Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Perasaan Bintari
Bintari memakan buah yang sudah di potong potong sambil scrol ponsel nya untuk melihat apa saja yang sedang viral sekarang, dia tidak kost karena orang tua nya langsung membelikan rumah untuk nya agar merasa lebih nyaman. kalau anak orang kaya memang mudah sekali, tapi walau begitu Bintari tidak pernah sombong atau pun angkuh.
Hanya saja memang dia orang nya terkesan pendiam karena sejak dulu jarang punya teman, teman nya cuma Lula dan saat Lula pergi merantau maka dia sama sekali tidak ada teman lagi. sekarang malah punya teman di alam ghaib, sebab memang itu bawaan nya sejak dulu sehingga bisa untuk ngobrol juga.
"Kau itu mau sampai kapan diam saja di dalam kamar, keluar dong biar dapat teman." suruh kucing putih.
"Ngapain juga, dapat teman atau pun tidak aku sudah tidak peduli." jawab Bintari.
"Kau itu kalau punya teman maka bisa di mintai tolong, andai kata kecelakaan maka ada yang bantu." jelas kucing putih.
"Lalu fungsi mu apa?" Bintari menatap Kodam nya.
Kucing putih yang langsung di serang begitu tentu nya jadi diam, sekarang memang Bintari amat bergantung pada nya, mau apa pun itu maka dia akan minta tolong. lagi pula bila berteman dengan orang baru, maka Bintari merasa kurang nyaman alias tidak mood untuk mengenal nya jauh lagi.
"Nasib percintaan mu bagai mana lah?" tanya kucing putih.
"Memang nya aku pernah punya kisah cinta?" Bintari menatap Kodam nya.
"Alah jangan lah kau menyangkal, aku tau kau suka kan dengan ular itu." kucing putih mengedipkan mata dengan gaya yang sangat genit.
Bintari membuang muka karena sekarang malah di ingatkan dengan hadir nya Arka, kalau ingat akan pemuda itu dia menjadi bingung dan juga sedih serta ada rasa kesal juga. entah ini cinta monyet atau memang dia sudah cinta mati, tapi yang jelas perasaan ini tidak mau hilang juga dari pikiran nya.
Bahkan sebenar nya dia sudah sempat menangis ketika Arka mengaku tidak punya perasaan pada nya, sekarang mereka benar benar sudah putus komunikasi sehingga terasa sangat hambar dan ada perasaan rindu. jelas ini rindu, karena kadang kala Bintari juga ingin bertemu bahkan juga sering bermimpi bertemu dengan pemuda itu dalam tidur nya.
"Aku mengajak mu bicara, tapi kau malah diam saja." kucing putih nampak kesal.
"Siapa sih nama mu?" Bintari jadi penasaran pula.
"Kendal."
"Alamak Kodam kok Kendal jenner kah?!" kaget Bintari.
"Tuh kan kau mengejek ku, maka nya aku tidak pernah bilang kalau nama ku Kendal!" kucing putih nampak kesal.
"Hahaaaa keren sekali nama mu, wah aku benar benar tidak menyangka." Bintari tertawa lepas.
"Ini anak baru kali ini dia tertawa lepas begitu, tampak nya beban karena Ibu dia tukang gosip sangat berat dalam hati nya." batin Kendal menatap Bintari.
"Eh siapa yang mengirimi aku pesan?" Bintari melihat nomor yang tidak di kenal.
Namun begitu di buka dia langsung kaget bukan kepalang, ternyata ini Lula dan tampak gadis itu mengirim foto lucu. Bintari tentu saja senang karena Lula memang besty nya, terlepas dari rasa cemburu karena pria yang ia sukai malah suka pada sahabat nya. Bintari tetap sayang pada Lula, sebab hanya dia teman yang ia punya.
"Teman ku, wah aku tidak menyangka dia secantik ini sekarang!" pekik Bintari girang sekali.
"Alah cantik karena filter saja bangga, aku yakin dia tidak secantik itu asli nya." Kendal cuek dan nampak dia tidak suka.
"Kamu lagi di mana, La?" Bintari mengirim balasan untuk teman nya.
Ting.
Ponsel Bintari kembali menerima pesan dan ini sebuah foto lagi, semula senyum yang sangat merekah jadi surut, foto yang di kirim Lula adalah foto diri nya bersama dengan Arka. terlihat mereka tersenyum bersama dan sedang ada di gedung bioskop, nyeri rasa hati Bintari melihat foto ini.
"Kok tiba tiba menangis!" Kendal menatap Bintari.
"Ah!" Bintari kaget karena air mata nya sudah jatuh begitu saja.
"Tidak apa apa, bila memang sakit kita perlu menangis." Kendal merangkul pundak nya Bintari.
"Aku...kenapa aku menangis, Kendal?!" Bintari memeluk Kendal dan membenamkan wajah nya di perut sang Kodam.
"Karena kau mencintai nya." jawab Kendal pula.
"Katakan padaku bagai mana cara nya membuang perasaan ini, seolah aku sangat jahat karena tidak bahagia melihat sahabat ku bersama kekasih nya." isak Bintari kian perih.
Kendal tidak tau harus bagai mana karena dia pun tidak katam soal percintaan, mana mungkin bisa memberikan nasehat. jatuh cinta saja tidak pernah, lalu bagai mana dia harus memberikan saran pada manusia yang ia tumpangi tubuh nya, jelas itu tidak akan mungkin pula.
...****************...
"Arka gimana kabar nya di kota?" tanya Purnama menatap adik nya.
"Alhamdulilah baik, tiga hari yang lalu aku mampir kesana." jawab Arya tersenyum manis.
Purnama menatap adik nya yang masih seperti berumur dua puluh tahunan, padahal anak nya saja sudah menginjak dua satu tapi sang Ayah sama sekali tidak bisa tua. tentu saja dia tidak akan bisa tua, sebab mereka adalah iblis yang sudah bercampur dengan manusia sehingga tetap akan begini selama lama nya.
"Kakak kenapa?" tanya Arya ketika melihat wajah Purnama berubah.
"Kalau melihat dirimu maka aku sadar bahwa kita memang tidak bisa tua, lalu aku kepikiran Zidan." lirih Purnama.
"Maksud Kakak Mas Zidan akan tambah tua, tapi Kakak tetap begini?" tanya Arya pelan.
"Apa suatu saat aku akan merasakan kehilangan seperti dirimu?" Purnama baru sadar sekarang.
"Ya mau bagai mana lagi, kita semua memang akan kehilangan karena memang sudah kodrat nya. hanya saja ada yang cepat dan ada yang lambat!" jawab Arya bijaksana.
"Kalau sampai Mas Zidan meninggal esok, aku harus bagai mana?" tanya Purnama pula.
Arya diam saja karena dia pun baru sadar akan hal itu, mau bagai mana lagi karena semua orang pasti mengalami hal itu nanti nya. Zidan adalah manusia biasa yang pasti suatu saat akan kehilangan nyawa juga, paling bila dia bisa maka akan jadi arwah dan tetap bersama sang istri.
"Kak, Arka ini apa akan beres ya?" Arya tiba tiba mengalihkan pembicaraan.
"Tidak akan beres, aku sudah punya firasat soal anak mu." jawab Purnama langsung.
"Ah aku pun menduga nya!" keluh Arya merebahkan diri di sofa.
"Entah apa yang akan di lakukan, tapi buah memang tidak jauh jatuh dari pohon nya!" sahut Purnama.
Arya teringat bagai mana dulu dia sangat gila mencintai gadis bernama Sari, sudah di beri tahu pun masih saja ngeyel dan mereka kabur ke kota, hasil nya firasat Purnama memang benar kalau dia bukan lah gadis yang baik.
Bab ketiga, jangan lupa like dan komen kalian ya.
mau apa kau disini pangeran ulo yunior???
Kau hanya boleh mendekati Bintari jika kau sudah memantapkan hatimu pada Bintari.Jika hanya ingin menyakiti hati Bintari,jangan harap kau bisa dekat2 dengannya.
semoga sembuh