Hanya ada di noveltoon, bila ada yang lain maka plagiat.
Desa pandan Arum mendapatkan teror yang amat mengerikan selama satu tahun terakhir anak anak atau pun remaja, banyak yang meninggal dalam keadaan mengerikan dan itu hanya untuk berjenis kelamin laki laki saja.
Mereka di temukan dalam keadaan anus rusak parah, semua nya sudah tidak bernyawa ketika sudah kembali pada keluarga nya.
siapa yang sudah membunuh mereka?
siapa pula yang membuat teror mengerikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Di kejar iblis
Erni karena takut malah tidak lari menuju rumah nya, jalan sawah sawah itu yang ia tuju karena rasa panik yang amat luar biasa. seumur hidup dia baru kali ini melihat hantu, dan itu langsung yang seram begini sehingga rasa takut Erni amat sangat luar biasa sekali di dalam hati nya.
Bahkan kalau di turuti maka kaki ini tidak sanggup mau berlari kencang meninggalkan jamban umum yang banyak di pakai orang itu, hantu yang mendatangi pun tidak main main bentuk nya. perawakan lain memang wajar seperti orang pada umum nya, cuma wajah nya itu yang terlihat mengerikan karena berdarah dan rata semua tidak ada anggota.
"Kok kaki ku basah? ah bodo amat lah, paling kena siram tadi pas cebok!" Erni membuang sandal nya sembarang arah.
Dari pada dia harus kena amuk setan yang tidak tau asal usul nya dari mana itu, lebih baik kehilangan sandal dari pada sampai kehilangan kesadaran. bahkan sekarang dia baru sadar kalau ini bukan lah jalan menuju rumah, melainkan sawah yang amat luas milik beberapa warga.
"Astagfirullah, ahhh kok malah sawah begini to!" Erni kesal sekali sekarang.
"Itu juga kenapa lah tiba tiba ada hantu, huhuhuuu takut sekali aku rasa nya!" Erni mulai menangis karena rasa takut yang menyerang.
"Semua ini gara gara kamu Mas Tofa! coba kalau kamu tidak lama lama di kamar mandi, aku tidak akan di hantui begini." keluh Erni sendirian.
Di tengah sawah yang gelap dan memang sebagian rumah orang sama sekali tidak ada lampu nya karena mereka tidak punya uang untuk pasang listrik, kalau hanya lampu minyak cuma terlihat di dalam rumah saja. tidak sampai di luar dan mereka juga tidak mau buka pintu apa bila mendengar suara orang, namun Erni akhir nya nekat karena melihat rumah orang yang ia kenal.
"Mak! ini aku Erni, Mak." Erni menggedor pintu yang terbuat dari kayu biasa.
"Siapa?" Mak Tin kaget karena tiba tiba saja pintu di ketuk kasar.
"Mak buka kan aku pintu, ada hantu mengejar ku!" pekik Erni takut tiba tiba saja hantu muka rata sudah di belakang nya.
"Cepat masuk, dari mana kau malam malam begini?!" Mak Tin menarik tangan Erni dan cepat menutup pintu.
"Alhamdulilah Ya Allah aku bisa selamat, huhuhuuu aku takut sekali." Erni megap megap karena ketakutan.
Mak Tin menatap Erni yang memang sedang ketakutan bukan main, dia sampai menggigil karena sangking takut nya melihat hantu yang ada di jamban. Mak Tin segera memberi air minum, tangan Erni gemetar saat menerima air minum pemberian nya Mak Tin.
"Dari mana kau malam malam begini?" tanya Mak Tin.
"Aku habis buang air di jamban, Mas Tofa lama di kamar mandi dan aku sudah kebelet." jelas Erni.
"Kampung kita tampak nya akan ada musibah, Er!" ujar Mak Tin yang di kenal bisa melihat hal ghaib.
"Musibah apa, Mak? itu tadi apa juga yang sudah menemui aku di jamban loh!" Erni menatap kanan kiri karena ketakutan.
"Entah lah, Mak juga belum tau pasti karena Mak pun bukan orang yang sangat paham soal hal ghaib." jawab Mak Tin pelan.
"Muka dia rata dan berlumuran darah, Ya Allah mata nya saja penuh darah segar!" Erni merinding sekali.
Dok, Dok.
"Mak!" Erni tersentak karena dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu itu bergoyang.
Mak Tin memberi kode pada Erni agar dia diam dan jangan sampai menimbulkan suara sedikit pun, Erni menurut karena dia merasa memang ada yang menakutkan sekali malam ini, Mak Tin berjalan pelan pelan untuk mengunci pintu karena tadi belum sempat di kunci.
Dok. Dok.
"Ya Allah ini suasana nya kok sangat mengerikan!" batin Erni menatap dinding yang terus goyang.
Klik.
Mak Tin berhasil mengunci pintu agar jangan sampai seseorang itu masuk kedalam rumah, bisa Mak Tin rasakan bahwa sosok ini menyimpan dendam yang amat besar pada siapa pun. cuma Mak Tin tidak tau siapa dia, cekatan ia mengajak Erni masuk kedalam kamar dan bersembunyi di bawah ranjang yang reot.
"Mak ini kenapa?" tanya Erni pelan karena bingung.
"Jangan bersuara, apa pun nanti yang kau lihat maka jangan bersuara." bisik Mak Tin pelan sekali.
Braaaaak.
Wuussssh.
Angin dingin menerpa masuk kedalam rumah sehingga gorden kamar yang murahan itu terbang kesana kemari, bisa di lihat oleh Mak Tin dan juga Erni. tapi mereka memang sama sekali tidak berani bersuara atau pun keluar dari sana, jadi hanya bisa sembunyi dan menunggu mahluk itu pergi.
Tap, Tap.
"Suuutt!" Mak Tin memberi kode saat Erni mau bersuara.
Akibat nya mahluk itu mendengar dan dia masuk kedalam kamar, sibuk mencari kemana mana di mana orang yang sedang mencari nya. mata Erni dan Mak Tin bisa melihat bagai mana kaki yang berdarah darah dan penuh belatung menapak lantai, Mak Tin yang tau jadi sekuat tenaga menahan nafas nya.
"Siapa dia dan apa yang sudah di alami nya sehingga dendam nya sangat kuat, bahkan dia bukan lah seperti hantu lain!" batin Mak Tin.
"Ya Allah, aku rasa nya mau terkencing karena sangking takut nya." keluh Erni menekap mulut agar jangan sampai menjerit.
"Tolong pergi lah dari sini, aku tidak ada salah padamu!" Mak Tin berkata dalam hati nya.
Telapak kaki yang terlihat sedang menghadap mereka itu jadi berbalik, perlahan langkah nya menjauh dari dalam kamar sehingga Mak Tin agak lega. tapi belum berani keluar dari tempat persembunyian karena takut bila arwah itu masih di sana, maka habis lah mereka berdua bila sampai tertangkap.
Braaaaak.
Terdengar suara pintu yang kembali di tutup keras, sekarang baru lah mereka benar benar lega karena hantu itu memang sungguh sudah pergi dari sana, setidak nya mereka bisa bernafas tanpa rasa takut lagi. Erni yang sudah ngompol pun segera keluar, antara malu dan juga takut menjadi satu.
"Mak, bagai mana ini?" tanya Erni pelan.
"Dia sudah tau rumah ku, bisa jadi malam ini dia akan kembali." Mak Tin berkata pelan.
"Apa dia mau membunuh kita?!" kaget Erni yang penakut.
"Dugaan ku begitu, entah itu mahluk kiriman atau memang ada iblis jahat ingin membuat ulah." lirih Mak Tin.
"Aku mau pulang saja, Mak." Erni menangis lagi.
"Ku antarkan kau pulang, tapi malam ini aku menginap di tempat mu." pinta Mak Tin.
Erni mengangguk setuju karena dia kasihan juga bila sampai Mak Tin di ganggu oleh iblis itu, maka lebih segera mereka pergi dari sini, mungkin saja rumah Erni agak aman.
Jangan lupa like dan komen nya ya guys, ini up malam karena othor emang benar² lelah terasa seperti mau demam tapi enggak demam, mungkin karena cuaca yang enggak bagus.
Enosi aku
nyesss banget kata²nya,,,tapi sayang sekali,angga udah dibunuh sama Beril....