya.
Namun kini Kaira melihat kepergian mobil tadi yang tidak ada tanda milik Archipelago Attar, sehingga dia bertanya-tanya.
“Siapa mereka?” gumamnya heran dan segera berdiri. Kaira menoleh ke kanan, kiri, depan dan belakang hanya untuk memastikan apakah Kalindi masih ada di sekitar sana? Namun ternyata tidak.
Derrtt!!! Derttt! Dering ponsel membuat kefokusan Kaira pudar dan beralih meriah ponselnya. Nomor tak dikenal yang membuatnya berkerut alis.
[“Halo?”]
[“Datanglah ke perusahaan Archipelago, bawakan setelan jas baru untukku. 10 menit, aku menunggumu.”] Pinta Kairo yang terdengar dingin.
Kaira menatap ponselnya saat dia tak menyangka kalau pria itu akan menelepon nya? Sejak kapan Kairo mau menyuruhnya? Tapi dengan semua itu, Kaira punya alasan untuk lari dari tempat kejadian di sana, jika tidak, mungkin Kalindi akan mengatakan ke publik kalau dialah penyebab kecelakaan beruntun.
“Aku harus pergi.” Ucap Kaira segera bergegas menjauh dari jalanan tersebut.
Sementara Kairo cukup lega, namun dia harus membohongi Kaira agar wanita itu pergi dari lokasi tadi.
“Anda yakin tidak ingin berterus terang saja dengan nyonya Kaira? Mungkin dia juga membutuhkan kita dan kita juga— ”
“Tidak sekarang. Aku memerlukan banyak bukti. Biarkan Kaira mencarinya lewat dalam, dan kita di luar.” Jelas Kairo menatap tajam sehingga kini Elon mengerti.
Sementara di jalan yang lain. Kalindi menyeringai kecil dengan penuh lega. “Haahh... Halangan satu sudah tersingkir, sekarang aku harus mencari cara untuk Kairo.” Gumam Kalindi yang kini bersandar santai tanpa dia tahu kalau targetnya itu sudah lolos dari bahaya.
.
.
.
“Apa kau yakin dia wanita yang baik. Soal pembunuhan di Archipelago, bukankah— ”
“Kakak Kaira sudah menjelaskannya. Aku yakin pelakunya bukanlah dia.” Tegas Lela kepada teman wanitanya dari kelompok lain, yang lebih centil.
Para gadis itu terdiam dan kembali menatap Lela. “Kenapa kau sangat yakin? Dia anggota baru di sana.”
Lela terdiam dan tidak menjawabnya saat ia tengah mengingat sesuatu yang membuatnya yakin bahwa Kaira tidak bersalah, melainkan anggota keluarga lainnya yang sangat dia curiga sejak awal. Namun Lela mencoba menepis pikiran itu.
“Aku pergi dulu.” Pamitnya yang langsung bergegas pergi dengan perasaan tidak suka.
Sementara temannya tadi hanya menatap kepergiannya dengan lirikan sinis.
Lela segera masuk ke dalam mobil dan duduk sambil bersandar memejamkan matanya. Napasnya naik turun saat dia mulai mengingat kejadian malam itu. Malam di mana ibunya dan paman Raziq berdebat mengenai kematian Sultan Wijaya.
Ya! Lela mendengar nya sampai Kairo datang saat itu.
“Itu tidak mungkin. Apa yang ibu sembunyikan? Aku yakin aku hanya salah mendengar.” Gumamnya yang mengusap wajahnya kasar.
...***...
Menjelang senja ketika para keluarga bersiap untuk makan malam bersama. Kalindi nampak bersinar sehingga membuat Caesar dan Yoona bertanya-tanya sendiri.
“Ada apa dengan Ibu?” bisik Yoona kepada suaminya.
“Abaikan saja.” Balas Caesar yang menatap ke Kalindi dengan penasaran. Dia sangat yakin, bila ibunya terlihat senang seperti itu, artinya ada kabar baik yang baru saja dia dapat.
“Ayo! panggil semuanya karena aku ingin makan bersama kalian semua. Ayo!” ajak Kalindi yang tiba-tiba merangkul lengan Yoona dan mengajaknya berjalan bersama.
Tentu saja Yoona terheran-heran dan ikut senang saat melihat ibu mertuanya bersikap baik dan ramah kepadanya.
-‘Sebentar lagi berita kecelakaan itu akan dimulai!’ batin Kalindi yang tersenyum lebar hingga terlihat giginya.
Sebelum pergi ke ruang makan, Kalindi dengan sengaja mengajak Caesar, Yoona termasuk Lela dan Raziq yang baru saja terlihat.
“Ada apa denganmu?“ tegas Raziq menatap tajam ke Kalindi.
“Ck. Ada baiknya kita melihat berita dulu, aku dengar dari para pelayan bergosip tentang Archipelago yang masuk berita. Hatiku sedang senang saat ini!” Jelas Kalindi yang membuat Raziq berkerut alis dan segera pergi ke ruang keluarga, begitu juga dengan yang lain.
Mereka duduk di sofa warna putih yang terlihat mahal serta elegan, menatap ke arah televisi besar saat sebuah berita kecelakaan memang diliput lebih cepat.
Kairo yang baru datang, langsung diajak Kalindi untuk bergabung bersama. “Kemarilah dan lihatlah, ada kecelakaan dari mobil Archipelago Attar.” Ucap Kalindi yang hanya berpura-pura saja.
Tentu, Kairo mendekat dan berdiri di belakang sofa seraya menatap ke televisi. Sementara Raziq terlihat marah saat kecelakaan yang menyeret Archipelago Attar membuat nama baik bangsawan ini buruk.
“Bagaimana bisa kecelakaan itu terjadi?” kepala Raziq.
“Oh astaga... Sangat buruk.” Gerutu Kalindi yang membuat Yoona menoleh.
“Ada apa Ibu?”
“Aku melihat Kaira keluar dengan mobil, dan sampai saat ini dia masih belum kembali. Apa mungkin....”
Semuanya terdiam, sedangkan Kalindi dengan wajah seribunya itu terlihat senang saat tidak lagi melihat Kaira. -‘Sudah kubilang, hidupmu akan hancur, Kaira!’ batinnya benar-benar senang.
Bruak! sebuah pintu terbuka lebar hingga mengejutkan mereka yang ada di ruang keluarga. Terutama Kalindi yang melotot kaget melihat Kaira berjalan mendekat dan menatap marah, meski keningnya berdarah, dagunya terluka dan tulang pipinya juga terluka, namun wanita itu masih berani menunjukkan dirinya.
“Ba-bagaimana— ”
“Kenapa? Kau terkejut? Aku masih hidup, dan aku selamat dari kecelakaan itu... Ibu!” ucap Kaira tersenyum kecil namun masih menatap tajam ke Kalindi.
Tentu, semua mata menuju ke Kalindi yang terlihat tegang. “Ap-apa? Apa maksud mu berkata seperti itu kepadaku? Kau menyalahkan ku hah?!” kesal Kalindi dengan emosi.
Kaira menyeringai kecil dan berjalan mendekatinya dengan tatapan penuh tajam dan berkaca-kaca. “Aku hanya memberitahumu saja, Bibi! Aku masih hidup dan kembali dengan selamat.” Kata Kaira yang kini membuat Kalindi menahan emosinya dan hanya menatap balik dengan tajam.
“Apa yang terjadi kepadamu?” tanya Raziq menatap ke Kaira.
“Ada seseorang yang hampir membuatku mati. Mobil yang aku naiki ditabrak dengan sengaja. Dan aku ingin keadilan atas semua yang menimpaku termasuk kecelakaan itu.” Ucap Kaira dengan berani.
“Keadilan apa yang kau maksud?”
“Atas tuduhan pembunuhan dan kecelakaan. Aku ingin pelakunya ditangkap dan dihukum.” Ucap Kaira yang kini menatap lekat ke Raziq.
Sedangkan Kairo menatap istrinya dengan tegas namun bibirnya tersenyum kecil melihat keberanian seperti itu. Senyuman yang hampir tak terlihat.
kita lihat reaksi rasiq & kalindi selanjut nya & tindakan apa yg kairo akan lakukan buat para penghianat2 itu..