Kiara merupakan seorang gadis ceria yang menikmati hidupnya dengan kerja. Ibunya sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya jarang dirumah dan juga jarang memberikan nafkah kepadanya semenjak ibunya meninggal. Itu sebabnya gadis itu memilih bekerja.
Namun, siapa sangka petaka dalam hidupnya dimulai!
Kiara dipaksa menikah dengan Axel Blackthron, seorang CEO dingin karena ayahnya memiliki hutang sebesar lima milyar rupiah.
Situasi semakin rumit saat Kiara mengetahui sebuah fakta bahwa pria yang akan menikah dengannya merupakan suami dari sahabatnya, Rachel.
Apa yang akan dilakukan Kiara?
Apakah ia akan menolak perintah ayahnya atau justru membiarkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya.
Bagaimana nasib Kiara kedepannya?
Yuk, ikuti cerita kedua Author.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Salam hangat dari author💐💐💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
...~Happy Reading🤗💐~...
"Kiara, dimana kamu!" teriak Zamuel.
"Ada apa yah, datang-datang lansung marah?" tanya Kiara yang lansung keluar begitu mendengar suara Zamuel yang keras.
"Mana uang 500 juta yang saya suruh siapkan?" tanya Zamuel dengan nada dingin.
"Kiara tidak punya uang sebanyak itu yah," lirih Kiara.
"Ayah kan sudah bilang, ayah tidak mau mendengar alasan. Pokoknya 500 juta itu harus ada ditangan ayah," murka Zamuel.
"Tapi yah, 500 juta bukan jumlah yang sedikit. Untuk apa lagi uang segitu. Untuk pacar ayah?" tanya Kiara.
"Itu bukan urusanmu, yang kamu pikirkan itu gimana caranya kamu dapat 500 juta sekarang juga," bentak Zamuel. Pria itu kini mengambil vas bunga dan memecahkannya.
"Ayah kok jadi begini sih," sendu Kiara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bagaimana mas, udah dapat 500 jutanya," tanya Iren yang tiba-tiba datang dan menatap sinis ke arah Kiara.
"Belum sayang, anak sialan ini sama sekali tidak berguna!" maki Zamuel sambil menatap nyalang Kiara.
Tetes demi tetes embun turun membasahi wajah Kiara. "Ayah, istigfar yah. Aku ini anak ayah, tapi kenapa ayah memperlakukan ku begini hiks..."
"Diam kamu! air matamu itu tidak akan laku disini. Sebaiknya kamu segera menikah dengan tuan Felix. Anak tuan Felix menyukaimu, saya yakin seluruh hartanya akan dipegang oleh kamu begitu kamu menikah dengannya," ucap Zamuel.
"AYAH, AKU INI ANAK AYAH BUKAN BARANG YANG SEENAKNYA DITUKAR. KENAPA BUKAN DIA SAJA YANG MENIKAH DENGAN TUAN FELIX, TOH DIA JUGA GILA HARTA-"
Plakkkkk
"JAGA UCAPAN MU ANAK KURANG AJAR, DIA CALON IBUMU!"
"TIDAK, SAMPAI KAPANPUN SAYA TIDAK INGIN DIA JADI IBU SAYA. DIA TIDAK LEBIH DARI HAMA YANG MERUGIKAN," teriak Kiara. Wanita itu kini tidak bisa mengontrol emosinya.
"KIARA KAU-"
Plakkk
"BERANINYA KAMU MENGATAIKU HAMA. SAYA JUGA TIDAK SUDI MENJADI IBUMU, SAYA CALON ISTRI AYAHMU BUKAN BERARTI CALON IBUMU. MAS, KITA CARI SERTIFIKAT RUMAH INI TERUS DIGADAI. RUMAH INI LUMAYAN BESAR, PASTI NILAINYA JUGA BESAR," ucap Iren sambil menatap nyalang Kiara.
Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar itu. "Jangan, kalian tidak berhak menggadaikan rumah ini. Ini rumah saya, atas nama saya."
Namun dua orang gila harta itu tetap masuk dan mengacak-ngacak isi rumah tersebut. Kiara berusaha menghentikannya, namun Irene dengan kasar mendorong tubuh Kiara hingga jatuh di lantai.
"Wow, mas lihat apa yang kudapat di lemari anak kurang ajar ini," ucap Irene sambil memperlihatkan liontin berkilau bermata berlian kepada Zamuel.
"Jangan ambil itu. Hiks... kumohon, itu kalung turun temurun dari keluarga ibu hiks..." hisak Kiara seraya berusaha bangkit dan ingin mengambil liontin itu. Namun Zamuel kembali mendorongnya dan menarik rambut putrinya kebelakang dengan kasar.
"Hei, ibumu itu istri saya. Jadi yang berhak atas benda itu ayah, bukan dirimu. Beraninya dirimu menyembunyikan harta berharga itu kepada saya," ucap Zamuel didepan wajah Kiara dengan wajah emosi.
"Ta-tapi i-ibu sen-,"
"Mas, Sertifikatnya aku dapat. Sertifikat tanah dan rumah ini-"
"Lepaskan dia!" ucap seorang pria yang tiba-tiba datang dengan wajah dinginnya.
"Tu-tuan Felix," ucap Zamuel terkejut.
"Kembalikan sertifikat dan liontin itu kepadanya. Saya akan menebusnya sebesar 5 M," ucap Felix dingin.
Iren dan Zamuel yang mendengar angka itu menjadi sangat senang. Felix kemudian melemparkan sebuah koper hitam ke arah Iren.
"Silahkan kalian cek dan hitung sendiri jumlahnya," ucap pria itu lagi.
Iren dengan mata yang berbinar lansung membuka koper itu dan mengecek keaslian uang itu satu-satu.
"Itu uang asli, sekarang kembalikan sertifikat dan liontin itu," ucap Felix dingin.
Dengan sedikit tidak rela, Iren menyerahkan sertifikat dan liontin itu kepada Felix.
"Setelah ini kalian tidak boleh menginjakkan kaki disini lagi. Kalian tidak boleh mengganggu Kiara lagi atau saya akan membawa kalian berdua ke proses hukum," ucap Felix lagi.
Iren dan Zamuel kemudian pergi dari tempat itu dengan perasaan senang.
Setelah memastikan kedua orang yang gila harta itu pergi. Felix segera datang menghampiri Kiara yang tampak berantakan. Rambut kusut, wajah pucat, dan air mata yang tidak henti-hentinya turun.
"Kiara, kamu sekarang tenang. Mereka sudah pergi," ucap Felix dengan nada khawatir.
"Tu-tuan Felix saya tidak tahu harus berkata, tapi kalung itu sangat berharga bagi saya. Itu satu-satunya be-benda dari ibu ya-yang aku punya. A-aku akan mencicil tebusan anda," ucap Kiara dengan terbata-bata.
"Kamu tidak perlu memikirkan hal itu. Saya tulus membantu kamu," ucap Felix sambil tersenyum.
"Tu-tuan jangan katakan itu. Saya tidak enak, saya akan tetap membayarnya nanti," ucap Kiara.
"Begini saja tuan, saya akan menjadi perawat pribadi Lili untuk menggantikan tebusan itu. Saya janji saya akan memberikan yang terbaik sama Lili," ucap Kiara penuh keyakinan.
"Baiklah, tapi bagaimana dengan restoran yang akan kamu dan tuan Axel jalankan?" tanya Felix.
"Insyaallah saya bisa mengatur keduanya. Saya akan coba bicarakan kepada tuan Axel," ucap Kiara lagi.
Sementara ditempat lain, Axel telah memantau Felix dan Kiara dari ruang kerja yang berada dirumah yang ditempati Rachel. Ya memang sedari awal Axel menyuruh seseorang untuk memasang kamera pemantau dirumah itu.
Namun entah karena apa, tiba-tiba saja Axel ingin melihat apa yang sedang dilakukan Kiara sehingga iya membuka penghubung kamera pemantau itu.
Axel terkejut melihat apa yang terjadi. Tangannya menggenggam sisi meja dengan keras untuk pelampiasan emosinya.
'Ternyata benar, selama ini Kiara hanya diperalat oleh sampah itu. Dan dalangnya ternyata seorang wanita. Ternyata Zamuel gila harta hanya wanita,'
Axel kemudian memutuskan untuk menghubungi Felix dan meminta bantuan untuk menyelamatkan Kiara karena ia sendiri tidak bisa membantunya dikarenakan kondisi keuangannya yang sangat lemah.
...~~~...
Kini Restoran yang sedang direncanakan oleh Axel sudah seratus persen selesai. Hari ini tepat Restoran itu launching.
Sedari tadi subuh Kiara nampak sibuk di dapur untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan dihidangkan. Tiba-tiba Rachel datang menghampiri Kiara yang tengah sibuk.
"Ra-Rachel?" ucap Kiara gugup. Ya sejak saat kejadian itu Kiara dan Rachel tidak pernah bertemu lagi.
"Apa, kenapa kamu kaget saya ada disini. Ini kan punya suami saya," ucap Rachel dingin dan menekan kata suami pada kalimatnya.
Kiara yang mendengar cara bicara Rachel yang sangat berbeda tidak dapat membendung air matanya. Sudah dapat disimpulkan bahwa Rachel masih marah kepadanya.
"Rachel maafkan aku, aku tak bermaksud mengkhianatimu," lirih Kiara.
"Aku harap persahabatan kita masih bisa seperti dulu," ucap Kiara lagi dengan mata yang berkaca.
"Apa? saya tidak salah dengar kan? setelah kau menusukku dari belakang dan menyembunyikan rahasia besar terus kau masih berharap persahabatan kita baik-baik saja. Itu tidak akan terjadi, karena mulai kemarin saya sudah tidak menganggap mu sahabat," ucap Rachel dingin.
"Ingat baik-baik kamu jangan pernah bermimpi menjadi nyonya Blackthron. Karena hal itu tidak akan pernah terjadi," ucap Rachel dengan memandang Kiara sinis dan meninggalkan wanita itu begitu saja.
'Ya Allah akhirnya yang ku takutkan terjadi. Persahabatan kami benar-benar hancur, aku harus bagaimana,'
.
...~~~~...
Halo guys, author come back💐🤗
Siapa disini yang muak melihat Zamuel?
Tapi kalo author semuak-muaknya melihat Zamuel, author lebih muak melihat Iren. Dia bukan siapa-siapa tapi dengan seenaknya mengusulkan mengambil barang orang begitu saja. Pengen rasanya author jambak.
Seperti biasa ya guys jangan lupa tinggalkan jejak🤗💐
See you next part 🫶
Salam hangat dari author💐💐💐