Terjebak Gairah Sang Mantan

Bryan mengernyitkan dahinya ketika melihat ekspresi wajah Arsen yang terlihat santai dan tersenyum tipis, seolah ada yang sedang dia rencanakan.

[Jangan jangan benar apa yang aku katakan tadi, kalau Arsen sudah lama mencintai Naya, tapi dia belum menyadarinya aja, terlihat dari sikap nya selama ini, tidak pernah serius dengan wanita yang dekat dengan nya, setiap pisah dengan wanita wanita itu, jawabnya selalu sama]

[Belum ada kecocokan, aku nggak tertarik, aku hanya ingin berteman saja tidak lebih, padahal dihatinya sudah ada nama Naya, dan Arsen tidak menyadari hal itu] gumam Bryan dalam hati.

“Kau kenapa bengong begitu Bryan, apa yang kau pikirkan?” tanya Arsen

“Aku sedang memikirkan perasaan mu pada Naya” sahut Bryan dengan santai

“Kau memikirkan perasaanku, kenapa ? apa ada yang salah” sahut Arsen

“Nggak ada yang salah, cuma aku kasihan aja sama kau Arsen, hidup tanpa cinta kayaknya nggak ada enaknya” balas Bryan

“Kau tahu darimana kalau aku tidak punya rasa cinta?” tanya Arsen

“Hhmm dari sikapmu yang tidak pernah menemukan cinta pada diri wanita yang sedang dekat denganmu saat ini” jelas Bryan

“Kau salah Arsen” tukas Arsen

“Arsen kalau kau tidak punya rasa cinta pada Naya, aku akan mengejar cinta Naya, mana tahu dia mau menjalin hubungan denganku” sindir Bryan sambil memberikan kode pada Hendrik yang saat ini menahan tawanya.

Bryan dan Hendrik memang mencoba membuat Arsen mengakui tentang rasa cintanya pada Naya.

“Apa kau bilang, kau menginginkan Naya? kau serius mau bikin masalah denganku?” ancam Arsen

“Kau kenapa marah Arsen, kan Naya sukan siapa siapa mu saat ini, boleh dong kalau aku mendekati nya, sebenarnya kan aku nggak perlu izin padamu Arsen” balas Bryan

“Apa kau  menyukai Naya?” tanya Arsen seraya menatap tajam wajah Bryan yang terlihat juga serius saat ini.

“Ya aku menyukai Naya, laki laki mana yang tidak tertarik dengan wajah cantik Naya?” tanya Bryan balik, membuat Arsen terdiam

“Aku balik ke ruanganku dulu, sepertinya ini adalah urusan kalian berdua dan aku nggak mau ikut campur “ tukas Hendrik setelah itu diapun langsung meninggalkan kedua sahabatnya itu yang sedang berdebat.

“Aku juga mau balik ke ruanganku Arsen” ucap Bryan

“Apa kau benar benar menyukai Naya, Bryan….?” tanya Arsen, menatap Bryan dengan tajam, mencoba mencari kebohongan dimata Bryan.

Arsen menarik nafas panjang ketika melihat wajah serius Bryan tidak ada kebohongan disana, Arsen tahu siapa Bryan, makanya saat ini hatinya menjadi cemas.

“Kalau kau nggak menyukai Naya, aku akan mengejar cinta Naya” sahut Bryan dia berusaha meyakinkan Arsen kalau dia serius suka pada Naya.

“Bagaimana kalau Naya benar hamil dan telah melahirkan anakku, apa kau akan terus mengejar cinta Naya?” tanya Arsen

“Iya Arsen, kalau ternyata Naya hamil dan melahirkan anakmu, aku akan ikut membesarkan dan bertanggung jawab pada anak Naya” jawab Bryan dengan tegas.

“Kau nggak bercanda kan Bryan…?” tanya Arsen lagi

“Kalau untuk urusan Naya aku nggak bercanda Arsen, aku serius, nanti kau bisa melihat keseriusan ku pada Naya” tukas Bryan dia melihat kalau saat ini Arsen sedang gelisah, tapi masih gengsi untuk mengakui perasaannya pada Naya.

“kalau aku melarang mu untuk mendekati Naya, apa kau akan mau mengikuti apa yang aku inginkan Bryan?” tanya Arsen lagi

“Untuk kali ini aku akan maju terus Arsen, kecuali kau juga mencintai Naya, aku akan mundur” sahut Bryan

“Kau serius Bryan ? nggak sedang mengujiku kan? kau tahukan Bryan, Naya wanita yang sudah aku ambil mahkotanya, apa kau masih mau dengannya” tanya Arsen dia berusaha mempengaruhi Bryan agar mundur dari keinginan nya untuk mengejar Naya.

“Nggak masalah, toh saat itu bukan kemauan Naya, dan lagi hanya kau seorang yang pernah tidur dengannya, dan aku tahu siapa dirimu Arsen, jadi aku nggak terlalu khawatir” jelas Bryan

“bagaimana dengan teman wanitamu saat ini, nanti dia marah sama Naya, kalau kau ketahuan meninggalkan nya gara gara Naya” ucap Arsen

“Itu sudah resiko aku Arsen, aku akan segera mengajak Naya menikah kalau kejadiannya seperti yang kau katakan tadi” balas Bryan sedang cepat dan santai.

Mendengar Bryan yang akan menikahi Naya secepatnya membuat Arsen menggebrak meja dan langsung berdiri, menatap ke arah Bryan dengan wajah merah menahan marah dan juga cemburu.

“Kamu sudah nggak menganggap aku sebagai sahabatmu Bryan” tegas Arsen

“Lah kenapa kau marah Arsen, aku kan bilang akan melakukan hal itu kalau kau tidak mencintai Naya, salahnya dimana, kenapa kau marah” jelas Bryan.

Melihat reaksi Arsen seperti ini padanya membuat Bryan yakin kalau Arsen mencintai Naya tapi dia gengsi aja mengakui perasaannya.

“Aku nggak terima lalu kau menikah dengan Naya, aku nggak mau anakku hidup dengan laki laki lain, anakku harus hidup bersamaku Bryan” tegas Arsen

“Kita belum tahu kalau kau punya anak dengan Naya” ungkap Bryan

“Tapi aku yakin anak yang ada dalam mimpiku adalah anakku Bryan, kau harus tahu itu” tegas Arsen

“Kita lihat aja nanti Arsen, kau atau aku yang akan memiliki Naya, lagian kau juga ada Rania, pikirkanlah baik baik apa akibatnya untukmu, dan apa akibatnya untuk Naya dan anakmu kalau kedua orang tuamu tahu hal ini” nasehat Bryan

‘’aku nggak peduli Bryan…” tegas Arsen

“Ya sudah, kita lihat aja kedepannya bagaimana, apa kau yakin Naya mau memaafkan kesalahanmu Arsen?” ucap Bryan sambil bertanya.

“Naya harus memaafkan aku Bryan, aku ditipu oleh temannya saat itu” sahut Arsen

“Lebih baik Naya menikah denganku daripada dengan laki laki lain yang nggak kau kenal” ucap Bryan

“Aku nggak mau, Naya harus mau dengan ku” tegas Arsen

“Jangan memaksakan cintamu pada Naya, Arsen” imbuh Bryan

“Siapa yang memaksa, aku hanya nggak rela kalau anakku dirawat dan di besarkan oleh laki laki lain, sedang aku ayah kandung masih hidup dan mau bertanggung jawab” tegas Arsen

“Ah repot bicara sama orang yang lain cemburu “ sindir Bryan

“Siapa yang cemburu, kau jangan sembarangan Bryan” balas Arsen

“Arsen kau itu saat ini sedang cemburu, tapi kau tidak mau mengakuinya, apa namanya kalau bukan cemburu, dari tadi emosi terus berdebat dengan ku, padahal aku kan berniat baik” ucap Bryan

Arsen menatap tajam pada Bryan yang juga sedang menatap ke arahnya sambil tersenyum tipis.

“Kau sedang mengujiku Bryan?” tuding Arsen

“Ingat Arsen kau saat ini masih menjalin hubungan dengan Rania, selesaikan masalahmu dengan Rania dulu, biar Naya aman dari kemarahan kedua orang tuamu, apa susahnya sih mengakui kalau kau mencintai Naya” sindir Bryan sambil menahan tawanya.

“Aku akan selesaikan dua duanya aku harus tahu kebenaran tentang Naya, kalau memang Naya melahirkan anakku, dia nggak akan aku lepaskan!” tegas Arsen

“Kalau ternyata Naya tidak pernah mengandung anakmu kau nggak akan memperjuangkan nya, apa itu maksudmu Arsen?” tanya Bryan

“Ada anak atau nggak Naya akan jadi milikku, kalau kau mau bersaing denganku nggak apa apa! aku ladenin” tegas Arsen.