NovelToon NovelToon
Istri Kejam Sang Mafia

Istri Kejam Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Perjodohan / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Romansa
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: Naelong

Aurelia Valenza, pewaris tunggal keluarga kaya raya yang hidupnya selalu dipenuhi kemewahan dan sorotan publik. Di balik wajah cantik dan senyuman anggunnya, ia menyimpan sifat dingin dan kejam, tak segan menghancurkan siapa pun yang berani menghalangi jalannya.

Sementara itu, Leonardo Alvarone, mafia berdarah dingin yang namanya ditakuti di seluruh dunia. Setiap langkahnya dipenuhi darah dan rahasia kelam, menjadikannya pria yang tak bisa disentuh oleh hukum maupun musuh-musuhnya.

Takdir mempertemukan mereka lewat sebuah perjodohan yang diatur kakek mereka demi menyatukan dua dinasti besar. Namun, apa jadinya ketika seorang wanita kejam harus berdampingan dengan pria yang lebih kejam darinya? Apakah pernikahan ini akan menciptakan kerajaan yang tak terkalahkan, atau justru menyalakan bara perang yang membakar hati mereka sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naelong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyerangan

Suara dering telepon yang memecah kesunyian pagi itu membuat Leo spontan menoleh. Ia baru saja selesai mengenakan kemeja hitamnya ketika nama Enzo muncul di layar ponselnya.

“Ya, Enzo, ada apa?” suara Leo dalam, tegas, namun sedikit serak karena baru bangun.

Dari seberang terdengar napas berat bercampur suara tembakan dan jeritan samar.

 “Bos! Markas kita diserang! Serangan tiba-tiba, dari arah timur! Hampir semua anak buah terluka parah—tapi satu orang berhasil kami tangkap hidup-hidup!”

Leo membeku sejenak, rahangnya mengeras. “Jangan lepaskan dia,” katanya dingin, “Aku akan segera ke sana.”

Tanpa menunggu jawaban, Leo langsung menutup panggilan. Ia berjalan cepat ke arah kamar tidur, menepis bayangan amarah yang mulai membara di dalam dadanya.

Di ranjang, Aurel masih setengah duduk, rambutnya terurai berantakan, wajahnya terlihat lelah. Ia baru saja selesai membaca laporan keuangan Valenza Group di laptopnya. Tatapan matanya naik ketika melihat Leo bersiap dengan wajah tegang.

“Kamu mau ke mana lagi, kak Leo?” suaranya datar tapi tajam.

“Ke markas,” jawab Leo singkat sambil menutup jas hitamnya.

Aurel mengernyit, “Kenapa mendadak sekali?”

“Tidak usah banyak tanya, ini urusanku.”

Leo berbalik menuju pintu, tapi Aurel memutar bola matanya dan mendengkus keras. “Dasar suami kulkas! Bahkan ‘hati-hati’ pun nggak sempat keluar dari mulu*ku!”

Leo berhenti sejenak di ambang pintu. Ia hampir ingin menoleh, tapi urat di pelipisnya menegang. Ia memilih diam. Langkah sepatunya bergema, lalu menghilang di koridor.

Aurel melempar bantal kecil ke arah pintu. “Kalau kamu sampai mati, jangan nyalain aku!” gerutunya sambil merengut.

Namun beberapa menit kemudian, ponselnya bergetar. Nama Rania, asisten sekaligus tangan kanannya di dunia gelap, muncul di layar.

“Bos,” suara Rania tergesa-gesa, “kita punya masalah besar.”

Aurel menegakkan tubuhnya, ekspresinya berubah serius. “Masalah apa?”

“Sepertinya ada yang menjadi mata-mata di Quen Delta.”

Seketika, pandangan Aurel menajam. “Apa kau yakin?”

“Ya, bos. Ada data bocor ke pihak luar. Aku sudah menahan semua yang ada di lokasi, tapi kita perlu pemeriksaan langsung.”

“Baik. Kumpulkan mereka semua di ruang tengah. Aku akan ke sana dalam sepuluh menit.”

“Baik, bos!”

Aurel bangkit dari tempat tidur, mengambil jaket kulit hitam dan menatap dirinya di cermin. Tatapan itu bukan lagi tatapan istri CEO mafia, tapi pemimpin Queen Delta, jaringan rahasia yang tak pernah diketahui Leo.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu di markas utama milik Leo,

Aroma asap dan darah bercampur di udara. Bangunan dua lantai itu porak poranda, kaca pecah, dan tembok berlubang akibat peluru. Beberapa anak buahnya tergeletak, sebagian dirawat seadanya oleh tim medis darurat.

Leo turun dari mobil hitamnya, wajahnya datar namun matanya penuh amarah. Enzo segera menghampirinya.

“Bos,” katanya sambil memberi hormat. “Penyerang datang dari arah pelabuhan. Kami berhasil menahan satu dari mereka. Yang lain kabur sebelum pasukan kita tiba.”

“Bawa aku ke dia,” ujar Leo tanpa ekspresi.

Mereka berjalan melewati lorong gelap yang berbau mesiu. Di ruang bawah tanah, seorang pria dengan luka di wajah diikat ke kursi besi. Tangannya berlumuran darah, namun matanya masih menatap tajam, seolah tak takut mati.

Leo berjalan mendekat, langkahnya berat namun tenang. Ia mengambil sarung tangan kulit dari saku, mengenakannya perlahan. “Siapa yang menyuruhmu?”

Pria itu hanya tertawa kecil. “Kau pikir aku akan bicara?”

Leo mencengkeram dagunya keras-keras. “Kalau kau tidak bicara, aku akan membuatmu berharap mati lebih cepat.”

Pria itu meludah ke lantai. “Lebih baik mati dari pada berkhianat pada Quen Delta.”

Leo mematung. Kata itu bergema di kepalanya. Quen Delta?

“Quen Delta?” ulang Leo, suaranya berubah dalam. “Apa kau bilang barusan?”

Namun sebelum Leo bisa bertanya lebih jauh, pria itu tiba-tiba menegakkan kepala dan menatap tajam. “Kami sudah memperingatkanmu, Leonardo. Dunia bawah ini bukan hanya milikmu.”

Detik berikutnya, pria itu menggigit sesuatu di dalam mulutnya, kapsul sianida. Tubuhnya langsung kaku, busa keluar dari bibirnya.

Enzo terkejut. “Bos! Dia bunuh diri!”

Leo menatap tubuh tak bernyawa itu. Rahangnya mengeras, jemarinya mengepal. “Quen Delta…” gumamnya. “Siapa sebenarnya mereka?”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di markas Quen Delta, Aurel sudah tiba.

Rania segera menghampirinya dengan map di tangan. “Bos, kami sudah periksa catatan komunikasi. Ada satu anggota yang mencurigakan, nama sandinya ‘Rico’. Ia mentransfer data laporan operasi dua hari lalu.”

“Bawa dia ke ruang interogasi,” ujar Aurel dingin.

Tak lama kemudian, seorang pria bertubuh tegap diseret masuk. Ia memohon ampun, “Bos! Saya tidak bermaksud mengkhianati! Mereka memaksa saya! Mereka”

Aurel menatapnya tajam, menekan dagunya dengan satu jari. “Mereka siapa?”

“Orang-orang dari Naga Biru!” jawab pria itu gemetar.

Aurel menahan napas. Naga Biru. itu nama jaringan mafia milik suaminya sendiri.

“Kau berani menyebut nama itu di depanku?” suaranya merendah namun mengandung ancaman.

“Sa-saya bersumpah bos, saya tidak tahu mereka punya hubungan sama bos. Mereka cuma bilang… mereka dipimpin oleh pria bernama Leonardo Alvarone.”

Ruangan itu hening. Semua anggota Quen Delta menunduk, tak berani menatap bos mereka yang kini mematung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, di markas Naga biru, Leo berdiri di depan peta besar yang penuh jarum merah. Ia berbicara dengan Enzo.

“Kita temukan markas Quen Delta di pinggiran kota. Siapkan tim malam ini. Aku yang akan pimpin langsung.”

“Bos, itu berbahaya. Mereka bukan kelompok kecil. Informasi terakhir....”

Leo menatapnya dengan tajam. “Tidak ada yang menantang keluarga Naga biru dan dibiarkan hidup.”

“Baik, bos.”

Namun jauh di dalam hatinya, Leo merasa gelisah. Kata “Quen Delta” seolah mengusik sesuatu di benaknya. Ia tak tahu mengapa, tapi setiap mendengar nama itu, ia merasa seperti… terhubung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malamnya, di ruang rahasia Quen Delta.

Aurel berdiri di depan cermin besar, mengenakan pakaian hitam lengkap dengan senjata di pinggang. Di belakangnya, Rania muncul dengan wajah khawatir.

“Bos, aku baru dapat info… pihak Naga biru akan menyerang malam ini. Dipimpin langsung oleh Leonardo.”

Aurel berhenti mengancingkan mantel kulitnya. “Apa kau yakin?”

Rania mengangguk. “Sangat yakin. Mereka sudah bergerak dari arah pelabuhan.”

Aurel tersenyum tipis. “Jadi akhirnya… dia sendiri yang datang.”

“Bos, ini gila! Kalau kalian saling bertemu—”

Aurel menatapnya dengan dingin. “Kalau takdir ingin mempertemukan kami di medan perang, biarlah begitu.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa jam kemudian di pelabuhan tua.

Udara malam penuh aroma garam dan minyak mesin. Lampu sorot menembus kabut tipis. Dua kelompok bersenjata sudah saling berhadapan di antara tumpukan kontainer.

Ledakan keras mengguncang udara malam itu. Cahaya merah membelah langit, Asap hitam tebal mengepul dari gedung utama markas Queen Delta.

Di tengah hiruk-pikuk pertempuran, suara tembakan bersahutan. Jeritan, debu, dan bau mesiu bercampur jadi satu.

Enzo berjalan di depan pasukan Naga Biru, kelompok tempur elit milik Leonardo Alvarone Wajahnya kaku, tatapannya fokus. Ia menembakkan peluru terakhir dari senjatanya sebelum menyalakan alat komunikasi di telinganya.

“Bos,” katanya sambil menunduk di balik dinding beton, “kita sudah melumpuhkan sebagian besar pertahanan luar Queen Delta. Mereka tidak akan bertahan lama.”

Suara Leo terdengar dari headset, dalam, tenang, namun berbahaya.

“Teruskan. Jangan sisakan satu pun. Aku akan masuk sendiri.”

Enzo menoleh ke arah belakang, ke arah pria berjas hitam yang berjalan perlahan melewati api yang masih membara.

Leonardo Alvarone sang raja mafia, berdiri tegak seolah kekacauan di sekelilingnya hanyalah hujan ringan.

Sementara itu, di ruang kontrol bawah tanah Queen Delta, alarm terus berdering. Lampu merah menyala berkedip-kedip. Rania, asisten setia sekaligus tangan kanan Aurel, berlari masuk dengan wajah panik.

“Bos!” teriaknya.

Aurel yang duduk di kursi besi menoleh dengan dingin. Tubuhnya diselimuti pakaian hitam ketat dengan lambang Delta di dada kiri. Tatapan matanya menusuk.

“Ada apa, Rania?”

“Pasukan Naga Biru sudah melumpuhkan sebagian tim Delta di sektor utara dan barat. Mereka masuk dari dua arah sekaligus!”

Aurel berdiri, suaranya rendah namun mantap. “Kerahkan semua pasukan yang tersisa. Kita tidak mundur satu langkah pun.”

Rania menelan ludah. “Tapi, bos”

“Lakukan, Rania. Aku akan turun tangan sendiri.”

Nada itu tegas, tak bisa dibantah.

Aurel mengambil senjata api dan pisau tempurnya. Dengan langkah cepat, ia meninggalkan ruang kontrol menuju area pertempuran.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di luar gedung utama Queen Delta.

Aurel keluar dari lantai atas. Tanpa ragu, ia menendang salah satu penyerang hingga terpental ke dinding, lalu menembak dua orang lain di jarak dekat.

Pelurunya tak pernah meleset. Gerakannya cepat dan presisi.

“Siapa perempuan ini?!” teriak salah satu anggota Naga Biru.

Aurel menatapnya sekilas sebelum memukulnya tepat di rahang. “Musuhmu.”

Satu demi satu, pasukan Naga Biru tumbang di tangannya. Ia seperti bayangan gelap yang menari di antara api dan peluru.

Rania juga bertarung di sisi lain, berhadapan dengan beberapa anggota elit. Ia lincah dan tajam, setiap serangan lawan dibalas dengan tendangan cepat.

Namun dari balik asap, muncul seseorang yang membuat langkah Rania berhenti.

Enzo.

Tubuh tegap, rambut hitam pendek, wajah dingin penuh luka tempur. Tangannya menggenggam pisau tempur.

“Rania…” ucap Enzo pelan, mengenali sosok di depannya.

Rania menyeringai. “Jadi kau yang memimpin serangan ini, Enzo?”

“Perintah bos.”

“Bosmu itu bodoh,” balas Rania, menatapnya tajam. “Kau pikir dengan menyerang markas kami bisa membuat Delta jatuh?”

Enzo mengangkat pisau. “Kau tahu aku tidak punya pilihan.”

Rania tersenyum sinis, “Dan aku tahu, kau juga tidak akan bisa mengalahkanku.”

Keduanya pun bertarung sengit, pisau beradu, tubuh berputar, napas memburu. Enzo menyerang cepat, tapi Rania lebih lincah. Ia memanfaatkan kelengahan Enzo, menendangnya ke belakang dan hampir menjatuhkan senjatanya.

“Masih kalah cepat, Enzo,” bisik Rania sambil mengacungkan pisaunya ke arah leher pria itu.

Namun Enzo menahan dengan lutut, memutar tubuh, dan balas menyerang dengan gerakan melingkar. Pisau mereka saling beradu, menimbulkan suara logam yang tajam.

Sementara itu, di sisi lain arena, Aurel berhasil menumbangkan seluruh pasukan lawan. Tubuhnya berkeringat, tapi matanya masih setajam semula.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat siluet seseorang berjalan pelan melewati asap.

Leonardo.

Sosok pria itu muncul dari balik kobaran api. Jas hitamnya berdebu, wajahnya terlindung bayangan, tapi sorot matanya seperti bara yang membakar malam.

Ia berhenti sekitar sepuluh meter dari Aurel, menatap tanpa berkata.

Aurel menegakkan tubuhnya.

Leo tersenyum miring, suaranya berat. “Jadi ini dia… ketua Queen Delta?”

Aurel tak menjawab. Ia hanya berdiri tegak.

Leo mengamati postur lawannya. “Ternyata… ketua Delta seorang perempuan.”

Nada suaranya seperti ejekan halus, penuh kesombongan.

Aurel tersenyum kecil di balik maskernya. “Dan itu yang membuatmu meremehkan kami, Tuan Leonardo?”

Leo terkekeh pelan. “Aku hanya tak menyangka. Biasanya wanita sibuk dengan perhiasan, bukan senjata.”

Tatapan tajam Aurel menembus helm taktikalnya. “Mungkin kau lupa, tuan Leonardo… wanita yang kau remehkan bisa saja menjadi orang yang paling mampu menjatuhkanmu.”

Leo sedikit menyipitkan mata. “Suara itu…” gumamnya pelan. Ada sesuatu yang mengguncang hatinya.

Tapi sebelum berpikir, Aurel sudah melesat menyerang. Pukulan cepatnya mengenai bahu Leo, membuat pria itu mundur setapak. Leo membalas dengan tendangan, namun Aurel menunduk, melompat ke samping, lalu menangkis pukulan berikutnya dengan sempurna.

Pertarungan mereka berlangsung sengit. Dua sosok bergerak begitu cepat hingga hampir tak terlihat jelas oleh anak buah yang menonton dari jauh.

Leo semakin frustrasi. Tiap serangan yang ia lancarkan selalu ditepis.

“Siapa kau sebenarnya?!” teriaknya sambil mencoba merebut senjata Aurel.

Aurel hanya menangkis dan memutar tubuh, menendang Leo di perut. “Orang yang kau tidak pernah lihat dengan mata terbuka.”

Leo terhuyung tapi cepat menstabilkan posisi. Ia menggeram, lalu dengan gerakan cepat menahan pergelangan tangan Aurel, menariknya mendekat, mencoba membuka maskernya.

Namun Aurel menepisnya dengan siku, memutar, lalu melompat mundur. Leo tidak menyerah, dia kembali menyerang, menangkis, dan berusaha keras menarik masker itu.

Aurel menangkis setiap kali, tapi Leo semakin dekat. Dalam satu momen singkat, Aurel kehilangan keseimbangan karena kaki terantuk reruntuhan. Leo memanfaatkan kesempatan itu, memegang wajahnya, dan dengan cepat menarik masker hitam itu hingga lepas.

Waktu seakan berhenti.

Leo membeku. Tangannya gemetar sedikit.

“Aurelia…"

Bersambung.....

1
Eka Putri Handayani
smngt kak ya klo bisa crazy up lah🥲
Naelong: maaf yaa, beberapa hari ini saya belum bisa update🙏 lagi sakit
total 1 replies
Karo Karo
tak semudah itu ferguso 😜 Readers Sepertiku Garis keras Leo Aurelia 😉
Naelong: ☺☺makasih sudah mampir🩵
total 1 replies
Karo Karo
👍👍👍👍👍
Karo Karo
buka pintu Aurel 🤭🤭🤣
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
hedeh pulu² msh aja gak ada kapoknya, mau bngt aku dia disiksa habis²an sm aurel dikira kyanya aurel tuh gadis lemah
Naelong: iyaa ni🤣☺
total 1 replies
Mom Yuzfan
wah si Bianca masih blom nyerah jg ya😏
sebaiknya di apain tuh org kaya si Bianca 🤔
di bunuh/di siksa secara perlahan-lahan
Eka Putri Handayani
kak knp up nya dkt coba double gtu biar puas bacanya🥲
Naelong: maaf ya kak, soalnya saya lagi nggak enak badan, kalau membaik insyaallah double2 upnya🙏☺🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
kak jngn sampai hal buruk terjadi pd mrk knp bisa ceroboh sih mrk berdua pdhl mafia seharusnya yg kya gni mrk lbh waspada
Naelong: mafia juga kan pasti buat sallah☺🙏
total 1 replies
restu s a
baru sadar...
Lhina Bright
🤣🤣🤣🤣🤣 benar benar gadis yang licik
Naelong: iyaa ni☺
total 1 replies
restu s a
mampir thor
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
katanya magia kok ceroboh
Naelong: makasi sudah mampir
total 1 replies
Lhina Bright
keren, suami istri sama-sama mafia.
king mafia dan Queen mafia,
Naelong: makasi🩵
total 1 replies
Lhina Bright
na ini keren suami istri sama2 badas 💪💪💪
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
hedeh medusa² mauknya aku coba aja km jatuhkan aurel plng jg km yg jatuh
Mom Yuzfan
org serakah seharusnya di musnahkan saja🙄
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
uh dasar pulu² iri aja
Mom Yuzfan
org serakah hidupnya tdk akn pernah tenang 😏
Naelong: makasi sudah mampir 🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ah manisnya, cpt up kak
Naelong: besok ya baru aku up lagi☺🩵🙏
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ttp smngt berkarya kak, jalan ceritanya bagus, smg kdpn makin bnyk pembacanya🥰shlt sll kak dan sy ttp mendukung mu
Naelong: amiinn🙏.. terimakasi, sehat selalu buat kamu 🩵
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!