NovelToon NovelToon
The VRAMUS

The VRAMUS

Status: tamat
Genre:Romantis / Showbiz / Obsesi / Mengubah Takdir / Bad Boy / Si Mujur / Tamat
Popularitas:923
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

VRAMUS yang tidak sengaja bisa naik daun. Tapi ketika sudah sampai di puncaknya. Mereka tidak benar-benar menginginkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Untuk Diri Sendiri

Ruben memenangkan pertarungan di dalam dirinya sendiri. Ruben memutuskan untuk pergi. Dia melakukannya bukan untuk siapa-siapa. Tapi untuk dirinya sendiri.

Ruben tertarik dengan ulasan majalah musik kemarin. Ada tempat untuk anak-anak sepertinya yang berani untuk mewujudkan mimpi.

Setelah berpamitan kepada dua adik kembar perempuannya dan teman-temannya di tempat kerja Ruben pergi meninggalkan Nearsea kota asalnya untuk waktu yang lama. Ruben meninggalkan sebuah surat untuk ayahnya yang masih belum pulang bekerja ketika anaknya itu berangkat.

Dari Nearsea Ruben berangkat ke Angel City. Perjalanan yang jauh sekali.

Celana jeans, sabuk kulit, kemeja flanel lengan panjang dan boots. Itu lah penampilan Ruben ketika menampakkan kaki di kota nya para bintang-bintang untuk pertama kali. Ruben berharap bisa menjadi salah satu dari mereka yang sudah berkeliling dunia suatu hari nanti.

Ruben mengawalinya dengan menjadi penyanyi di pinggir jalan sambil bermain gitar akustik yang dibawanya. Ruben berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Di sebuah stasiun kereta bawah tanah saat Ruben melakukan pertunjukan kecil nya ia bertemu dengan teman-teman baru yang juga sama sepertinya. Mereka bermain musik dan menyanyikan lagu-lagu yang mereka tulis sendiri. Dan di tempat-tempat kosong seperti stasiun ketika malam hari mereka menjadikannya sebagai tempat untuk tidur.

"Kenapa kalian tidak bermain di Show Bar?", tanya Ruben.

"Apakah kamu pernah ke sana Ruben?",

"Aku belum pernah ke sana aku baru kemarin sampai di kota ini",

"Untuk bermain di Show Bar kamu harus punya band yang membawakan lagu mereka sendiri",

"Kalau begitu aku harus segera punya band kawan", kata Ruben.

"Tidak perlu terlalu terburu-buru kawan",

"Kamu lihat stiker-stiker yang ditempelkan di dinding-dinding itu Ruben?",

"Pergilah ke sana lalu baca satu persatu, siapa tahu ada band yang sedang mencari personil",

Ruben pun menghampiri tembok-tembok yang terlihat seperti papan pengumuman itu.

"Hei Ruben, pilih lah yang kertasnya paling baru", pesan kawan Ruben yang sudah tua-tua.

Ruben mulai membaca selebaran kertas itu satu persatu. Memang ada yang mengumumkan audisi untuk band mereka. Tapi tidak semuanya harus Ruben datangi. Ruben hanya perlu memilih yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan nya.

Ruben hanya tertarik untuk menjadi seorang vocalis dan apa yang ditawarkan oleh band itu. Apakah berjuang demi masa depan atau hanya sekedar mengisi waktu luang untuk bersenang-senang.

Ruben akhirnya menemukan satu yang dikiranya pas untuk nya.

"Toni, Billy dan Jansen mencari vokalis yang tampan, kharismatik dan suaranya masih bisa diperbaiki. Band kami sedang menggarap lagu sendiri dan kami akan main di Show Bar. Alice band manager",

Pesan pengumuman itu menggetarkan hati Ruben. Ia punya feeling anak-anak itu yang harus bermain bersama nya.

Ruben pun akan ke tempat audisi band mereka. Sesuai dengan jadwal dan tempat yang ditulis di pengumuman itu.

*

Hari audisi,

Ruben berangkat dari stasiun tempat nya beberapa hari ini ia tinggal bersama para pemusik jalanan yang lain.

Tentu saja Ruben berangkat sendiri untuk audisi. Teman-teman Ruben yang ada di stasiun kereta bawah itu mereka seperti sudah selesai dengan hidupnya. Mereka memainkan lagu dan bernyanyi hanya untuk kegembiraan hati. Dengan ciri khas wajah-wajah mereka yang sudah keriput dan rambut-rambut mereka yang putih-putih.

Berbeda dengan Ruben yang masih muda dan semangat nya untuk menaklukkan dunia begitu berapi-api.

Ruben sudah menyiapkan beberapa lagu yang akan ia nyanyikan ketika audisi nanti. Ruben sudah terlatih. Ruben pikir ia dan anak-anak yang bernama Toni, Billy dan Jansen itu akan cocok karena background musik mereka mirip-mirip sesuai dengan keterangan yang dilampirkan di selebaran yang ditempelkan.

Tapi aneh juga rasanya mereka melakukan audisi untuk mencari vokalis di malam hari.

Ruben sudah sampai di alamat tempat untuk audisi. Tapi kenapa tempat nya seperti ini? Kata mereka di sebuah bangunan kosong.

"Ada yang bisa aku bantu nak?",

Seorang penjaga keamanan di komplek itu menghampiri Ruben yang tengah kebingungan sambil memegang selebaran.

"Aku mencari alamat ini", kata Ruben.

Security komplek itu mengambil kertas yang diberikan Ruben.

"Rupanya kamu mau jadi pemusik",

"Anak-anak ini pasti telah salah menuliskan alamat",

"Gedung kosong yang dimaksud ada di blok sebelah setelah komplek ini",

"Terimakasih tuan"

"Terimakasih",

"Pergilah",

Ruben tidak salah alamat. Tapi alamat nya yang salah. Bangunan kosong itu juga tidak salah. Tapi yang menuliskan alamat itu yang kurang teliti.

Ruben sampai di depan bangunan tempat untuk audisi. Ruben tidak heran jika tempatnya sepi. Karena alamat yang dicantumkan di selebaran itu salah kaprah.

Ruben pun masuk ke gedung kosong yang dari luar lampu terang nya kelihatan.

"Oh my God" kata Ruben dalam hati. Lihatlah mereka.

Ada drummer yang duduk sambil mengantuk. Pemain gitar dan pemain bass nya sudah tertidur.

Ini hampir tengah malam.

"Ehem",

"Apakah kalian yang sedang melakukan audisi untuk vokalis?",

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!