NovelToon NovelToon
DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Kehidupan di Kantor / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gemagroup

Dengan uang sewa yang sudah dibayar, tempat yang tadinya kosong dan tidak terurus kini resmi berada dalam kendali Dante. Ia segera menyewa beberapa orang untuk melakukan renovasi dan penataan ulang.

Dante dan Gema memilih desain minimalis yang elegan, memanfaatkan setiap sudut ruangan agar berfungsi maksimal sebagai ruang kerja. Dinding dicat ulang dengan warna netral, partisi kaca dipasang untuk memisahkan area kerja utama dari ruang rapat, dan lampu-lampu modern memberikan pencahayaan yang terang di seluruh ruangan.

Setelah semua pekerjaan selesai, Dante berdiri di ambang pintu, mengamati hasil kerja kerasnya. Sebuah papan nama sederhana terpasang di dinding, bertuliskan Gemagroup. Nama itu dipilih atas keinginan Dante karena dia merasa sangat berterima kasih kepada Gema yang telah mengubah hidupnya. Gema sendiri tetap diam, namun Dante bisa merasakan kepuasan halus yang dipancarkan oleh getaran lembut di kepalanya.

"Kita berhasil," bisik Dante, lebih kepada Gema daripada kepada dirinya sendiri.

Namun, di dalam kantor yang sudah sempurna itu, hanya ada keheningan. Kursi-kursi kosong berjejer rapi di depan meja-meja yang bersih. Dante belum memiliki satu pun karyawan. Kantor yang begitu megah itu terasa sangat sepi.

Ia menyadari untuk mewujudkan rencananya, ia tidak bisa melakukannya sendirian. Sambil berjalan menuju salah satu kursi, ia mengambil ponselnya dan mencari kontak Dimas, seorang teman kuliahnya yang dikenal sebagai ahli pemrograman.

Setelah nada sambung berdering beberapa kali, suara ramah Dimas terdengar dari seberang. "Halo, Dante! Wah, tumben banget lo nelpon. Ada apa nih?"

"Mas, gua butuh bantuan lo," ucap Dante tanpa basa-basi. "Gua mau bangun perusahaan startup dan gua butuh lo di tim gua."

Di seberang telepon, Dimas terdiam sejenak, terkejut mendengar pernyataan Dante yang begitu lugas. "Seriusan lo? Perusahaan apa? Gila, keren banget!"

Dante tersenyum tipis. "Gua punya konsep yang bakal bikin kita kaya raya, Mas. Ini soal aplikasi kecerdasan buatan. Gua jamin, lo bakal dapat bagian yang lebih dari cukup."

"Kedengarannya menarik. Tapi, emang lo bisa bayar gua?" tanya Dimas dengan nada bercanda, meskipun ada sedikit keraguan dalam suaranya.

"Gua udah siapin semuanya. Jangan khawatir soal bayaran," jawab Dante dengan percaya diri. "Gimana? Lo mau gabung sama gua?"

Tak butuh waktu lama bagi Dimas untuk membuat keputusan. Tawaran Dante terlalu menggiurkan untuk ditolak. Tanpa pikir panjang, ia pun menyetujuinya. "Deal! Kirim alamat kantor lo, gua langsung ke sana sekarang!"

Dante mengirimkan alamat kantornya. Tak lama kemudian, suara motor berhenti di depan kantor Gemagroup. Dante bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Ia menyambut Dimas yang turun dari motor matic, raut wajahnya penuh rasa penasaran.

Saat mereka bersalaman, Dante langsung menepuk pundak Dimas. "Lo akan jadi co-founder, Mas. Kita kerja sama, tapi lo yang akan dikenal sebagai wajah perusahaan. Orang-orang hanya akan tahu kalau lo co-founder," kata Dante.

Dimas terkejut dengan pernyataan itu, mengerutkan dahi. "Co-founder? Kenapa?" Ia menuntut penjelasan.

"Tenang, Mas, nanti juga lo tahu," jawab Dante singkat, mengabaikan pertanyaan Dimas. Dimas yang merasa tidak puas, memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut.

Setelah itu, Dante juga menghubungi Kania, teman kuliahnya yang ahli di bidang psikologi. Setelah panjang lebar menjelaskan visinya, Dante berhasil meyakinkan Kania untuk bergabung.

"Tugas lo dan Dimas adalah merekrut dua puluh orang ahli dalam bidangnya," Dante menjelaskan dengan jelas. "Gua mau lo berdua yang pegang kendali untuk merekrut, Mas Dimas di bagian teknis dan lo di bagian SDM-nya. Setelah kita punya dua puluh orang, barulah kita akan mulai dengan proyek aplikasi ini."

Kania pun mengiyakan dan berjanji akan segera bertemu dengan Dimas.

Setelah menyerahkan urusan perekrutan kepada Dimas dan Kania, Dante merasa sedikit lega. Ia melangkah keluar dari kantor, menyusuri jalanan kota yang ramai. Sore itu, ia berjalan dengan perasaan campur aduk antara kelelahan dan kepuasan.

Saat Dante tiba di sebuah perempatan yang cukup sepi, ia melihat sebuah mobil mewah terparkir di pinggir jalan. Dari kejauhan, ia melihat seorang wanita muda yang sangat cantik berdiri di samping mobil itu, tampak kebingungan dengan ekspresi cemas.

Dante mendekat dan bertanya, "Ada yang bisa saya bantu, Nona?"

Wanita itu menoleh, terkejut dengan kehadiran Dante. Ia tersenyum tipis. "Saya Freya, mobil saya mogok di sini," jawabnya dengan nada lelah. "Saya tidak tahu harus berbuat apa."

Dante mengangguk. Dalam benaknya, ia meminta Gema untuk menganalisis kerusakan mobil itu. Terdengar suara Gema yang tenang, [Masalahnya pada aki mobil. Tapi jangan khawatir, aku bisa mengatasinya.]

Dante menjelaskan kepada Freya bahwa dia bisa memperbaiki mobilnya, namun dia tidak tahu penyebabnya. Freya yang merasa tidak enak, ingin menolaknya. Tapi, Dante bersikeras. Gema memandu Dante, memberitahunya langkah demi langkah untuk memperbaiki mobil Freya. Tidak butuh waktu lama bagi Dante untuk memperbaiki mobil Freya dan membuat mobilnya kembali menyala.

Setelah mobilnya kembali menyala, Freya mengucapkan terima kasih. Ia begitu terkesan dengan kebaikan Dante. Sebagai rasa terima kasihnya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan menyodorkannya kepada Dante.

Dante menerimanya. Baginya, uang yang diberikan Freya adalah simbol dari apresiasi tulus. Dengan senyum ramah, ia mengucapkan terima kasih kembali. Setelah itu, Freya pun meninggalkan Dante.

Mereka berdua tidak tahu, pertemuan singkat itu akan menjadi awal dari takdir baru yang menunggu mereka.

Keesokan harinya, Dante mengenakan kemeja rapi dan celana bahan yang pas. Dia berdiri di depan pintu lobi Perusahaan XY dengan perasaan tegang. Ini adalah hari pertama ia bekerja. Sebuah hari yang sudah ia impikan sejak lama.

Begitu ia masuk ke dalam kantor, Diana menyambutnya dengan senyum hangat.

"Selamat datang, Dante. Saya senang Anda sudah bergabung dengan tim kami," ujar Diana, suaranya ramah dan menenangkan.

Dante membalas senyum Diana. "Terima kasih, Bu. Saya juga senang bisa bergabung."

Diana mengantar Dante ke meja kerjanya. Hari itu, Dante bekerja dengan sangat cepat dan akurat. Diana sangat kagum dengan cara kerja Dante yang efisien, dan ia memberikan pujian.

"Dante, saya sangat kagum dengan cara kerja Anda. Anda benar-benar bisa diandalkan," puji Diana.

Dante tersenyum, hatinya terasa hangat. "Terima kasih, Bu Diana."

Beberapa jam kemudian, Dante bangkit dari kursinya. Ia merogoh saku, mencari sebungkus rokok.

"Jika Anda ingin merokok, silakan pergi ke atap, Dante. Di sana ada area khusus untuk merokok," kata Diana.

Dante berjalan menuju lift. Begitu pintu lift terbuka, Dante melangkah masuk. Ia memencet tombol 'Rooftop'. Setelah tiba, ia melangkahkan kakinya menuju area merokok yang sudah ditentukan. Di sana, ia melihat seorang pria yang juga sedang menghisap sebatang rokok, wajahnya yang kaku dan arogan tampak familier di mata Dante. Itu adalah Bram.

Bram melirik Dante dengan tatapan dingin, seolah sedang menilai. "Oh, jadi Anda yang namanya Dante. Saya sudah mendengar banyak tentang Anda dari Diana. Cukup mengesankan untuk seorang pemula."

Dante tidak menanggapi, hanya mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya. "Terima kasih, Pak."

"Jangan terlalu senang," ucap Bram, menatap Dante dengan pandangan meremehkan. "Saya harap Anda tahu kalau Anda tidak punya tempat di sini. Jangan lupakan, saya punya pengaruh di perusahaan ini."

Dante menghisap rokoknya, mengembuskan asap putih ke udara. "Saya tidak pernah berpikir punya tempat di mana pun, Pak. Dan kalau soal pengaruh, saya rasa kita punya cara pandang yang berbeda."

"Anda berani sekali," kata Bram, tertawa merendahkan. "Ingat, saya bisa membuat Anda dipecat dalam sekejap. Saya hanya perlu berbicara sedikit dengan atasan, dan Anda akan keluar dari sini."

Dante menatap lurus ke mata Bram tanpa gentar. "Saya tidak takut dipecat, Pak Bram. Kalau saya dipecat, mungkin itu berarti saya memang ditakdirkan untuk tidak berada di sini."

Tentu saja, Bram tidak akan membiarkan kesempatan itu lewat. Ia mengambil langkah lebih dekat, tatapannya menyala dengan kepuasan. "Saya dengar, Anda punya hubungan dengan Nayla?" katanya, mengucapkannya dengan nada yang meremehkan. "Dia asisten saya sekarang. Dia juga yang menyarankan saya untuk tidak merekrut Anda. Tapi karena Diana bersikeras, saya tidak punya pilihan."

Dante tetap tenang. "Saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya, Pak."

Bram hanya tertawa kecil. "Pikirkan lagi, Dante. Segala hal tentang kehidupan pribadi Anda bisa memengaruhi kinerja Anda di sini. Saya akan terus mengawasi Anda."

"Silakan," jawab Dante, nadanya datar. "Semakin banyak orang yang mengawasi saya, semakin baik. Itu berarti saya punya lebih banyak motivasi untuk bekerja lebih keras."

1
Ariski
bagus thor. lanjutkan thor jngn lama lama up nya
Was pray
Lucas terlalu hebat buat dante, ibarat anak TK melawan profesor... ambisi yg tak terkontrol menghilangkan kewaspadaanmu dante
Was pray
dante masih kalah jaaauuuuuh sama Lucas, dalam tekhnologi dan strategi, nyatanya komunikasinya disadap sama Lucas saja tidak tahu padahal dulu sebelum freza ke Amerika, udah ada keterlibatan Lucas dengan bima sebagai bidaknya utk menghancurkan xy grup, trs kasus kecelakaan dante juga Krn Lucas ,tapi sampai detik ini gak ada tindakan dante terhadap tindakan lucas
Was pray
dante gak dikasih tau sama gema soal Lucas yg menargetkan freza-?
Was pray
Lucas itu sebenarnya dendam dengan dante apa sama freza sih? jadi di sini yg jadi korban itu dante apa freza?
Was pray: waduh.... othor nih .. malah main rahasia rahasian .. kan jadi pinisirin...
total 2 replies
Was pray
jangan janji dante tapi berusaha , karena janji itu berat, seberat rindu... kata Dylan... 🤭🤭
Khusus Game: Ebuzet....🤣
total 3 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: hadir ka. aman..
total 1 replies
Was pray
Nayla sumber masalah, kalau sumber duit sih menguntungkan... lah ini sumber masalah ya bikin buntung bukan untung.... 😄😄😄
Khusus Game: Punya mantan ke gini ribet juga ya🤣
total 1 replies
azizan zizan
ada kejanggalan bila baca(SUARA AKU KEMBALI TERDENGAR) apa tu... ini seolah-olah kau buat cerita tentang diri kau sendiri Thor.. kalau Gini yah sudah lah jadi hilang serinya aku buang aja lah dari rak baca ku...cisss hilang semangat terus mau baca...
Khusus Game: Oke k. makasih informasinya.👍🙏
total 1 replies
azizan zizan
ngapain emosi sama perempuan jalang itu malah gama yang di tengking nya.. apa kau lupa masa kau terpuruk gama yang bantuin kamu.. dasar lupa daratan...
azizan zizan
memerhati dahulu...
Khusus Game: siapp.. KA.. akoh siap dihujat🤣
total 1 replies
azizan zizan
hmmm... ini berkisarkan kehidupan dengan sistem ya... aku harap si ATHOR bijak mengolah alur ceritanya ya.. jangan jadi seperti novel2 yang sama seperti ini.. kebanyakkan mc jadi tolol tidak pernah belajar dari kesilapan... walaupun ini berkisahkan fantasi biar alurnya agak berlogokan lah gitu...
Was pray
freza selamat karena keberuntungan kan? orang yg merasa dirinya sukses biasanya akan hilang kewaspadaannya. termasuk dante juga. kejadian ini moga aja menyadarkan freza dan dante bahwa dirinya masih jauh dari zona aman sehingga jangan terlalu nyaman
Khusus Game: setuju, betuy cekali
total 1 replies
Was pray
bram lebih cerdas dari freza, strategi bisnis memang freza cerdas, tapi strategi dalam trik trik menghadapi kasus kejahatan Bram lebih cerdas, hanya keberuntungan yg bisa nenyelamatkan freza
Was pray
moga dante tetap rendah hati dengan keberhasilannya dan tidak mudah berpuas diri
Was pray
mawar 🌹 sudah diluncurkan... up nya tambah rajin Thor...
Was pray
akan lebih baik jika yg dilakukan dante bukan untuk pencitraan, tapi Krn ketulusan , hasilnya akan lebih bagus dan lebih mulia karena pencitraan itu kesannya penipuan secara terselubung, kelicikan berbalut kebaikan
Khusus Game
oke KA langsung revisi
Was pray
maaf Thor, kurangi penggunaan kosa kata "ini baru permulaan dan ini baru mulai" banyak sekali penggunaan kosa kata tersebut dalam tiap bab
azizan zizan: setuju yang itu... ini boleh melemahkan alur cerita dan boleh membosankan para pembaca untuk membaca..
total 1 replies
Was pray
dante lupa siapa yg membantu dikala kesulitan. tanpa gama kamu hanya pria bodoh, galau boleh tapi akal sehat gunakan, kepribadian mu me... nge... ce... wa... kan.. itu yg bisa ku ungkapkan atas sikapmu terhadap gama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!