NovelToon NovelToon
Suami Diatas Kertas

Suami Diatas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: lembayung pagi

Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.


" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan

" Apa kau mabuk? " Arumi Calista

" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa

Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Tiga hari sudah sejak arumi masuk rumah sakit. kini ia ingin menemui sang ayah.

"Ayah aku pulang" sapa nya memanggil sang ayah

Lukman yang mendengar suara Arumi, ia bergegas keluar tanpa berbasa basi lagi lukman menampar keras wajah sang anak

"Plakk"

"Plakk"

Tamparan keras bertubi-tubi mendarat ke wajahnya Arumi

Arumi memegang wajahnya yang terasa sangat panas. Dengan airmata yang turun ke wajahnya, ia merasa kalau dirinya sama sekali tak diharap dirumah itu

"Apa salah ku yah, kenapa ayah tiba-tiba menampar ku" tanya arumi ingin tau

"Kenapa kata mu, gara-gara kamu lah agung jadi babak belur. Gara-gara kamu juga rumah kita jadi porak poranda" terang Lukman

Arumi menggelengkan kepala nya. Ia sama sekali tak mengerti dengan semuanya. Mengapa dirinya disalahkan atas perbuatan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan

"Heh anak pembawa sial, masih berani kamu ya datang kemari lagi setelah apa yang telah terjadi pada kami semua" Anita datang tiba-tiba langsung memarahi arumi

Dan bela juga sama. Ia mendorong tubuh arumi dengan kuat sampai tubuh nya terhuyung ke belakang

"Heh simpanan om-om, mending lo pergi aja deh dari sini. Lo nggak usah tinggal disini lagi biar kami nggak terkena musibah terus" ucapan bela itu sungguh sebuah fitnah yang tak nyata

"Aku tidak pernah jadi simpanan om-om seperti yang kamu tuduh kan. Dan aku juga tidak mengerti dengan ucapan ibu. Aku bekerja siang dan malam hanya demi untuk keluarga ini. Tapi apa yang aku dapatkan, kalian malah membalasnya dengan sebuah tamparan dan tuduhan yang tak pernah aku lakukan sama sekali "

"Baik lah, jika kalian semua ingin aku pergi dari rumah ini, aku akan pergi sekarang juga. Tapi izin kan aku mengambil beberapa barang untuk aku bawa pergi" ucap arumi akhirnya mengalah demi kebaikan semuanya terutama keluarga nya yang sama sekali tidak pernah menyukainya

"Ambil lah, terus pergi dari rumah ini dan jangan pernah untuk kembali lagi" ucap Anita menimpali

Maka arumi pun masuk ke dalam kamarnya dengan sisa airmata yang masih menetes, lalu mengambil beberapa barang yang menurut nya penting. Tak lupa pula ia membawa sebuah bingkai foto dimana dirinya masih sangat disayangi oleh ayah dan ibu nya sewaktu kecil dulu

"Ibu, maafkan arumi karena tak bisa mempertahankan rumah kita ini. arumi akan keluar dari rumah ini" ucapnya pelan seolah berbisik

Dan setelah lima menit, arumi berjalan lemah melewati sang ayah yang dulu pernah menyayangi dan mencintai nya. Namun langkahnya terhenti

"Maafkan arumi yah, jika selama ini telah banyak menyusahkan ayah, Arumi pergi" ucapnya dan langsung melangkah kan kakinya pergi dari rumah itu untuk selamanya

"Mampus kau arumi, akhirnya aku bisa bebas juga. Sekarang tinggal giliran si tua bangka Lukman. Perlahan kau akan pergi juga dari rumah ini" monolog bela dengan senyum smirk nya

****

"Kemana aku akan pergi ya. Tak mungkin juga aku harus tinggal bersama siluman rubah itu" monolognya semakin bingung

Kini arumi hanya bisa mengandalkan sinta teman sekolah nya dulu

"Sinta, ya sinta. aku akan tinggal bersama nya" oceh nya pelan

Lalu ia menghubungi sinta agar sinta mau menjemput nya berhubung ia sudah tak punya uang lagi barang seperak pun. Dan selang setengah jam akhirnya sinta pun datang dengan motor nya.

"Ayo buruan naik, keburu hujan" ajak sinta

"Iya iya" dan arumi pun bergegas naik ke atas motor nya sinta

Dan setelah sampai di rumahnya sinta, hujan pun turun dengan sangat derasnya

"Wah, untung kita udah nyampek ya. Kalau tidak kita pasti akan kehujanan" ujar sinta

"Iya. sin, makasih ya"

"Makasih untuk apa"

"Makasih karena kamu mau menolong aku. Aku tak tahu harus kemana jika kamu tidak ada. Sekali aku mengucapkan terimakasih" arumi berhamburan memeluk erat sinta

"Aduh kamu...udah deh, jangan bikin aku nangis dong"

Arumi meleraikan pelukan nya dengan senyum samar. Dan mereka kembali tersenyum. lalu arumi menceritakan semua kejadian hari ini setelah dirinya lebih sedikit tenang

Ditempat lain

Saat juanda pulang ke apartemen nya, ia sama sekali tidak mendapatkan istrinya.

"Kemana lagi dia pergi, bukan kah dia baru saja sembuh" gumam nya

"Dreet... dreet.. "

Suara handphone nya Juan berbunyi.

Ia melihat nama kakek nya yang tertera di layar.

Solmon Mahessa

"Kakek?" ucapnya

Lalu ia segera menerima panggilan telepon itu

[ dasar susu kurang ajar, kapan kau akan membawa pulang cucu menantu, hah! ] suara kakek solmon sungguh sangat memekik kan telinga sehingga juanda harus menjauhkan handphone dari telinga nya

[ Kakek jangan terlalu emosi, tenang lah, nanti waktu ulang tahun kakek, aku akan datang bersama nya ]

[ Benarkah begitu? ]

[ Iya kek. Jadi sekarang lebih baik kakek istrahat saja biar sakit nya tidak kambuh lagi ]

Solmon terlihat menarik nafas nya

[ Baik lah kakek akan tunggu kalian berdua. Ya sudah kakek tutup telepon nya ]

[ Iya kek ]

lalu Juan menghubungi andi

[ Halo bos, apa ada tugasan baru ]

[ Kau cari dimana keberadaan arumi, dan bawa ia pulang ]

[ Baik bos ]

"Ahhhh... "

Juanda merenggangkan tali dasinya lalu ia mencampakkan tubuhnya diatas sofa empuk nya. Terlihat jelas kalau hari ini ia sungguh sangat kelelahan. Diletakkan nya kepala nya di sandaran sofa dan memejamkan matanya. Dan bayangan masa kecil itu selalu saja muncul dalam ingatan nya

"Hah"

Juanda terlonjak kaget, sesaat ia sempat bermimpi tentang masa kecilnya dulu

"Aku harus menemukan mu segera, lili" monolognya

keesokan harinya

"Sin, doakan ya hari ini aku dapat kerja. Jadi aku ngga terus-terusan ngerepotin kamu"

Arumi berniat mencari pekerjaan. Tak penting apa pun jenis pekerja nya, yang terpenting saat ini ia bisa mendapatkan uang secara halal. Ia tak mau lagi bekerja di bar. Menurut nya pekerjaan itu sedikit banyaknya akan mengundang ia kedalam dunia malam

"Iya, aku akan doakan kalau ini hari kamu dapat pekerjaan yang bagus"

"Ting tung... ting tung "

Terdengar suara bel pintu

"Siapa yang datang ya pagi-pagi gini" tanya sinta heran

Arumi hanya mengangkat bahunya tak tau

"Ya udah gue bukak dulu pintu nya, lo disini aja dulu"

"Ok"

Namun saat pintu dibuka, sinta terjungkat kaget. Bagaimana tidak, karena yang datang adalah sekumpulan orang-orang tegap memakai pakaian serba hitam

"Maaf mbak, apa non Arumi ada" tanya si pemimpin nya ( bagas) dengan nada datar dan dingin

Dengan suara gemetaran sinta pun menjawab "A-ada"

"Tolong panggil kan"

"B-baik"

Lalu sinta pun masuk dengan detak jantung yang seperti ketakutan

"Rum, Arumi" panggil nya dengan nafas yang tersengal-sengal

"Kamu kenapa, tamu nya hantu atau manusia"

"Sialan lo. Ya manusia lah rum. Itu mereka seperti nya para bodyguard gitu. soalnya pakaian mereka semuanya serba hitam"

"Terus mereka kemari mau ngapain"

"Kata nya mereka mau nyarik lo"

"Nyarik aku?"

Sinta menganggukkan kepalanya

"Emang lo ada hutang ya rum, kok sampai mereka datang nyamperin rumah gue"

"Ngaco deh kamu, mana ada aku hutang. Ya udah biar aku lihat dulu"

"Gue ikut"

Dan setelah didepan, baik Arumi maupun sinta mereka malah semakin terkejut saat ke semua nya menunduk kan badannya menghormati sang majikan

"Selamat pagi nyonya" sapa mereka semua kompak

"Nyonya" sinta menoleh ke Arumi, sementara Arumi hanya merasa heran dan aneh.

Tiba-tiba saja ia teringat dengan juanda sang suami yang telah tiga hari ia lupakan

"Apa mungkin mereka itu utusan juanda?" monolognya

"Kalian siapa" tanya Arumi akhirnya

"Maaf nyonya, tuan menyuruh kami untuk membawa pulang nyonya" sahut bagas tegas dan juga datar

"Bos sama anak buah sama aja, sama-sama kutub es" monolognya geram bercampur kesal

"Apakah juanda yang menyuruh kalian kemari" tanya Arumi lagi

"Iya nyonya. jadi kami harap agar nyonya segera berkemas dan ikut kami pulang"

Tak mau membuat keributan, akhirnya Arumi mengalah pada nasib

"Tunggu sebentar"

"Baik nyonya"

Lalu Arumi pun masuk diikuti sinta

"Jadi mereka itu utusan suami lo yang pernah lo ceritakan sama gue tempo hari" tanya sinta semakin ingin tau

"Iya" jawab Arumi sambil mengemas semua barang nya

"Wah... jadi lo sekarang putri raja dong"

"Putri raja apaan, ngaco deh lo"

"Ayolah Arumi... kenalin gue sama teman-teman lakik lo napa, gue kan juga mau ketibaan duren runtuh, sama kayak lo" rengek manja sinta bergelayut di lengan arumi

"Kamu kenapa sih, kesambet"

"Ish..."

"Udah nggak usah ngelantur gitu. sekarang aku mau pulang. Tapi nanti Kapan-kapan aku datang lagi" Arumi memegang tangan sahabat nya itu

"Janji ya mau main kerumah gue lagi"

"Iya aku janji. udah ah nanti kelamaan malah jadi masalah"

"Oh iya, buruan keluar"

Setelah berada diluar, dua orang anak buah bagas langsung mengambil beberapa barang yang sedang dipegang arumi

"Silahkan nyonya" bagas mempersilahkan nyonya muda nya agar jalan duluan

"Aku balik dulu ya, sorry aku nggak jadi tingal disini" Arumi mengelus lengan sinta

Sinta tak bisa berkata apa-apa lagi, hanya airmata mewakili ucapan nya

"Ya udah aku pergi ya. Kamu hati-hati dirumah sendirian"

Lagi lagi sinta hanya menganggukkan kepalanya. Baru saja ia mendapat kan sahabat untuk berbagi, malah diambil orang lain.

Dan akhirnya Arumi benar-benar pergi dari rumah sinta kembali ke apartemen nya juanda. Namun selama di perjalanan, otak arumi terus berfikir

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined/
drpiupou
dih sini,gelud lawan aing
drpiupou
ih kak pukul kak si bela, astaghfirullah.

Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.

yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/
Azαzel
mampir juga thor😁
Mentari pagi: terima kasih Thor. ok /Good//Good/
total 1 replies
Ig nr.lynaaa20
aku udah mampir dan follow kak
Mentari pagi: terima kasih ya...
total 1 replies
NotLiam
Ceritanya sangat realistis, hampir seperti hidupku sendiri.
Mentari pagi: terima kasih karena telah mampir diceritaku
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Ceritanya bikin merinding. 👻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!