NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Direstui

DEG

"Pak Angga, apa saya berhak mencabut tuntutan Jessica?" Pertanyaan Alana membuat semua anggota keluarganya meradang, apalagi suaminya.

"Kamu apa apaan sayang? Dia pantas mendapatkannya! Dia sudah melukai mu, bahkan melukai mamih juga. Dia harus menerima hukumannya! Aku tidak sudi dia keliaran di luar sana! Bisa saja nanti dia mencoba memb*nuhmu lagi." Ucap Erlando yang sedikit emosi. Namun ia masih bisa coba mengontrolnya.

Orang tua Alana sependapat dengan Erlando. "Jessica harus di hukum, dia dan ibunya sudah mencelaki kamu dan mamih. Papih tidak akan pernah mencabut tuntutan pada mereka!" Geram papih Al, ia sudah mengepalkan tangannya.

Papih Alarich keluar dari kamar anaknya, di ikuti istrinya. Sementara yang lain masih di dalam. Ketiga saudara kandung Alana pun sama kesalnya dengan Alana. Mereka heran apa yang dipikirkan Alana sampai ingin mencabut tuntutannya pada Jessica!

BRAK

"Tenang semuanya... Saudari Alana, lebih baik di pikirkan kembali. Karena ini menyangkut nyawa anda dan keluarga anda."

Erlando memalingkan wajahnya ke samping, kesal tentu saja. Bisa bisanya Alana ingin membebaskan Jessica begitu saja! Entah terbuat dari apa hati istrinya ini.

Alana menghela nafasnya dan menyudahi pembicaraan ini pada Angga. Ketua tim dari kep*lisian itu pun pamit dari sana. Tinggalah Alana dan suaminya.

Ketiga saudara kandungnya pamit bersamaan. Alana memegang tangan suaminya lembut. Ia juga membalikan wajah sang suami ke hadapannya. "Mas marah sama aku?"

"Menurut mu?"

"Aku mau tidur mas, kepalaku pusing. Mas juga istirahat yah." Alana merebahkan lagi dirinya di kasur dan menyelimuti dirinya, ia berbalik memunggungi suaminya.

Erlando menurunkan egonya dan memeluk istrinya erat. Ia juga mencium leher istrinya dari belakang. "Sayang, aku takut kamu celaka lagi. Di depan saja Jessica bisa mencelakaimu, apalagi di belakang ku? Aku enggak mau kehilangan kamu."

Alana berbalik dan menatap lekat suaminya. "Aku juga mencintaimu mas. Perasaan aku sama sepertimu. Aku hanya takut, kalau kita memenjarakan Jessica dan ibunya, itu hanya akan membuat mereka semakin dendam. Dan masa depan Jessica akan hancur." Lirihnya.

"Terserah kamu! Pokoknya aku tidak setuju kamu mencabut tuntutannya!"

Ketika Erlando akan berdiri, tangan Alana menahannya. "Jangan pergi mas, kamu mau ninggalin aku?"

Erlando mengalah, ia kembali ke kasur dan memeluk istrinya. Inilah Alana, ia punya sifat yang sama dengan mamihnya. Mudah memaafkan orang lain. "Aku rindu sama mas."

"Hmmm." Ucap Erlando datar.

Alana tertawa kecil, ia mencium lembut suaminya. "Sayang kamu masih sakit." Celetuk Erlando di sela sela ciumannya.

"Hmmm." Jawab Alana singkat.

Namun perkataan suaminya tak di indahkan. Alana memang sangat merindukan Erlando. Begitu juga dengan suaminya. Pagutan itu semakin panas, Erlando menyesap leher sang istri. Namun saat ia ingin mengukung istrinya, Alana merintih kesakitan.

"Argh mas...hati hati." Lirih Alana.

"Maaf sayang, perih yah? Mau di kamar aja?" Ucap Erlando sambil mengedipkan matanya. "Genit banget sih mas." Alana tertawa sumbang melihat suaminya ini.

Erlando mengunci pintu kamarnya dan menggendong istrinya ke kamar yang ada di dalam ruangan itu. "Aku merindukan mu sayang."

"Aku juga mas, pelan pelan ya mas sayang."

Alana mengubah posisinya yang sedikit miring, ia juga merindukan sentuhan sang suami. Erlando memainkan pusakanya pelan pelan, ia tak ingin menyakiti istrinya.

"Ssshhh... Mas...ahhh!"

"Kamu buatku candu sayang ahh..."

Permainan panas mereka tak lama hanya satu jam saja. Kepala Alana masih sedikit pusing. "Kita tidur ya sayang lusa kamu bisa pulang. Kerumah baru kita."

Alana menoleh ke suaminya. "Rumah kita?"

"Iya sayang, rumah kita. Resepsi pernikahan kita tunda dulu sampai kamu benar benar pulih."

"Astaga mas, iya aku lupa soal resepsi kita." Lirih Alana.

"Udah jangan mikir apa apa sayang, kita tidur yah."

Erlando membawa istrinya ke dalam dekapannya, mereka tidur nyenyak malam itu.

-

-

-

Pagi harinya orang tua Alana datang ke kamar Sinta. Mereka ditemani Ray dan Bastian ke dalam. "Mau apa kalian kesini?" Ucap Vino ketus. Disana juga ada Jessica yang duduk di kursi roda. Namun ia tak bicara apa apa.

Wajah Jessica masih lebam akibat pukulan Erlando. Namun matanya mengisyaratkan kebencian. Ia memalingkan wajahnya ke samping.

Sinta masih tertidur akibat obat bius yang di berikan dokter padanya. Karena dia mengamuk lagi.

"Saya ingin bicara dengan Sinta." Jawab mamih Aleesya datar.

"Maaf bu Aleesya lebih anda pergi dari sini. Saya tidak mau kalau ibu nan_"

BRAK

Semua menoleh ke sumber suara. Ada seorang wanita paruh baya mungkin umurnya di atas papih Alarich sedikit. Terlihat nampak marah.

"VINO, PULANG KAMU SEKARANG!" Ucap wanita itu, ternyata ia ibunya Vino. Dengan nafas tersengal bu Ranti menyuruh anaknya pulang.

"Mamah? Kok mamah bisa tahu Vin_"

Orang tua Alana, Ray dan Bastian diam tanpa ikut bicara. Sepertinya ibunya Vino marah karena Jessica.

"Kamu pikir mamah bodoh hah? Buat apa kamu belain perempuan itu? Kamu itu sudah mencoreng nama keluarga kita." Teriak bu Ranti.

Ketika ia melirik ke orang tua Alana, wajah bu Ranti berubah. Ia mendekati mereka. "Pak Alarich kan? Saya_saya istrinya Rudi Suharsono." Ucap bu Ranti.

Papih Alarich baru ingat. "Ya ampun, iya benar. Jadi Vino anak bu Ranti?" Tanyanya.

"Iya dia anak saya. Jessica tinggalkan anak saya! Kamu hanya bawa pengaruh buruk sama Vino. Kamu pembawa sial. Saya tidak sudi mempunyai menantu seorang pemb*nuh seperti kamu!" Teriak bu Ranti.

Mamih Aleesya menenangkan bu Ranti supaya duduk dulu. Ia juga memberikan pengertian pada bu Ranti. Sementara Jessica ia hanya diam dan menunduk, lama lama air matanya menetes.

"Mamah apa apaan? Vino cinta sama Jessica! Sampai kapan pun Vino akan tetap menikahi Jessica!"

"Kamu pikir mamah enggak tahu asal usul Jessica! Kakeknya dia seorang pemb*nuh. Semua orang juga tahu bagaimana dulu Burhan mencelakai orang tua bu Aleesya. Beritanya sudah menyebar dimana mana." Ibunya Vino semakin kesal.

Belasan tahun yang lalu ketika semua pelaku pemb*nuhan orang tua mamih Aleesya tertangkap, kabar itu menyebar luas di setiap media pemberitaan. Jadi tak heran kalau kabar itu sampai ke telinga bu Ranti dan keluarganya.

"Kita ini keluarga terpandang, Vino! Dengan kamu bersama wanita itu sama saja kamu mencoreng keluarga kita!"

"Bu Ranti sebaiknya di bicarakan dirumah_"

"Tidak bu Aleesya! Selama ini saya sudah cukup sabar pada Vino. Tapi Vino tak mendengarkan kata kata saya!" Lirih bu Ranti.

Jessica menangis bibirnya gemetar. Ia merasa tak di inginkan semua orang. Vino mendekati Jessica dan menghapus air matanya. "Aku enggak akan pergi aku janji hmm! Aku akan menemanimu." Ucap Vino lembut.

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!