Seorang mafia ayam 🐓
Renardo adalah seorang pria yang baru saja bekerja di perusahaan mafia yang aneh. sistemnya menggunakan ayam, jadi setiap pekerja punya rekan kerja ayam masing-masing untuk menjalankan tugas.
ayam-ayam bisa dilatih dan dilengkapi senjata. Para ayam juga bisa memakan obat tertentu untuk mendapat kekuatan.
Renardo yang saat itu hanya disuruh membawa ayam tanpa informasi tambahan membawa ayam jagonya yang berasal dari perternakan biasa bernama Kibo.
Akankah Renardo dan Kibo melakukan pekerjaan mereka dengan baik?
🥚 Peringatan Organisasi Ayam: Segala perdagangan obat-obatan ayam, undian ayam, atau pemerasan peternak dalam cerita ini hanya terjadi di dunia fiksi. Jika Anda mencoba di dunia nyata, Anda bukan mafia ayam… Anda hanya mencari masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdagangan Ilegal
"kayaknya kamu butuh nama, aneh aja rasanya kalau aku panggil kamu robot terus." aku berkata kepada robot roda keberuntunganku.
"oke, anda bisa memberikanku nama." jawab robot itu setelah beberapa saat memproses kalimatku.
"bagaimana kalau... Toki?" tawarku.
"oke, sekarang nama saya adalah Toki." jawab robot itu.
"sekarang kita juga udah bisa kembali ke ruangan lain Renardo, Toki bisa mengurus mesin roda keberuntunganmu sendiri. Mungkin ada baiknya kita melatih ayammu dulu?" Bruno berkata.
Aku mengangguk.
Kami semua akhirnya berjalan ke ruangan pelatihan ayam awal terdekat.
"eh teman-teman, kami baru dapat tugas, kalian duluan aja ya." Vin berkata setelah Vin dan Van melihat jam tangan mereka.
Aku, Lola, dan Bruno mengangguk.
"jangan lewatkan makan malam bersama kami." Van berkata sambil jalan menjauh bersama Vin dan kedua ayam mereka.
"pasti!" jawabku.
Lalu aku, Lola, dan Bruno kembali balik kanan. Kami mengarah ke ruangan pelatihan ayam awal yang kami cari.
Beberapa menit kemudian, kami sampai ke ruangan yang kami cari. Ruangan pelatihan ayam awal. Desain ruangannya sama dengan ruang pelatihan ayam awal sebelumnya, permukaan tanah dan rumput, dindng biru langit dengan satu lampu lingkaran, serta beberapa bebatuan.
Kibo langsung jalan-jalan disini, sepertinya dia sudah tau kalau di tempat ini dia bisa cukup bebas.
"ngomong-ngomong, Kibo harus seterlatih apa agar bisa masuk ke ruang pelatihan ayam selanjutnya?" tanyaku.
"sampai ayammu mau mengikutimu tanpa harus dipanggil seperti tadi." jawab Lola.
Aku mengangguk. Lalu Lola dan Bruno duduk di pinggir ruangan bersama ayam mereka.
Sementara aku ikut berkeliling ruangan dengan Kibo. Lalu aku memutuskan untuk berjalan di arah yang berlawanan dengannya.
Seperti yang kuduga Kibo belum ikut. Jadi aku panggil dia dulu, baru dia balik kanan mengikutiku.
Sampai satu jam berlalu. Kibo sudah cukup sering mengikutiku walau tetap perlu diawasi karena terkadang dia masih diam mengamati hal lain.
Bruno dan Lola mengamati sepanjang aku dan Kibo latihan. Mereka tidak banyak bicara agar aku bisa fokus.
Bruno akhirnya bangkit dari posisi duduknya setelah satu jam, mendekatiku.
"kayaknya Kibo sudah lumayan terlatih. Tapi kamu juga harus latihan Renardo." Bruno berkata.
"latihan? Latihan apa?" tanyaku, kalau latihannya pakai senjata langsung jelas masih terlalu sulit bagiku.
"ya latihan fisik la, ngak mungkin seorang mafia fisiknya lemah kalau lawannya polisi." jelas Bruno.
Aku mengangguk.
"oke, seperti olahraga ya? Kalau begitu kamu sarankan olahraga apa?" tanyaku.
"untuk awal, kamu bisa coba olahraga dasar seperti push-up, crunch perut, squat, dan sebagainya. Tapi kusarankan tiga gerakan itu dulu, setelah lancar gerakan dasar, baru kamu bisa lanjut latihannya ke ruangan yang seperti GYM." jawab Bruno.
Aku mengangguk. Lalu mulai memposisikan diriku di posisi push-up, aku membiarkan Kibo jalan-jalan di ruangan ini secara bebas. Tapi rupanya Kibo juga memilih mengamatiku.
Beberapa kali Bruno mengoreksi gerakanku. Kadang posisi lengan terlalu terbuka, kadang angkat tubuhnya kurang tinggi.
Harus kuakui, aku ini memang cukup jarang olahraga. Jadi diberikan latihan sesimpel ini saja sudah cukup melelahkan bagiku.
Setelah beberapa kali gerakan push-up dan aku lumayan lancar walau lenganku jadi terasa pegal. Bruno menyuruhku lanjut ke latihan crunch perut dan squat.
Di crunch perut juga gerakanku dikoreksi karena terlalu tinggi mengangkat badan. Jadi Bruno mencontohkan yang benar, aku mengikutinya.
Hanya di squat yang aku langsung lancar saat dicontohkan. Karena gerakannya cukup sederhana.
Ting!
Suara itu muncul dari jam tanganku. Membuatku yang sedang squat tadi berhenti, aku melihat jam tanganku.
"pergi ke ruangan [T] - 16, dan lakukan perdagangan ilegal selama satu jam." begitulah isi notifikasi dari jam tanganku.
Kukira awalnya tidak akan ada tugas lagi hari ini, rupanya masih ada. Mungkin untuk memperkenalkan jenis-jenis tugasnya kepadaku yang masih baru.
"aku disuruh ke ruangan [T] - 16 untuk berdagang ilegal selama satu jam." kataku pada Bruno dan Lola.
Bruno dan Lola mengangguk saat mendengar kalimatku.
"oke, kami akan mengerjakan kegiatan masing-masing untuk menunggumu, jadi apa boleh aku tau nomor ponselmu agar kita bisa bertemu lagi Renardo?" tanya Bruno.
Aku mengangguk, kalau kami saling cari di bangunan ini, jelas akan memakan waktu yang sangat lama tanpa bantuan komunikasi lewat ponsel.
Aku memberikan nomor ponselku kepada Bruno, dia mencatatnya di ponselnya.
"oke, aku bergi dulu ya, dah..." kataku setelah membuka pintu ruangan ini.
"iya, hati-hati." jawab Bruno.
Aku mengangguk. Kibo sudah mendekatiku, siap ikut walau belum dipanggil.
Di jam tanganku sudah ku atur agar petanya memunculkan garis merah ke arah ruangan [T] - 16.
Dalam perjalanan. Sesekali Kibo tetap harus dipanggil karena dia kadang berenti memperhatikan hal lain.
Di perjalanan aku melihat berbagai ruangan unik seperti biasa. Ada yang untuk permainan biliar, ruangan mengotak-atik senjata, dan sebagainya.
Sampai akhirnya tiba lagi ke tangga yang menuju permukaan tanah. Aku naik ke atas tangganya, dan langsung masuk ke ruangan [T] - 16.
Di dalam ruangan ini, ada banyak barang. Ada yang di dalam kotak kayu, ada senjata, ada obat-obatan, dan sebagainya.
Di sini juga tidak terlalu ramai orang-orangnya. Jadi cukup cocok untuk aku yang masih baru bisa mengamati ruangan ini lebih leluasa.
Aku melihat layar jam tanganku lagi. Ada petunjuk baru di bawah pesan tugas tadi.
"antrakan obat dengan kode B-0145 ke pom bensin terdekat. Berikan obatnya kepada seseorang bernama Fena." begitulah isi pesan barunya.
Aku akhirnya mencari-cari obat itu di ruangan ini, membiarkan Kibo bebas keliling ruangan ini. Tapi tetap saja aku memperhatikan gerak-gerik Kibo agar dia tidak merusah barang-barang disini.
Aku mencari obat dengan kode inisial "B" karena tempat dan kode obatnya sudah disusun di tempat ini.
Saat aku ketemu keranjang persegi obat dengan selembar kertas di depannya yang tertempel huruf "B" aku langsung mencari kode 0145.
Sampai akhirnya ketemu kode 0145, butuh beberapa menit. Aku menyimpannya di saku celanaku.
Lalu aku memanggil Kibo, kali ini Kibo langsung mendekat. Aku membuka pintu ruangan ini, ke permukaan tanah, Kibo mengikutiku.
Saat aku dan Kibo sudah diluar aku menutup pintunya. Ruangan ini ternyata dikelilingi hutan kecil, tapi tidak jauh dari ruangan ini ada jalanan yang sepi.
Aku dan Kibo menuju jalanan itu. Lalu kami menyusurinya, di ponselku ada peta permukaan bumi, jadi aku melihat pom bensin terdekat disana.
Aku dan Kibo menyusuri jalanan mendekat ke arah pom bensin itu. Lalu saat sudah sampai, aku berdiri di pinggir jalanan dekat pom bensinnya, menunggu kedatangan orang bernama Fena.