NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Mafia

Istri Kontrak Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: medusa

lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....

bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB~ 08²

...❣️❣️❣️...

...(Dua minggu berlalu)...

...Lola, yang telah pulih sepenuhnya dan diizinkan pulang, memutuskan untuk menjenguk kedua mertuanya terlebih dahulu. Saat jemarinya menyentuh kenop pintu dan membukanya perlahan, sebuah pemandangan menyentakkan nalurinya. ...

...Bastian duduk di sofa, tatapan dinginnya yang menusuk bagai pecahan es, langsung mengarah padanya. Seketika, bahu Lola merosot, kepalanya menunduk dalam, dihantam gelombang ketakutan dan rasa kecil yang familiar. Jantungnya berdetak tak beraturan, mencengkram rongga dadanya dengan cengkeraman tak kasat mata. Udara di ruangan itu terasa begitu tebal, seolah-olah setiap partikelnya membawa beban ketegangan yang tak terucap....

...Nyonya Amelia, yang menyadari kedatangan Lola, segera mengembangkan senyum hangat. ...

"Sayang, kamu sudah sembuh? Sini, duduk dan temani Mama makan." Ajak Nyonya Amelia, tangannya sibuk memotong buah-buahan segar. Aroma manis stroberi dan apel samar-samar tercium, sedikit meredakan ketegangan yang menyelimuti Lola.

...Lola mengangguk perlahan, langkahnya terasa berat saat ia berjalan menuju kursi di dekat Nyonya Amelia dan duduk. ...

"Ma, Pa, bagaimana kondisi kalian? Maaf aku baru datang menjenguk kalian." Ucap Lola, suaranya sedikit serak, dan bayangan kesedihan tulus melintas di wajahnya yang sendu. Ada beban rasa bersalah yang mengganjal di hatinya karena keterlambatannya.

"Tidak apa-apa, Nak. Kami juga tahu kamu terluka parah karena kejadian itu," sahut Tuan Alberto, nada suaranya penuh pengertian dan kelembutan. Sebuah kelegaan tipis mengalir dalam diri Lola.

"Sayang, apakah kamu tahu, setelah mobil kita terbalik dan kita terluka parah, menantu kita ini menembak para musuh dengan mata tertutup rapat, hahaha!" Kekeh Nyonya Amelia, semangatnya meluap saat menceritakan aksi Lola kepada Tuan Alberto. Ada rasa bangga yang jelas terpancar dari sorot matanya.

"Hah? Siapa yang memberitahumu?" Tanya Tuan Alberto, raut wajahnya menunjukkan keterkejutan.

"Mark yang menceritakan semuanya," jawab Nyonya Amelia.

Tuan Alberto menatap Lola dengan tatapan lembut yang menghangatkan. "Terima kasih sudah berusaha menyelamatkan kami, Nak. Walaupun ini pertama kalinya kamu memegang senjata, tapi kamu sudah berusaha sebisa mungkin. Papa salut dengan keberanianmu." Puji Tuan Alberto, kata-katanya mengalirkan kehangatan ke dalam sanubari Lola.

"Iya, Sayang, Mama juga salut dengan keberanianmu," sambung Nyonya Amelia, menguatkan pujian itu.

...Wajah Lola langsung memerah padam, hangatnya pujian dari kedua mertuanya terasa aneh sekaligus menyenangkan, membangkitkan semburat malu yang manis. Di sisi lain, Bastian hanya memutar bola mata dengan malas, desahan napas kecil lolos dari bibirnya, menunjukkan kebosanan dan sedikit kejengkelan mendengar percakapan mereka bertiga....

"Terima kasih, Ma, Pa, aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan," tutur Lola, suaranya sedikit tercekat karena rasa haru.

"Baik, Sayang, hhhmmm… ngomong-ngomong, kamu mau kemana dengan membawa tas itu?" Tanya Nyonya Amelia, matanya tak sengaja menangkap tas di tangan Lola. Ada nada penasaran yang samar dalam suaranya.

"Hah, ini… Aku sudah diperbolehkan untuk pulang, Ma, jadi aku ke sini untuk pamit," jawab Lola, sedikit gugup.

"Oh, begitu. Bastian, cepat antar istrimu pulang!" Perintah Nyonya Amelia, nada suaranya berubah tegas, sebuah otoritas keibuan yang tak terbantahkan.

Bastian, yang tadinya sibuk dengan iPad-nya, seketika berhenti dan mengangkat pandangannya, menatap mereka. "Aku akan menelepon asistenku mengantarnya, aku sedang sibuk," ketusnya, suaranya dingin dan tanpa emosi.

"Tidak apa-apa, Ma, aku pulang dengan taksi saja. Tu… maksud saya, Kak Bastian sedang sibuk, aku tidak mau merepotkan Kak Bastian," sela Lola, hampir keceplosan memanggil Bastian "tuan." Ada kecemasan dan keinginan untuk menghindari konflik yang jelas dalam nada suaranya.

"Tidak! Mama tidak setuju. Dia adalah suamimu. Mama masih bisa toleransi saat dia tidak hadir di kantor sipil, tapi tidak untuk sekarang! Dia harus melakukan tugasnya sebagai suami!" Tegas Nyonya Amelia, tatapannya menatap Bastian dengan sengit, sorot matanya memancarkan kekesalan dan sedikit ancaman.

...Bastian mendengus pelan, meletakkan iPad miliknya, lalu meraih kunci mobil dengan gerakan kasar yang memantulkan ketersinggungan dan kemarahan terpendam. Ia menghampiri Lola. ...

"Ayo jalan." Ajak Bastian, suaranya tajam dan tanpa kehangatan.

Nyonya Amelia langsung tersenyum senang, kemenangan kecil terpancar dari wajahnya. "Nah, gitu dong. Sudah, Sayang, kamu pulang dan istirahatlah. Mama akan menjengukmu setelah pulang dari rumah sakit." Ujar Nyonya Amelia, nadanya kembali lembut.

Lola mengangguk mengerti. "Baiklah, Pa, Ma, Lola pergi dulu." Pamit Lola kepada kedua mertuanya.

"Iya, Nak, hati-hati," ucap Tuan Alberto, senyumnya tetap hangat.

Lola tersenyum mengangguk dan menyalami tangan kedua mertuanya dengan hormat, lalu berjalan keluar dari ruang rawat, diikuti Bastian dengan wajah dingin dan kaku.

...Setelah keluar, Bastian melangkah lebih dulu, meninggalkan Lola di belakangnya. Terpaksa Lola harus berlari kecil untuk menyeimbangkan langkah kaki Bastian yang panjang dan tergesa-gesa. Perasaan terburu-buru dan sedikit terhina menyelimutinya. Begitu sampai di parkiran mobil, Lola hendak membuka pintu mobil belakang…...

"Kau pikir aku supirmu?" Tegur Bastian, suaranya rendah dan penuh otoritas yang menekan, menghentikan gerakan Lola.

"Duduk di depan." Sambung Bastian lagi, tatapannya menyiratkan perintah mutlak.

...Lola mengangguk samar, sebuah gerakan kecil yang menunjukkan kepatuhan. Ia lalu membuka pintu mobil depan dan masuk. Selama perjalanan, keheningan yang dingin dan mematikan menyelimuti keduanya. Tidak ada obrolan dari kedua pasangan itu. Bastian fokus menyetir, pandangannya lurus ke depan, namun sesekali dia melirik Lola dengan ekor mata, dan menyadari perubahan Lola, istri kontraknya itu....

"Cih!" batin Bastian. Sebuah rasa jijik bercampur pengakuan yang enggan melintas di benaknya.

...Dia tidak menyangka kalau gadis yang pertama kali datang dengan wajah kusam dan bau badan yang menyengat, sekarang sudah berubah menjelma menjadi gadis cantik yang sangat mempesona. ...

...Sebuah ketidaknyamanan samar merayap dalam dirinya melihat perubahan itu, seolah kecantikan Lola mengancam tembok yang ia bangun. Tapi, itu bukan berarti dia menyukai Lola; penolakan keras masih bercokol di hatinya....

...Tak lama, mereka pun sampai di mansion dan Lola turun dari mobil. ...

"Terima kasih, Tuan, sudah mengantarku pulang." Ucap Lola, suaranya pelan dan formal, menghindari tatapan Bastian.

"Kau jangan berkepala besar aku mengantarmu karena paksaan Mama. Kalau tidak, aku tidak sudi membiarkanmu duduk di sampingku!" Tekan Bastian, tatapannya menusuk tajam Lola, kata-katanya dingin dan kejam, dirancang untuk melukai.

...Lola terdiam membisu, hatinya mencelos, merasakan perihnya kata-kata itu menembus pertahanannya. Ia lalu berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Bastian yang masih berada di dalam mobil di depan mansion. Sambil menghela napas berat yang bergetar, Lola berjalan masuk ke dalam mansion. Di depan pintu mansion, sudah ada pelayan yang menunggunya dengan ekspresi yang tak bersahabat....

"Sudah cukup istirahatnya? Sekarang bantu kami mencuci, karena banyak pekerjaan yang terbengkalai karena kamu!" Bentak pelayan itu, suaranya kasar dan penuh celaan.

"Baik, Kak," jawab Lola singkat, suaranya nyaris berbisik, menelan kekecewaan dan kelelahan yang mendalam.

...Lola pun melangkah masuk ke dalam mansion, disambut dengan tatapan sinis dari para pelayan yang tidak menyukainya. Setiap tatapan itu terasa seperti cubitan kecil yang tak terlihat, menambah berat di pundaknya. Lola hanya menunduk, menghindari kontak mata, dan berjalan menuju kamarnya. Dengan cepat, ia memakai seragam pelayan, kain kasar itu terasa dingin di kulitnya. Lalu, Lola pun kembali melakukan pekerjaan sesuai perintah pelayan tadi, membenamkan diri dalam rutinitas melelahkan untuk mengusir rasa sakit yang menggerogoti jiwanya....

(Bersambung)

1
Masita Ilyas
cerita ini membuatku berderai air mata akhir ending yg bagus bahagia mantap
Khusnul Khotimah
g rela klo ahirnya lola mau sama bastian,,,,,, barang murahan
Murni Dewita
💪💪💪
Murni Dewita
😭😭😭😭😭
Murni Dewita
jadikan lola kuat dan jodoh kan dengan mark thor
Murni Dewita
jadi lah wanita yang kuat lola
Murni Dewita
👣
Lauren Florin Lesusien
𝚖𝚊𝚏𝚒𝙰 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚑
Rainie Mahadun
thor mohon semak dulu baru update ya..banyak kesalahan ejaan,nama dan kdg ayat yang tertambh..contoh..MOHON JADI MOHONG..ADEHHH
Ati Marini
Tkasih saya sengat suka membaca novel ini hingga tamat. jalan caritanya yang kadang menitikkan air mata.dan terselit juga carita yang panas tepi sudh di maklumi jalan caritanya iyaa../Drool//Rose//Rose//Rose/
telsi sadijani
Luar biasa
Kiki Tedjakusuma
banyak typo thor.tanpa y Thor BKN tampa.kasihan.bkn kasiang.kdg kt bc agak laen.thor org Makassar ya?
Helen Nirawan
buset di mutilasi dah kyk potong ayam aj , kejam , tp bgs biar tau.rasa 😈😈😈
Nita Kusnitawati
baca novel ini bikin emosi
Nita Kusnitawati
koq pelayan bisa kurang ajar gitu sm nyonya rumah
Alma Lina
suami iblis
Diana Nadifah
Luar biasa
Eka Uderayana
cerita yang menarik
sukses selalu
Diana Silaen
katanya Jonas pintar kenapa mamanya di biarin di tindas kelurga daddy-nya ya
Diana Silaen
aduh nangis deh jadinya terharu aku thoor😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!