NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.

Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Iya, Tuan Wang. Kami akan berkencan untuk lebih saling memahami," jawab Wilson sopan dengan nada mantap.

Ben terdiam. Matanya beralih menatap Moon, seolah ingin mendengar jawaban langsung darinya.

"Moon, kau juga setuju dengan perjodohan ini?" tanyanya dengan suara yang kali ini terdengar lebih lembut, namun sarat rasa ingin tahu.

Moon menunduk sesaat, lalu memberanikan diri menatap Ben.

"Iya. Aku merasa Wilson pria yang baik. Mungkin kami akan berkencan dulu... setelah itu, kami akan menikah," jawabnya pelan, tetapi cukup jelas untuk menghantam hati Ben.

Sejenak dunia Ben seakan berhenti. Tatapannya membeku, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. Ia berusaha keras menahan gejolak dalam dadanya agar tidak terlihat.

"Baiklah, kalau begitu..." Ben menarik napas panjang, menekankan senyum paksa di bibirnya. "Semoga hubungan kalian lancar."

Tanpa menunggu balasan, ia berbalik dan melangkah keluar kafe. Justin yang sejak tadi menunggu langsung membukakan pintu mobil untuknya. Namun sebelum masuk, Ben berucap dingin,

"Selidiki tentang Wilson Fang. Aku ingin semua informasi malam ini juga."

"Baik, Tuan!" jawab Justin sigap.

Moon menatap punggung Ben yang menjauh dengan mata kosong. Senyum di wajahnya hilang, berganti dengan perasaan perih yang hanya bisa ia simpan dalam hati.

"Ben... sudah saatnya aku melupakanmu. Perasaanku tidak pernah berarti bagimu."

Wilson yang duduk di depannya mencoba mencairkan suasana. "Moon, atasanmu orang yang baik juga. Walau... terlihat sedikit dingin."

Moon tersenyum paksa, mengangguk. "Iya, dia memang atasan yang baik."

Namun batinnya merintih, "Tapi tidak pernah baik padaku."

Di dalam mobil.

Ben bersandar di jok belakang, menatap kosong ke luar jendela. Sorot matanya tajam, tetapi hatinya penuh kekecewaan.

"Kenapa semuanya berbeda sekarang? Dulu... Moon hanya melihatku. Tapi kini dia memilih pria lain? Bukankah selama ini dia mencintaiku? Kenapa sekarang justru menerima perjodohan dengan pria lain... dan bicara soal pernikahan seolah dia telah melupakan aku."

Ben memejamkan mata, dadanya sesak. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasakan takut kehilangan.

Justin memperhatikan wajah atasannya melalui cermin di atas kepalanya. Sejak dari kafe tadi, sorot mata Ben tidak pernah tenang.

"Tuan, tadi Nona Viona menghubungi kita," ujar Justin perlahan. "Katanya pihak keluarganya ingin membahas masalah proyek kerja sama."

Ben mendengus pelan, matanya menyipit.

"Keluarga Viona?" gumamnya. "Viona hanyalah anak angkat Steven Lu dan Joe Ling. Di kehidupanku sebelumnya, mereka termakan hasutannya sehingga membenci Moon. Kali ini… aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Tangan Ben mengetuk-ngetuk lengan kursi mobil, lalu ia menoleh singkat.

"Atur jadwal besok. Dan ajak Moon pergi bersama."

Justin terkejut. "Ajak Moon, Tuan? Tapi… mereka juga bilang ingin membahas masalah pernikahan Anda dengan Nona Viona."

Mata Ben berkilat dingin. "Justin, mulai malam ini selidiki masa kecil Viona Lu… dan juga Moon Lee. Aku ingin tahu semua detailnya."

Justin mengangguk cepat. "Baik, Tuan!"

Namun dalam hati, ia semakin bingung. "Ada apa dengan Tuan? Dalam dua hari ini, begitu banyak hal yang dia selidiki… mulai dari kesehatan Moon, neneknya, sampai asal-usul masa kecil. Seolah-olah… dia menjadi orang lain."

Blue Star Group – Keesokan Harinya

Pagi itu, suasana kantor terasa tegang. Viona berdiri di depan meja kerja Moon, sambil menjatuhkan proposal dengan kasar.

"Ubah semuanya, dan siapkan dalam dua jam!" perintahnya ketus.

Moon terperanjat. "Dua jam? Mana mungkin aku bisa menyiapkannya, ini terlalu mendesak."

"Mendesak?" Viona menyipitkan mata. "Jangan lupa, Ben tidak suka orang yang lalai dalam bekerja."

Moon menatapnya dengan tenang. "Viona, ini bukan tugasku."

"Aku adalah manajer dan tunangan Ben. Kalau kau ingin membuat Ben marah padamu, silakan tolak," ucap Viona dengan nada mengancam, lalu melangkah anggun menuju ruang Ben.

Moon mengepalkan tangannya. "Selalu saja… proposal buruk ditimpakan padaku, agar aku yang disalahkan."

Salah seorang karyawan lain melirik sinis. "Moon, lebih baik kerjakan saja. Nona Viona kesayangan Direktur. Kalau kau menolak, kau yang akan dipecat."

Moon hanya menghela napas dalam diam.

Dua jam kemudian – Ruang Direktur

Viona dan Moon berdiri bersama Justin di hadapan Ben. Di tangan Viona ada sebuah proposal, yang sebenarnya diambil dari meja Moon.

Ben membukanya dan membaca. Ekspresinya terlihat puas.

"Susunan yang bagus. Bisa digunakan," ucapnya datar.

Viona tersenyum manis, melangkah mendekati Ben. "Ben, tentu saja. Aku manajer, mana mungkin mengecewakanmu." Ia berusaha melingkarkan tangan ke leher pria itu.

Namun Ben menepis dingin. "Ini kantor, jaga sikapmu."

Viona terkejut, nyaris kehilangan kendali.

"Moon, mana punyamu? Cepat serahkan!" sergah Viona pura-pura.

Moon meletakkan map lain di meja Ben. "Ini."

Ben membuka lembarannya, lalu mengernyit. "Apa ini?"

"Itu bukan punyaku," jawab Moon tenang. "Viona yang memberikannya padaku."

"Moon! Jangan asal tuduh. Kau sendiri yang tidak bisa menyelesaikan tugasmu. Jangan melibatkan aku!" Viona mulai panik.

"Proposal yang kusiapkan sudah kau rebut. Jadi kenapa aku harus mengerjakan sesuatu yang bukan tugasku?" balas Moon dengan suara bergetar, tapi tegas.

"Ben, lihatlah dia!" Viona langsung mengadu. "Dia tidak bisa bekerja, masih saja menuduhku. Moon selalu iri padaku!"

Ben menyandarkan tubuhnya di kursi, menatap keduanya dengan tajam. Keheningan membuat ruangan terasa mencekam.

Akhirnya ia bersuara, nadanya dingin namun mantap.

"Kalian berdua akan kuberi tugas masing-masing. Mengenai proyek di wilayah barat… Viona, siapkan proposalnya. Dua jam dari sekarang!"

"A-apa?" Viona tergagap.

"Kenapa? Ada masalah?" tatapan Ben menusuk.

"T-tidak… tidak masalah sama sekali," jawab Viona cepat.

"Aku bisa meminta Moon mengerjakan tugasku." batin Viona.

"Moon," lanjut Ben, "kau juga sama. Siapkan proposal untuk wilayah barat. Waktu dua jam. Tapi—kerjakan di dalam kantorku."

"A-apa? Di sini?" Moon menatap heran.

"Ada masalah?" tanya Ben, pura-pura dingin.

"Tidak, Direktur," jawab Moon cepat, walau hatinya berdebar.

Viona mencoba membantah, "Ben, jangan memanjakan dia. Kalau dia di sini, akan mengganggu kerjamu."

"Tidak sama sekali." Ben menoleh tajam. "Moon adalah sekretarisku. Aku ingin tahu kemampuannya sendiri. Aku direktur, apakah kau berani membantahku?"

Viona terdiam, giginya hampir bergemeletuk menahan kesal. "T-tidak…"

"Sial...tapi kalau dia ada di ruang Ben, aku tidak bisa berbuat apa-apa!" batinnya penuh amarah.

Ben mengakhiri dengan suara tegas. "Tugas kalian dimulai sekarang. Jangan buang waktu."

Dengan wajah masam, Viona melangkah keluar. Sementara Moon duduk di sofa dengan laptop yang disiapkan Justin. Dalam hati, Moon berbisik, "Kenapa aku merasa Ben… sedang menolongku? Tapi tidak mungkin, dia tidak pernah membelaku dari dulu."

Di saat Moon sedang fokus pada tugasnya, Ben justru tak bisa mengalihkan pandangan dari gadis itu.

"Viona selalu mencari cara agar kau disalahkan di depan semua orang. Tapi kali ini… aku yakin kau bisa membungkam mulut mereka dengan kemampuanmu sendiri," batin Ben.

Tak lama kemudian, Ben angkat bicara.

"Selesaikan ini malam ini. Siang nanti, kau harus ikut denganku ke suatu tempat."

Moon menoleh sekilas. "Baiklah, aku akan menyelesaikannya setelah kembali nanti."

"Tidak perlu," potong Ben cepat. "Kerjakan saja di apartemen. Justin akan mengantarmu ke sana."

Moon tertegun. "Apartemen?" tanyanya ragu.

"Benar," jawab Ben sambil melangkah mendekat. "Mulai malam ini kau tinggal di sana. Karena setelah ini… aku punya tugas baru untukmu. Bersiaplah, kita akan menemui Steven Lu untuk membahas kontrak kerja sama!"

Ben berbalik dan keluar meninggalkan ruangan tanpa memberi kesempatan Moon bertanya lebih jauh.

Moon mengaruk kepalanya, "Tugas baru? Kenapa bukan di kantor? Apa sebenarnya yang dia rencanakan…" batinnya, semakin bingung dengan perubahan sikap Ben.

1
Qyzz🇲🇾
maksudnya?moon mengalami regresi juga?
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
alhamdulillah suka cerita nya
perahu kertas
😳😳😳😳 what
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lina Hibanika
terlalu lama melewati kematian untuk sadarnya,, klo ga gitu mana sadar kau Ben 😡
Bu Kus
udah gak sabar liat moon ketemu kedua orang tua nya sebenarnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
itu viona mah jgn di usir donk psti bkln bls dendam tu mn trm dia kehilangan kemewahan y dan kehilangan si ben itu,, yg ada ngincar moon le trss tu,,
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
lanjut lg dong thro makasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona klo gk dihukum gk bklnn kapok yg ada dendamn bgtt sm moon
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
tegang banget semoga Ben cepat datang
Bu Kus
itu sih akal akalan sih ben
Bu Kus
lanjut
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona psti cari kesempatan tuu untuk jthuinn moon tp tenang di ben ben kn ud tau dr suara jam yg terhubung ituu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
ehhh apa nanti ga salah faham lihat viona terluka karena moon Lee tuh ortunya viona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!