NovelToon NovelToon
Pasangan Indigo

Pasangan Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Horror Thriller-Horror / Hantu / Mata Batin
Popularitas:731
Nilai: 5
Nama Author: Arie Cybermon Susy

Mengisahkan tentang Alvero Bramasta CEO sombong yang dikutuk oleh Dewa Agung karena sikapnya yang arogan. Kutukannya itu menyebabkan kehidupannya yang normal seketika berubah drastis. Ia tiba-tiba memiliki kekuatan mata batin yang dapat melihat mahluk tak kasat mata.
Vero lalu di pertemukan dengan Kayla Angelica salah satu pegawai baru di perusahaannya yang juga memiliki kekuatan mata batin yang dapat membantunya mengatasi rasa takutnya.
Kebersamaan mereka pun akhirnya menumbuhkan cinta, namun perjalanan cinta mereka memiliki banyak rintangan dan mereka juga dihadapi oleh kehadiran roh jahat yang mengganggu ketentraman dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arie Cybermon Susy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penglihatan Vero bagian 2

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit Vero pun tiba di klinik mata.

"Apa keluhannya pak,?" Tanya seorang lelaki paruh baya yang merupakan salah satu dokter spesialis mata di klinik mata tersebut.

"Hari ini aku melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain dok,," jawab Vero sembari duduk menyilangkan kakinya.

"Yang tidak bisa dilihat orang lain,?" Dokter itu menautkan keningnya.

"Mmm maaf pak aku masih belum paham maksud perkataan bapak tadi,, coba bapak jelaskan padaku secara rinci." Imbuhnya yang tidak paham maksud perkataan pasiennya yang tengah duduk di hadapannya itu.

"Begini dok,, pagi ini aku melihat ada orang yang wajahnya dipenuhi oleh darah tengah berdiri di pinggir jalan, namun orang-orang disekitarnya tak melihatnya. Lalu siang ini aku melihat seorang anak SMA berada di dalam lift bersamaku dan sekertarisku,, tapi sekertarisku mengaku tidak melihat ada anak SMA di dalam lift itu. Kira-kira apa yang terjadi pada mataku dok,?" Tanya Vero setelah menjelaskan semuanya pada dokter tersebut.

Dokter itu terdiam sembari menggaruk-garuk tengkuknya. Ia bingung harus berkata apa karena baru kali ini ada pasien yang mengeluhkan penyakitnya seperti itu.

Karena dokter itu tak kunjung menjawab pertanyaannya, Vero pun lantas mengulangi pertanyaannya tadi.

"Gimana dok? Kira-kira apa yang terjadi pada mataku,?" Tanyanya penuh penasaran.

"Emmm coba aku cek mata bapak terlebih dahulu," balas dokter tersebut sembari mengambil senter kecil di atas mejanya.

Vero pun menganggukkan kepalanya dan pasrah membiarkan dokter tersebut mengecek keadaan matanya.

"Gimana dok,? Apa ada yang salah dengan mataku,?" Tanya Vero setelah dokter tersebut selesai memeriksa matanya dan kembali duduk ke kursinya.

"Aku lihat mata bapak baik-baik saja tidak ada masalah apapun,," jawab dokter itu.

"Lalu kenapa aku bisa melihat yang orang lain tidak bisa lihat,?" Tanya Vero lagi penuh penasaran.

"Entahlah aku juga tidak mengerti karena baru kali ini aku menemukan kasus seperti ini." Jawabnya.

"Emmm begini saja,, gimana kalau bapak pergi ke psikiater saja,, mungkin saja dokter psikiater bisa mengobati penyakitnya bapak," sambungnya hingga membuat pemuda itu naik pitam.

"Apa,? Psikiater,? Dokter pikir aku ini nggak waras disuruh ke psikiater," ucapnya sembari memukuli meja dokter tersebut lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Maaf pak bukan begitu maksudku,, aku hanya menyarankan saja,, mungkin saja bapak kini tengah berhalusinasi sehingga dapat melihat hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain." Terang dokter mata itu sedikit panik.

"Berhalusinasi,? Dokter jangan asal ngomong ya aku tuh nggak pernah berhalusinasi. Berkhayal saja aku nggak pernah apa lagi berhalusinasi " ujar Vero yang semakin kesal pada dokter spesialis mata tersebut.

"Bukan begi_"

"Halah sudahlah,, bilang saja kalau kamu itu nggak bisa mengobati mataku kan,? Heh,, apanya dokter spesialis mata terhebat,, ngobatin mata pasiennya aja nggak becus,"

Vero yang begitu emosi langsung memotong perkataan dokter tersebut dan lalu pergi begitu saja dari ruangan itu.

"Enak aja dia nyuruh aku periksa ke psikiater,, dikiranya aku orang gila apa harus diperiksakan ke psikiater,,"

"Dia nggak tahu aja siapa itu Alvero Bramasta,, pengusaha muda tersukses di negeri ini,," gumam Vero sembari tersenyum sinis seraya melangkahkan kakinya keluar dari klinik tersebut.

Namun saat sampai di depan pintu keluar ia hampir saja terjatuh akibat bahunya yang tak sengaja ditabrak oleh seorang lelaki tua yang hendak masuk ke klinik mata itu.

"Heh pak tua kalau jalan lihat-lihat dong,," ucap Vero langsung yang tak terima dirinya hampir terjatuh karena ditabrak oleh lelaki tua itu.

"Maaf nak bapak jalannya pakai kaki bukan mata," jawabnya dengan posisi berdiri membelakangi Vero.

"Heh pakai ngejawab lagi ni tua bangka,, iya aku tahu kalau jalan itu pakai kaki bukan mata,, tapi setidaknya matamu itu dipakai ngelihat jalan biar nggak nabrak orang lain begini," omelnya lagi yang semakin kesal dibuat oleh lelaki tersebut.

Lelaki tua itu pun lalu membalikkan badannya dan berkata "gimana bapak mau lihat nak,, sedangkan kedua bola mata bapak aja nggak ada,,"

CEO muda itu pun seketika terperanjat hingga jatuh terduduk ke belakang seraya menjerit dengan keras hingga membuat orang-orang disekitarnya jadi memperhatikannya.

"Aaaaaa" jeritnya

Dengan cepat tanpa pikir panjang ia pun lalu bangkit dan berlari keluar menuju mobilnya dimana sekertarisnya Fandi telah menunggunya sedari tadi.

Fandi yang tengah santai sembari mendengarkan musik dikejutkan dengan kedatangan Vero yang masuk ke dalam mobil secara tiba-tiba.

"Oh my God" kejutnya

"Pak Vero,, bapak kenapa,?" Sambung Fandi sembari mematikan musiknya.

"Udah jangan banyak tanya cepat nyalakan mobilnya dan pergi dari sini," balas Vero dengan wajah pucat pasi dan penuh keringat.

Fandi yang masih kebingungan lalu mengiyakan perkataan atasannya itu dan mulai melajukan mobilnya.

"Sialan sepertinya mataku memang benar-benar lagi bermasalah,," gumamnya sembari melonggarkan dasinya lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi mobil.

"Apa mungkin ini ada hubungannya dengan kutukan dari Dewa Agung yang dukun palsu itu katakan ya,?" Gumam Vero setelah sempat berpikir sejenak.

"Ah nggak,, nggak mungkin,, mana mungkin aku terkena kutukan Dewa Agung,, dia itu kan cuma dukun palsu dan Dewa Agung yang dia katakan pun pasti juga hanya kebohongannya belaka." Gumamnya lagi.

Fandi yang mengkhawatirkan keadaan atasannya itu sesekali melirik melihat Vero dari kaca spionnya. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap atasannya itu hari ini.

"Apa yang terjadi pada pak Vero ya,? Kenapa sikapnya aneh banget hari ini,?"

"Apa jangan-jangan telah terjadi sesuatu padanya,," Batinnya yang tetap fokus mengemudikan mobilnya.

******

Kayla yang telah selesai dengan pekerjaannya hari ini lantas tengah bersiap untuk pulang. Namun saat ia hendak pulang tiba-tiba Winda datang menghampiri mejanya.

"Pekerjaanmu sudah selesai,?" Tanya Winda yang juga hendak pulang dengan membawa setumpuk kertas ditangannya.

"Ia mbak pekerjaanku sudah selesai,," jawab Kayla yang sudah siap untuk pulang dengan tas selempangnya yang telah ia kalungi di lehernya.

"Jangan pulang dulu,, aku ingin kamu kerjakan laporan ini setelah itu kamu kirimkan ke email ku,," ujarnya sembari meletakkan tumpukan kertas yang dibawanya tadi ke atas meja kerja Kayla.

"Aku harus mengerjakan semua ini sekarang mbak,?" Tanya Kayla memastikan begitu melihat tumpukan kertas tersebut..

"Nggak tahun depan,, ya sekaranglah masa tahun depan,," balas Winda ketus dengan sedikit meninggikan volume suaranya.

"Bukan begitu maksudku mbak,, aku kira aku bisa mengerjakannya besok pagi,," Kayla pun lalu menundukkan kepalanya merasa takut pada wanita yang tengah berdiri dihadapannya kini.

"Kalau kamu kerjainnya besok pagi lalu untuk apa aku ngomong sama kamu nya sekarang,," sahut Winda yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kayla.

"Dasar cewek bodoh,, buat tensiku naik aja,, apa susahnya sih kerjakan apa yang aku suruh tanpa ada pertanyaan" Imbuhnya yang begitu kesal lalu memutar bola matanya malas sembari memalingkan wajahnya dari wajah Kayla .

"Maaf mbak,,aku hanya _" Kayla masih menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah atasannya itu.

"Ah sudahlah malas aku ngeliat muka mu,, mending sekarang kamu kerjakan laporan ini lalu kirimkan segera ke email ku. Ingat sebelum laporan ini selesai kamu nggak boleh pulang,," ujar Winda yang lalu pergi meninggalkan Kayla sendirian di ruangan tersebut.

"braakkk"

tiba-tiba terdengar suara pukulan dari salah satu meja diruangan itu.

1
Meliora
karya ini bikin aku gak bisa berhenti membaca, terima kasih author!
Arie Cybermon Susy: terimakasih juga kk🙏
total 1 replies
Arie Cybermon Susy
iya terimakasih kk🙏
Nơi đầy ánh nắng
Saya suka banget ceritanya, terus semangat menulis ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!