NovelToon NovelToon
Kebohongan Pertama : Tunangan Palsu

Kebohongan Pertama : Tunangan Palsu

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Fantasi Wanita / Gadis Amnesia
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Valentine Lee mengalami malam terburuk dalam hidupnya. Ia diperkos4 oleh pria yang mencintainya selama ini, lalu mendapati tunangannya berselingkuh. Dalam kepedihan itu, ia mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatannya.

Saat sadar, seorang pria tampan dan berkuasa bernama Vincent Zhao mengaku sebagai tunangannya dan membawanya pulang untuk tinggal bersamanya.

Namun ketika ingatannya pulih, Valentine akhirnya mengetahui siapa Vincent Zhao sebenarnya. Akankah ia memilih Vincent yang selalu melindunginya, atau kembali pada tunangan lamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab8

Enam sayatan tajam menghiasi wajah Alexander—garis-garis merah yang kini berubah menjadi aliran darah, mengotori leher dan gaunnya yang sebelumnya mewah. Ia menggeliat kesakitan di posisi berlutut, tubuhnya bergetar hebat, napasnya tersengal, dan air matanya bercampur darah yang menetes dari luka.

Rasa perih yang luar biasa menjalar dari pipi hingga ke dalam tulangnya. Tangisnya pecah, bukan hanya karena sakit fisik, tapi karena kehancuran total harga dirinya.

Vincent berdiri di hadapannya, tenang seperti biasa, namun tatapan matanya tajam seperti pisau yang baru saja digunakan.

"Sekarang," ucapnya datar namun menusuk, "kau telah kehilangan kecantikanmu."

Ia berhenti sejenak, lalu menatap lurus ke mata Alexander yang penuh ketakutan dan air mata.

"Dan setelah ini, kau akan kehilangan kekayaan keluargamu. Aku akan pastikan tak satu pun bisnis keluargamu bisa bertahan di kota ini."

Alexander menggeleng cepat, tubuhnya nyaris jatuh dari kursi jika tidak ditahan anak buah Vincent.

"Jangan! Tolong... jangan! Aku mohon...!" tangis Alexander histeris, mencoba merangkak mendekati Vincent meski tangannya masih terikat kuat. "Aku akan pergi... aku akan meninggalkan Jacky... jangan hancurkan keluargaku..."

Namun Vincent tidak menunjukkan sedikit pun belas kasihan. Ia menoleh ke salah satu anak buahnya, lalu mengangguk pelan.

"Sebar foto-foto di saat dia melakukan hal memalukan. Pastikan seluruh investor mereka menarik diri sebelum tengah malam."

"Siap, Tuan," jawab salah satu pria itu sambil mulai membuka ponsel dan menghubungi seseorang.

"Ini tidak ada hubungannya dengan Jacky," bisiknya dingin, "Ini demi Valentine Lee. Kau tidak hanya menyakiti gadis itu… kau mencoba membunuhnya secara perlahan. Dan bagiku, itu hukuman yang tak akan dimaafkan."

Ia lalu berdiri tegak, membalikkan badan tanpa menoleh lagi.

"Seret dia keluar. Biar semua wartawan melihat wajah aslinya!" perintah Vincent.

"Vincent Zhao, seharusnya kau salahkan Jacky! Dia yang mencariku dan membohongi wanita itu! Jadi jangan hanya menyalahkan aku saja!" teriak Alexander sambil meronta ketika dua pria menyeretnya ke dalam ruangan bawah tanah.

Vincent memandang tajam gadis itu, rahangnya mengeras. "Walau dia adalah anak dari kakakku, aku tetap akan menghukumnya," gumam Vincent dingin, matanya penuh amarah yang tertahan.

Di Mansion keluarga Zhao.

Jacky terduduk di sofa berhadapan dengan Samantha dan Anita. Ketiganya tengah menyaksikan berita di televisi yang menayangkan skandal besar: sebuah foto mengejutkan Alexander—mantan kekasih Jacky—sedang tidur tanpa busana di atas tubuh seorang pria, dengan wajah pria tersebut disensor.

Jacky melompat dari duduknya, wajahnya mendadak pucat.

“Itu... itu aku... kenapa wajahku disensor? Dan kenapa foto ini bisa tersebar?” batinnya panik, tangannya gemetar menggenggam ponsel.

Samantha menoleh cepat. “Bukankah dia Alexander, mantan kekasihmu? Bagaimana bisa dia melakukan hal yang begitu memalukan?"

Anita mengangguk, ekspresi wajahnya penuh keheranan. “Dia itu putri dari keluarga terpandang. Jika ini tersebar luas, keluarganya bisa hancur.”

Jacky mulai panik. Wajahnya pucat dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Suasana ruangan menjadi tegang, dan jantungnya berdetak semakin cepat.

“Siapa yang menyebarkan ini? Apa tujuannya?" gumam Jacky, lebih kepada dirinya sendiri.

Anita menatap anaknya dengan curiga. “Jacky, belakangan ini... kau tidak bertemu dengan Alexander, kan?”

Jacky tertegun, matanya membesar. “T-tidak, Ma,” jawabnya gugup

“Baguslah kalau begitu. Kalau kau terlibat, ini bisa menjadi bencana untuk kita semua,” ujar Anita tajam, suaranya mengandung peringatan.

Tidak lama kemudian ponsel milik Jacky berdering.

Nomor panggilan masuk tersebut adalah Alexander.

Jacky mengernyitkan dahi, kaget sekaligus heran.

"Kenapa dia malah menghubungiku?" batinnya sambil memandangi layar ponsel.

Dengan rasa penasaran yang bercampur curiga, Jacky mengangkat telepon.

"Hallo," sahutnya singkat sambil bangkit dari sofa dan menjauh dari keluarganya.

"Apakah Anda adalah Tuan Zhao?" suara seorang wanita terdengar di seberang, terdengar formal namun sedikit tergesa.

"Siapa, dari mana ini?" tanya Jacky curiga, nada suaranya mulai serius.

"Kami dari pihak rumah sakit jiwa. Pasien bernama Alexander dikirim oleh seseorang yang tak dikenal. Kami tidak bisa menghubungi keluarganya. Kebetulan nama Anda ada di daftar kontaknya. Apakah Anda bisa datang ke rumah sakit untuk melakukan prosedur yang harus diselesaikan?" tanya wanita itu penuh harap.

"Rumah sakit jiwa?" gumam Jacky tak percaya, wajahnya berubah kaku. Ia menghela napas panjang, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya.

KEESOKAN HARINYA

Hospital

Cahaya matahari pagi masuk dari jendela rumah sakit, menyinari wajah pucat Valentine yang kini telah sadar. Di sekeliling tempat tidurnya, keluarga Valentine berdiri penuh rasa campur aduk

Valentine duduk diam, menatap kosong ke depan sambil membiarkan dokter memeriksanya.

"Dokter, bukankah dia tidak akan sadar?" tanya Arnold dengan nada terkejut, "Kenapa bisa begitu cepat dia sadar dari koma?"

"Ini adalah keajaiban," jawab dokter itu sambil tersenyum kecil. "Pasien cepat siuman dari kondisi seperti ini sangat langka."

Sandra dan Katty saling berpandangan, tak percaya dengan kondisi Valentine.

Namun kejutan tak berhenti di situ. Valentine perlahan menoleh ke arah mereka dengan wajah asing.

"Kalian siapa dan siapa aku?" tanyanya polos

Semua langsung terbelalak. Wajah Sandra berubah pucat.

"Valentine, apakah kau tidak mengenal kami, atau... pura-pura tidak kenal?" tanya Sandra

"Kalian keluargaku?" tanya Valentine bingung, sorot matanya benar-benar kosong, seolah ia baru pertama kali melihat mereka.

"Dokter, apa yang terjadi padanya?" Sandra segera berbalik ke arah dokter dengan nada cemas.

"Pasien mengalami benturan keras di kepalanya," jelas dokter itu tenang. "Untuk sementara dia akan kehilangan ingatan. Namun dia akan segera pulih jika Anda semua rutin menceritakan tentang masa lalunya. Itu akan sangat membantu proses pemulihan."

"Sudah sadar dari koma malah lupa ingatan, lalu apa gunanya lagi?" gumam Katty dengan kesal, tapi suaranya masih bisa terdengar Valentine.

Valentine menunduk, mencoba mencerna semuanya.

"Namamu adalah Valentine," ujar Arnold sambil mendekat, "aku adalah kakakmu, dan ini mama dan kakak iparmu."

"Valentine? Namaku adalah Valentine?" gumamnya pelan, seolah ingin memastikan dirinya sendiri.

Melihat Valentine sudah sadar, Sandra langsung mengambil keputusan.

"Dokter, karena dia sudah bangun, kami akan membawanya pulang," ujarnya cepat. "Biaya rumah sakit terlalu mahal. Kami tidak akan sanggup bayar kalau saja Jacky tiba-tiba menghentikan bayarannya."

"Siapa Jacky?" tanya Valentine lagi, bingung.

"Kemas barangmu, dan ikut kami pulang sekarang juga," desak Arnold dingin. "Setelah kau sembuh, cepat cari kerja dan bantu biaya rumah. Kita bukan orang berada, sedangkan kau sudah tidur beberapa hari."

Namun tiba-tiba...

"Dia hanya akan ikut denganku," terdengar suara berat dan dalam dari arah pintu.

Mereka semua menoleh. Sosok Vincent Zhao muncul dengan setelan hitam elegan, wajahnya tenang namun tegas, sorot matanya tajam tertuju pada Valentine.

Semua orang memandang ke arahnya dan terdiam sejenak, suasana menjadi tegang.

Valentine menatap pria itu dengan mata membesar, jantungnya berdetak kencang tanpa ia mengerti sebabnya.

"Kenapa... pria ini membuatku merasa sangat dekat?" batin Valentine, matanya tidak lepas dari Vincent.

"Tuan Zhao?" tanya Sandra kaget.

Vincent melangkah mendekat tanpa ragu, lalu berdiri di samping ranjang Valentine.

"Valentine adalah tunanganku," ucap Vincent mantap, menatap langsung ke mata Valentine, "dan hanya aku yang bisa membawanya pergi."

1
Isnanun
sudahlah Jacky gak usah dendam dan iri malah ngerugikan dirimu sendiri
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Naufal Affiq
aku suka gaya mu bos,
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
semakin seru aja lanjut lg dong thro
Isnanun
aaaah gak bisavkomentar lajut thor banyak" ya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Isnanun
lanjut lanjut lanjut
Isnanun
yg gak bisa nahan godaan itu kamu Jacky
Naufal Affiq
ada aja masalah yang datang
Akai Kakazain
duh thor dikit amat😑 lnjut thor chyo
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
lanjut lg dong thro
Bu Kus
lha emang nya kamu Jacky .Vincent orang setia
Lydia
Bagus
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Isnanun
mau ngelawan paman mu sendiri siap" kalah
Kamriah Kanang
bab 21 dan seterusnya nya dong
Bu Kus
jangan mau valentine jak juga jahat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!