NovelToon NovelToon
Aku Pergi...

Aku Pergi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Luna Maharani.

Nama yang sudah lama tidak ia dengar. Nama yang dulu sempat jadi alasan pertengkaran pertama mereka sebelum menikah. Mantan kekasih Bayu semasa kuliah — perempuan yang dulu katanya sudah “benar-benar dilupakan”.

Tangan Annisa gemetar. Ia tidak berniat membaca, tapi matanya terlalu cepat menangkap potongan pesan itu sebelum layar padam.

“Terima kasih udah sempat mampir kemarin. Rasanya seperti dulu lagi.”



Waktu berhenti. Suara jam dinding terasa begitu keras di telinganya.
“Mampir…?” gumamnya. Ia menatap pintu yang baru saja ditutup Bayu beberapa menit lalu. Napasnya menjadi pendek.

Ia ingin marah. Tapi lebih dari itu, ia merasa hampa. Seolah seluruh tenaganya tersedot habis hanya karena satu nama.

Luna.

Ia tahu nama itu tidak akan pernah benar-benar hilang dari hidup Bayu, tapi ia tidak menyangka akan kembali secepat ini.
Dan yang paling menyakitkan—Bayu tidak pernah bercerita.

Akankah Anisa sanggup bertahan dengan suami yang belum usai dengan masa lalu nya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Hari ini Ammar dan Ratna mengunjungi panti asuhan di mana Anisa tinggal. mereka berniat untuk menyampaikan niat baik mereka sekaligus rencana mereka untuk menjadikan Anisa sebagai Menentu mereka.

Asih sangat terkejut dengan kedatangan Ratna yang tiba-tiba apalagi Ratna datang beserta dengan suaminya,

"Assalamualaikum." ucap Ratna memberi salam ketika melihat Asih sudah berdiri di depan mobilnya.

"Wa'alaikumussalam nyonya, Ada apa ya kenapa nyonya kembali datang ke sini?, kalau untuk menemui Anisa sekarang Iya Tengah kuliah nyonya."

"Apa kita bisa bicara di dalam?."ucap Ratna sembari tersenyum hangat.

"Tentu saja nyonya silakan masuk."

Ratna dan Amar masuk ke dalam kantor panti asuhan tersebut di mana di dalam kantor tersebut ada ruang tamu yang cukup besar.

"Oh iya Bu perkenalkan ini adalah suami saya Mas Amar."

"Salam kenal pak saya Asih penanggung jawaban diasuhan ini."ucap Asih berusaha sopan karena ia melihat jika dua orang di hadapannya ini bukanlah orang sembarangan, karena Asih melihat dari pakaian yang mereka kenakan dan juga mobil yang terparkir di halaman pantai.

"Maaf Bu Asih jika kedatangan kami ke sini membuat anda kaget."

"Tidak apa-apa nyonya."

"Begini Bu Asih saya mendengar semalam Bu Asih cerita sama saya kalau panti asuhan ini akan disita oleh negara dan kalian membutuhkan tempat tinggal yang baru secepatnya. maka untuk itu izinkan kami membantu Bu Asih dan anak-anak panti di sini." ucap Ratna mengutarakan maksud dan tujuan ia datang ke panti asuhan tersebut.

"Maaf nyonya Tapi maksud Anda bagaimana ya?."

"Begini Bu Asih kebetulan kami mempunyai sebuah bangunan ya bisa dikatakan itu adalah sebuah villa namun bila tersebut sudah sangat lama tidak kami pakai bahkan setelah kami membangunnya kami tidak pernah menempatinya. jadi kami berencana untuk memberikan vila tersebut untuk panti asuhan ini jadi Bu Asih dan Annisa tidak perlu lagi mencari bangunan lain."

"lalu sewanya bagaimana Bu karena saya yakin jika sebuah villa pasti biayanya sangatlah mahal."

"Bu Asih dan Anisa tidak perlu menyewa bangunan kami kami akan membalik namakan atas nama panti asuhan ini namun kami meminta satu syarat Bu Asih."ucap arabnya yang membuat perasaan Asih tidak enak.

"Syarat apa nyonya?."

"Kami mau Annisa menjadi menantu kami, Karena sejujurnya, saya sudah sangat menyukai Anisa saat awal kami bertemu dan saya sangat ingin sekali Anisa menjadi menantu saya."

Deg

"T-tapi nyonya Anisa masih kuliah, bagaimana mungkin Anisa bisa menikah. apalagi saya yakin tuan dan nyonya adalah orang terpandang sedangkan Anisa hanyalah anak yatim piatu yang saya besarkan."

"Jangan bicara seperti itu Bu Asih kami sama sekali tidak pernah memandang status dan kedudukan seseorang karena bagi kami semua itu setara di mata Allah subhanahu wa ta'ala."

"Maaf nyonya, Saya tidak bisa memutuskan hal ini secara sepihak, maka dari itu izinkan saya untuk terlebih dahulu membicarakan hal ini dengan Anisa. Dan saya harap apapun nanti keputusan Anisa tuan dan nyonya tidak kecewa."

"Baiklah Bu Asih itu jauh lebih baik dan kami harap ku Asih juga bisa menerima niat baik kami ini. dan Bu Asih jangan salah paham bukan maksud kami untuk menukar Anisa dengan bangunan yang akan kami berikan. karena walaupun Anisa tidak setuju dengan usulan kami, kami tetap akan memberikan bangunan kami tersebut untuk Bu Asih dan anak-anak di sini."

"Terima kasih atas bantuannya nyonya, Saya akan membicarakan ini dengan Anisa."ucap Asih berusaha untuk tetap sopan.

Setelah berbincang cukup lama Ratna dan Amar pun meninggalkan panti asuhan tersebut, sementara Asih benar-benar dalam keadaan bimbang bagaimana caranya nanti ia menyampaikan hal tersebut kepada Anisa. Asih tidak mau jika nantinya Anisa berpikir jika Asih memanfaatkan Anisa demi kepentingan panti asuhan tersebut.

 Sementara itu Anisa saat ini tengah bekerja di cafe yang cukup ramai, iya sibuk sedari tadi mondar-mandir mengantarkan pesanan setiap pelanggan sementara yang mengaku sebagai senior, Wulan, hanya berlenggang-lenggok melayani 1 sampai 2 meja saja.

"Eh Anisa lo nggak lihat tabel 8 Saya dari tadi mengangkat tangannya, sana layani mereka dengan baik."

"Iya mbak."ucap Anisa sembari menarik nafas dalam dan menghembuskannya karena rasanya tubuhnya kali ini sangat lelah.

Sesampainya di meja 8...

"Eh lu budek ya, sedari tadi gue panggil tapi lo nggak dateng-dateng, gimana sih pelayanan cafe ini lelet banget."ucap seorang gadis yang bermake up tebal sedangkan seorang pemuda yang ada di hadapannya hanya bersikap acuh.

"Maaf Mbak, saya kurang mendengar soalnya cafe rame banget. Lagian dari tadi saya sibuk melayani customer yang lain."

"Ya nggak bisa gitu dong, walau bagaimanapun lo harus melayani semua customer di sini, customer itu adalah raja paham lo." bentak Luna.

"Maafkan saya Mbak, Mbak mau pesan apa ya?."

"Gue mau pesan cumi saus pedas 1, udang tepungnya 1, spaghetti 1, jus strawberry 1, dan nasinya 2, dan yang lebih penting gak pakai lelet paham lo."

"Baik Mbak, ditunggu ya pesanannya akan segera saya antar."

"Ya udah buruan sana."ucap gadis itu dengan angkuh dan arogan namun Anisa yang sudah terbiasa menghadapi pelanggan seperti itu hanya bisa menarik nafas dalam dan sabar.

"Kamu lihat nggak sih beb tuh pelayan kayaknya belagu banget deh."jelek itu gadis yang bernama Luna tersebut.

"Udahlah Sayang biarin aja, lagian kan emang cafenya lagi rame."

"Ya nggak bisa gitu dong, kita kan udah dari tadi datang nya,"

"Udah jangan marah-marah lagi ya, nanti cantiknya hilang loh."

"Oh iya beb, kamu kok beberapa hari ini susah banget aku ajak keluar?."

"Maaf sayang aku lagi sibuk dan lagi banyak pekerjaan, jadi aku nggak bisa bebas keluar beberapa hari ini, ini aja aku bilangnya ada meeting di luar baru aku bisa keluar. tapi aku nggak bisa lama-lama takutnya papa nanti udah balik lagi ke kantor."

"Kok sekarang kamu kayak terkekang gitu sih, biasanya juga kamu bebas-bebas aja buat keluar dan pergi ke mana aja sama aku."

"Kamu harus ngertiin aku ya sayang. Aku sekarang lagi sibuk banget."

"Ya udah kalau gitu, nanti kalau kamu udah nggak sibuk lagi kamu beliin aku tas Hermes yang keluaran terbaru ya."

"H-hermes?."ucap Bima tergagap.

"Iya beb tas Hermes, kok kamu jadi gugup gitu sih."

"Oh nggak nggak apa-apa kok, aku cuman lagi kurang fokus aja." ucap Bima sembari menyerta keringat di dahinya. bagaimana mungkin dia sanggup membalikan tas mahal di saat seperti ini sedangkan semua kartunya disita oleh sang mama. Untuk makan ini saja dia harus berbohong ke bagian keuangan meminta uang operasional untuk meeting di luar.

"Pokoknya aku nggak mau tahu ya beb, nanti kamu harus beliin aku tas itu."

"Iya sayangku, udah ah jangan cemberut lagi itu makanannya udah datang."ucap Bima saat melihat Anisa membawa nampan berisi makanan dan minuman mereka, namun tepat saat Anisa berada di belakang Luna tiba-tiba saja Wulan sengaja menabrak bahu Anisa sehingga makanan tersebut tumpah di tas milik Luna yang ada di sampingnya.

Preeng....

"OMAYGAT!!! TAS BRANDED GUE.........."

1
Ma Em
Anisa kalau Luna berbuat macam macam pada Anisa lawan saja jgn mau dihina atau diinjak injak harga diri Anisa , Anisa bkn babu tapi istri sah daripada Luna cuma selingkuhan , Anisa berhak usir Luna dari apartemen yg Anisa tinggali dan kalau Bima marah lawan jgn diam saja .
Ma Em
Cepatlah enam bulan berlalu agar Anisa bisa secepatnya meninggalkan Bima , semoga Anisa berjodoh dgn Jovan .
Ma Em
Anisa semangat dan sabar semoga enam bulan cepat berlalu lalu tinggalkan Bima seumpama Bima berubah jadi jatuh cinta sama Anisa jgn mau terima biarkan Bima dgn Luna , semoga Anisa bisa berjodoh dgn Jovan dan berbahagia .
Ma Em
Thor banyak typo harusnya disita negara bkn disiksa negara 🙏🙏
Call Me Nunna_Re: nanti di revisi ya kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!