NovelToon NovelToon
Cinta Sang Mafia

Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lili Syakura

Sinopsis
Jovan, seorang pria muda pewaris perusahaan besar, harus menjalani hidup yang penuh intrik dan bahaya karena persaingan bisnis ayahnya membuat musuh-musuhnya ingin menjatuhkannya. Suatu malam, ketika Jovan dikejar oleh orang-orang suruhan pesaing, ia terluka parah dan berlari tanpa arah hingga terjebak di sebuah gang sempit di pinggiran kota.
Di saat genting itu, hadir Viola, seorang wanita sederhana yang baru pulang dari shift panjangnya bekerja di pabrik garmen. Kehidupannya keras, dibesarkan di panti asuhan sejak kecil tanpa pernah mengenal kasih sayang keluarga kandung. Namun meski hidupnya sulit, Viola tumbuh menjadi sosok kuat, penuh empati, dan berhati lembut.
Melihat Jovan yang berdarah dan terpojok, naluri Viola untuk menolong muncul. Ia membawanya bersembunyi di rumah kontrakan kecilnya yang sederhana. Malam itu menjadi titik balik dua dunia yang sangat berbeda.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7 Mungkinkah Dia gadis yang sama..

Keesokan harinya..

Di ruang kerja pribadinya, Nyonya Maya Adiwangsa duduk di balik meja besar dari kayu mahoni.

 Wanita itu tampak anggun dalam balutan blus sutra, namun sorot matanya tajam seperti biasanya. Di hadapannya berdiri seorang pria paruh baya berpakaian hitam Pak Rendra, asisten kepercayaannya yang biasa menangani urusan pribadi.

"Selidiki perempuan itu,"perintah Maya tanpa basa-basi.

 "Namanya Viola Amandha. Aku ingin tahu segalanya asalnya, keluarganya, pekerjaannya, bahkan siapa saja orang yang dekat dengannya, jangan sampai ada satu pun yang terlewatkan..!"

Pak Rendra mengangguk. "Baik, Nyonya. Saya akan segera lakukan."

Maya menatap keluar jendela dengan tatapan dingin. "Kalau memang dia hanya gadis biasa, maka aku akan buktikan pada Jovan bahwa perempuan itu tidak pantas untuknya."

Namun takdir ternyata memiliki rencana lain.

Sore hari, di jalan raya utama kota

Hujan baru saja reda, jalan masih licin. Viola yang baru pulang dari pabrik menunggu bus di pinggir jalan sambil memegangi payung lusuhnya. Angin sore berembus lembut, membawa aroma tanah basah.

Beberapa meter darinya, sebuah mobil mewah berhenti mendadak di lampu merah. Di dalamnya, duduk Nyonya Maya, yang sedang menelepon seseorang sambil membolak-balik dokumen di tangannya. Ia tak menyadari bahwa supirnya tampak gugup karena sebuah truk besar di belakang melaju terlalu cepat di jalan yang licin.

"Bu, hati-hati!—" teriak seseorang dari luar, namun semuanya terjadi terlalu cepat.

Truk itu kehilangan kendali dan nyaris menabrak mobil hitam mewah yang ditumpangi Maya. Dalam sekejap, "Viola berlari tanpa pikir panjang, menendang batu pengganjal ke arah roda depan mobil, membuat mobil sedikit bergeser hingga tabrakan besar dapat dihindari.

"Sssttt.....!"

Suara rem berdecit keras, udara dipenuhi asap tipis dan bau karet ban terbakar.

 Viola jatuh tersungkur ke trotoar, lututnya tergores.

Supir Maya segera keluar, sementara Nyonya Maya sendiri tampak pucat, shock, dan masih memegangi dadanya.

"Bu, Ibu tidak apa-apa?" tanya supir panik.

Maya hanya menggeleng pelan. "Tadi… kalau mobil nggak bergeser sedikit saja, mungkin kita…---" ia tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

  Sementara itu, Viola berdiri perlahan, mencoba menepuk rok yang kotor oleh lumpur. Supir Maya menghampirinya.

"Terima kasih, Mbak. Kalau bukan karena kamu, mungkin saya dan majikan saya sudah celaka."

Viola hanya tersenyum canggung. "Saya cuma spontan aja, Pak. Untungnya semua baik-baik saja."

Ia menatap sekilas ke arah mobil, di mana Nyonya Maya masih duduk di dalam dengan wajah pucat. Namun mereka tidak saling mengenal.

Maya tidak tahu bahwa gadis sederhana yang menolongnya itu adalah Viola, gadis pujaan hati sang putra,yang selama ini ingin ia singkirkan dari kehidupan putranya.

Ketika mobil itu melaju pergi, Viola hanya tersenyum kecil, merasa lega.

Ia tidak tahu bahwa wanita di balik kaca gelap mobil itu adalah ibu dari pria yang diam-diam mencintainya.

Malam harinya …

Di rumah besar keluarga Adiwangsa, Maya masih memegangi dadanya sambil duduk di ruang tamu.

"Bu, orang yang nolong Ibu tadi udah kami antar ke halte. Katanya dia kerja di pabrik garmen," ucap Pak Rendra yang baru kembali setelah memastikan keadaan.

"Pabrik garmen?" Maya bergumam pelan, matanya menatap kosong. "Lucu ya… dunia ini kecil sekali."

Namun dalam hatinya, ia belum tahu bahwa nasib telah mempertemukannya dengan orang yang sama yang hendak ia hancurkan.

Dan di luar sana, Viola masih menatap langit malam sambil mengusap luka di lututnya — tanpa menyadari bahwa sejak sore itu, hidupnya dan keluarga Jovan semakin terikat oleh benang takdir yang rumit.

Beberapa hari setelah insiden itu...

Di dalam ruang baca rumah besar keluarga Adiwangsa, Nyonya Maya duduk termenung di kursi empuknya. Di depannya secangkir teh melati yang sudah dingin, sementara jemarinya sibuk memainkan liontin di lehernya — kebiasaannya saat sedang berpikir dalam.

Sejak kejadian di jalan raya beberapa hari lalu, wajah gadis yang menolongnya terus terbayang di benaknya. Gadis dengan pakaian sederhana, rambut yang sedikit berantakan karena angin, namun memiliki tatapan tulus yang tak bisa ia lupakan.

"Kalau bukan karena dia... mungkin aku sudah.---" gumam Maya lirih, menatap keluar jendela ke arah taman.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Maya merasakan sesuatu yang berbeda bukan sekadar rasa terkejut atau kagum, melainkan rasa berhutang budi yang begitu dalam kepada seseorang yang bahkan tidak ia kenal.

Sore itu, Pak Rendra datang membawa berkas hasil penyelidikan yang beberapa hari lalu diperintahkan nya.

"Nyonya, ini semua data tentang gadis yang bernama Viola Amandha yang Nyonya minta," katanya sambil menyerahkan map cokelat di atas meja.

Maya menyipitkan mata, membaca lembar demi lembar.

Nama: "Viola Amandha."

Usia: "23 tahun."

Pekerjaan: "Karyawan tetap di pabrik garmen Adiwangsa Textile."

Alamat: "Kontrakan sederhana di pinggiran kota."

Status keluarga: "Yatim piatu dibesarkan di panti asuhan."

Maya terdiam lama. Ada sesuatu dalam baris terakhir itu yang menusuk hatinya.

"Yatim piatu… dibesarkan di panti asuhan." Ucapnya merasa tidak puas dan sangat kecewa, ternyata gadis yang mencuri hati putranya tak lebih hanya wanita kelas bawah yang sama sekali tidak memiliki status yang membanggakan.

Ia menutup map itu perlahan, menarik napas panjang. Dalam batinnya, ada perasaan kesal sekaligus sesak. Hanya saja ia tidak pernah tahu gadis yang ia pandang rendah dan ternyata bukan siapa-siapa di dunia ini… tapi justru gadis itu yang tanpa pamrih menyelamatkan nyawanya.

"Pak Rendra," katanya kemudian dengan suara lebih lembut dari biasanya, "kalau nanti saya bertemu lagi dengan gadis itu, saya ingin tahu lebih banyak tentang hidupnya. Tapi jangan buat dia curiga. Saya tidak mau dia merasa diawasi."

"Dan jangan lupa beri dia kompensasi, agar Ia mau meninggalkan Jovan.. anggap saja aku telah membantu membiayai hidupnya..!"

Pak Rendra menunduk. "Baik, Nyonya."

Maya menatap foto kecil yang ada di berkas itu foto profil karyawan yang diambil dari arsip HRD pabrik.

Senyum Viola di foto itu sederhana, tapi ada ketenangan di dalamnya yang sulit dijelaskan.

Namun seketika ia teringat gadis manis yang menyelamatkan mereka dari kecelakaan.

"Mengapa wajah ini terlihat sangat familiar..?"ucapnya sambil menatap foto berukuran 3 x 4 yang ditempelkan pada lembaran berkas profil karyawan tersebut.

Malamnya, Maya duduk sendirian di teras belakang rumah, merenung sambil menatap lampu taman. Dalam diam, ia teringat percakapan terakhirnya dengan Jovan tentang cinta.

"Dia lebih tahu arti ketulusan dari pada semua orang yang pernah datang ke pesta Mama."

Kini kata-kata itu terasa menampar lembut hatinya.

"Jadi ini maksud mu, Jovan…" gumamnya pelan. "Gadis yang kau pilih itu... adalah dia?"

Sebuah senyum samar muncul di wajah Maya, bukan senyum bahagia, melainkan campuran antara heran dan takjub.

Ia sadar, mungkin takdir sedang menguji gengsinya sendiri.

Dan untuk pertama kalinya, Maya mulai berpikir

"Kalau memang Jovan terus menolak perjodohan itu,demi gadis yang menyelamatkan nyawaku... mungkin aku memang salah menilainya."

"Tapi seandainya kalau memang benar itu terjadi, apa keluarga besar Adiwangsa tidak akan malu..?"saat itu dalam hati dan pikiran Maya benar-benar sedang terjadi perang batin antara ingin menurunkan rasa gengsinya dan juga mempertahankan nama besar keluarga Adiwangsa.!

Meski Maya tidak terlalu yakin Apa kah mungkin gadis yang ada di foto itu adalah gadis yang sama yang telah menolongnya, namun jauh di lubuk hatinya ia berharap apa yang ia pikirkan adalah sebuah kesalahan dan tidak benar-benar terjadi, sungguh Maya belum tahu, bahwa gadis sederhana itu udahlah benar-benar Viola, gadis yang sama, sementara Viola sama sekali tidak mengetahui bahwa ia telah menyentuh hati seorang ibu yang dulu begitu membencinya.

Mungkinkah takdir mulai berbalik perlahan.

Dan dari rasa terima kasih, sebuah pintu maaf dan penerimaan pun akan terbuka.

1
Kaylin
Lanjut dong, ceritanya makin seru!
Lili Syakura: asiap kakak 😍😍😍
total 1 replies
🚨🌹maly20🌹🏵️
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Lili Syakura: thanks kakak, sehat terus 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!