NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Takdir

Bukan Sekedar Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:784
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Aku tak pernah percaya pada cinta pandangan pertama, apalagi dari arah yang tidak kusadari.
Tapi ketika seseorang berjuang mendekatiku dengan cara yang tidak biasa, dunia mulai berubah.
Tatapan yang dulu tak kuingat, kini hadir dalam bentuk perjuangan yang nyaris mustahil untuk diabaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Setelah beberapa tusuk sate matang, Febi mendekati Yura yang sedang di dapur menata piring.

“Yur, balikin yuk piring dan nampan tetangga lo,” ajaknya sambil tersenyum penuh semangat.

“Lah, kok lo yang lebih semangat?” Yura menatapnya heran.

“Kita kan bakal sering ke sini. Gak ada salahnya kenalan sama tetangga lo sekalian, siapa tahu....” Febi menggantungkan kalimatnya sambil tersenyum penuh arti.

“Akal-akalan lo tuh,” Yura mencibir, lalu menahan senyum.

“Let’s go! Gue ikut juga,” ucap Hana dengan semangat yang sama.

“Dasar cewek ganjen,” celetuk Rizki sambil nyengir.

“Diem lo!” sahut Hana sambil menepuk lengan Rizki, membuat yang lain tertawa.

Setelah menyiapkan beberapa tusuk sate dan ayam bakar untuk dibawa, ketiganya Yura, Febi, dan Hana, berjalan keluar rumah menuju rumah sebelah.

“Penasaran gue,” gumam Febi sambil melangkah paling depan, seolah tak sabar.

“Liat tuh, jalannya kayak gak napak tanah. Udah kayak terbang,” ujar Yura pelan ke Hana.

“Salah kita juga ngajak dia,” Hana menimpali, geli sendiri.

"Masalahnya dia yang ngajak," ucap Yura menggelengkan kepalanya melihat tingkah Febi.

"Iya juga lagi."

Sesampainya di depan rumah Ardhan, Yura menekan bel. Dari luar, mereka bisa melihat ada mobil terparkir di garasi, menandakan pemilik rumah ada di dalam.

Tak butuh waktu lama, pintu rumah terbuka. Ardhan muncul dengan senyum ramah seperti biasa. Melihatnya, ketiganya langsung refleks tersenyum terutama Febi dan Hana yang mendadak terdiam.

Yura buru-buru mengatur napasnya, mencoba menenangkan diri agar tidak terdengar gugup.

“Oh, hai Yura,” sapa Ardhan dengan senyum hangatnya.

“Maaf ya Kak Ardhan. Ganggu sore-sore,” kata Yura sopan saat Ardhan mendekat.

“Gak sama sekali. Saya juga lagi santai,” balas Ardhan tenang.

“Oh iya Kak. Ini kami bawa sate dan nampan yang kemarin. Di rumah lagi kumpul bareng teman-teman, sekalian bakar-bakar,” jelas Yura sambil menyerahkan nampan dan makanan.

“Wah, makasih banyak ya. Ini kelihatan enak banget,” jawab Ardhan antusias.

“Terima kasih Kak.”

“Ehem, ehem!” Febi berdehem, mengingatkan Yura yang kelewat asik ngobrol sampai lupa mengenalkan mereka.

“Oh iya! Ini teman-teman saya Kak. Yang ini Febi, dan yang satunya Hana,” ucap Yura cepat.

“Salam kenal, saya Ardhan,” ujar Ardhan sambil tersenyum. Berbeda saat menyambut Yura, kali ini ia hanya mengangguk ramah tanpa menjulurkan tangan.

Febi dan Hana hanya bisa mengangguk kaku. Keduanya tampak terpukau, nyaris tak mampu mengucap sepatah kata pun.

Menyadari situasi itu, Yura buru-buru pamit. “Kalau begitu, kami pamit dulu ya Kak. Satenya dinikmati.”

“Tentu, makasih banyak,” balas Ardhan masih dengan senyumnya yang ramah.

“Ayo, balik!” bisik Yura sambil menarik tangan Febi dan Hana yang masih terpaku di tempat.

Langkah kaki mereka berat, terutama Febi dan Hana yang masih terus menoleh ke arah rumah Ardhan. Ardhan hanya tertawa kecil melihat tingkah mereka.

“Ya ampun… tampan banget, sumpah,” gumam Hana begitu mereka menjauh.

“Iya woy, kalau gue jadi tetangganya, tiap hari bakal cari alasan buat nganter makanan!” timpal Febi sambil tertawa malu-malu.

“Mulai dah, dua manusia halu,” kata Yura sambil menggelengkan kepala.

Setibanya di halaman belakang, Aldin dan Rizki masih sibuk membolak-balik sate di atas pemanggang.

“Lama banget sih kalian,” protes Aldin.

“Biasa, dua makhluk ini langsung beku kalau lihat cowok ganteng. Susah banget dibawa balik,” ujar Yura sambil pura-pura kesal.

“Padahal tiap hari bareng cowok ganteng juga,” celetuk Rizki sambil melirik Febi dan Hana.

“Kalau sama kalian mah, udah bosan,” jawab Hana santai.

“Setuju,” timpal Febi sambil nyengir puas.

“Nih, makan dulu biar gak halu,” ucap Yura sambil menyodorkan setusuk sate ke tangan mereka berdua.

Tawa kembali mewarnai malam itu, dibalut aroma bakaran yang makin menggoda.

Sekitar pukul tujuh malam, suasana halaman belakang masih ramai dengan aktivitas bakar-bakar. Asap dari arang bercampur dengan aroma bumbu yang menggoda terus mengepul, menambah hangat suasana malam itu. Daging yang mereka beli hampir semuanya sudah matang.

“Ini sisanya dibakar juga?” tanya Yura sambil menunjuk wadah marinasi yang hanya tersisa sedikit.

“Bakar aja semua, sekalian bagi ke tetangga lo,” saran Aldin sambil membolak-balik sate di atas pemanggang.

“Gue bantuin bagiin ya,” ucap Hana antusias.

“Oke, gue ambil mika dulu,” ujar Yura seraya bangkit dari tempat duduknya.

Tak lama kemudian, Yura kembali dengan beberapa kotak mika bening. Mereka mulai memasukkan sate dan ayam bakar ke dalam wadah-wadah tersebut dengan rapi. Setelah semuanya terisi, mereka menghitung jumlah kotak yang tersedia.

“Ini kebanyakan sih. Mungkin satu rumah kita kasih dua kotak aja cukup,” usul Yura setelah menghitung rumah sekitar.

“Setuju,” sahut Febi sambil menutup kotak terakhir.

Mereka juga menyisihkan beberapa kotak untuk disimpan di kulkas, berjaga-jaga kalau besok pagi mereka tidak sempat memasak.

Setelah semuanya siap, mereka sepakat untuk membagikan makanan bersama-sama. Suasana terasa hangat dan penuh tawa, tidak hanya karena makanan yang lezat, tapi juga karena kebersamaan yang jarang mereka rasakan seperti ini.

“Abis bagi-bagi, kita beresin tempat bakaran bareng-bareng ya,” ucap Rizki sambil membersihkan tangannya dengan tisu.

“Siap, yang penting bagiannya cowok cuci alat bakarnya,” celetuk Febi, yang langsung disambut tawa dari yang lain.

Tanpa banyak bicara lagi, mereka pun bergegas keluar membawa kotak-kotak sate, siap menyebarkan kebaikan malam itu ke tetangga sekitar.

Setelah selesai membersihkan peralatan dan merapikan halaman belakang, mereka semua berkumpul di ruang tengah. Suasana sudah lebih tenang, udara malam menyelinap dari jendela yang sedikit terbuka. Di layar televisi, drama horor mulai diputar, mengundang jeritan kecil dari Febi dan Hana di beberapa adegan menegangkan.

Namun, suasana santai itu seketika terpecah oleh suara Hana.

“Eh guys, kalian udah lihat pengumuman di grup angkatan belum?” tanya Hana sambil terus menggulir layar ponselnya.

“Udah,” jawab Yura singkat, masih fokus menatap layar TV.

“Emang kenapa?” tanya Rizki penasaran. “Gue gak masuk grup apapun.”

“Hah? Bukannya dulu udah gue masukin ke grup?” tanya Aldin heran.

“Gue keluar. Berisik isinya, ribut mulu,” jawab Rizki santai, membuat yang lain tertawa kecil.

“Ada info apa sih? Gue belum buka grup sama sekali,” tanya Febi, ikut penasaran.

“Kemarin gue baca, kita udah diminta buat nyiapin judul buat seleksi,” ucap Yura tanpa mengalihkan pandangan dari layar.

“Oh iya, bener,” tambah Hana, membenarkan ucapan Yura.

“Ya ampun, PKL aja belum kelar, udah disuruh mikirin yang lain,” keluh Rizki dengan nada malas.

“Kalian udah buat judul?” tanya Aldin, menoleh ke arah Yura dan Hana.

“Belum,” jawab Yura cepat.

“Lagi mikir sih,” tambah Hana. “Pengen cepet kelar juga.”

“Gimana kalau kita janjian bareng-bareng buat seleksi judulnya?” usul Febi tiba-tiba.

“Setuju,” sahut Rizki cepat, “biar gak ngerasa berjuang sendiri.”

“Sebelum bikin laporan PKL atau sesudah nih?” tanya Hana sambil mengernyitkan dahi.

“Seleksinya sih setelah bikin laporan. Tapi kita udah harus siapin judul dari sekarang,” jelas Aldin.

Yang lain mengangguk kecil, tanda setuju. Suasana pun kembali hening, hanya suara TV dan detak jam dinding yang terdengar. Malam itu, selain kenyang dengan sate dan tawa, mereka juga mulai memikirkan langkah baru yang akan mereka hadapi bersama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!