NovelToon NovelToon
Lorenzo Irsyadul

Lorenzo Irsyadul

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:643
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.

Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?

Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7: Hotel

Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Lorenzo mengendarai mobil itu untuk menuju ke hotel yang lokasinya diinstruksikan oleh Liliana. Setelah sampai di hotel yang diinstruksikan, terlihat langit sore menuju malam penuh kelabu, orange, putih, hitam, dan merah.

Setelah melewati gerbang, Lorenzo memutuskan untuk memarkirkan mobilnya di sisi kiri baris kedua paling depan, karena kosong serta pengen aja disitu. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berdua turun dari mobil, menutup kembali pintu keluar, dan langsung berjalan menuju depan pintu masuk hotel.

Hotel 10 lantai dengan lantai pertama ruang resepsionis, lantai kedua dan seterusnya adalah kamar tidur. Saat berada di ruang resepsionis mereka berdua langsung memesan kamar untuk dua orang yang dikatakan oleh Lorenzo untuk mewakilinya.

Kunci didapatkan dan kamar senilai 30 dollar untuk malam ini saja juga didapatkan. Kamar nomor 57 yang terletak di lantai 6 adalah kamar mereka berdua dan mereka berdua menuju situ dengan lift yang terletak di tengah ruangan yang menghubungkan ke semua lantai.

Senyap sekali dan mungkin karena ini sudah malam, orang-orang sudah pada tidur atau tak ada yang mendiami beberapa kamar yang ada di lantai ini. Pintu merah pekat persegi panjang dengan tinggi 190 cm mereka masuki.

Jendela di depan, kamar mandi pribadi dikanan depan, toilet kanan tengah, dan lemari untuk menyimpan barang dikanan belakang. Lantai catur kotak-kotak, dua ranjang putih terpisah di tengah kiri, tempat ganti baju dikiri depan, dan tempat mengaca dikiri belakang. Tembok cream, atap catur segi lima, lampu neon di tengah, tombol hidup-matikan lampu di dalam kanan pintu masuk.

Pintu dikunci, barang-barang bawaan disimpan di tempatnya, dan diakhiri dengan duduk saling hadap menghadap di tengah-tengah ranjang berjarak 5 cm.

Obrolan dibuka oleh Lorenzo yang bertanya kepada Liliana. “Apakah kamar ini terlalu biasa saja menurutmu, Liliana?”

“Ini cukup. Terimakasih.” Ia menundukkan kepalanya dan Lorenzo langsung menggerakkan kedua tangannya dengan panik. “Aaaa ... sa-sama-sama. Lalu, a-angkat kepalamu!” perintahnya kepadanya.

Liliana menurutinya dan langsung bertanya kepadanya. “Oh iya, kau pernah dengan Jack the Ripper?”

Berpikir sebentar dan langsung menjawabnya dengan cepat. “Tidak. Memangnya dia siapa?” tanyanya kepadanya setelah menjawab pertanyaannya.

“Jack the Ripper cukup terkenal di London. Sosok pria yang membunuh wanita atau siapapun itu dengan kejam, masih biasa saja dibandingkan dengan senjata pemerintahan.” Sebuah fakta diberikan kepadanya.

Ia terkejut, ketakutan, dan wajahnya menjadi datar serta menatapnya lurus. “Seperti itu ya.” Keberanian menyelimuti wajah datarnya. “Apakah sosok pria yang bernama Jack the Ripper ini baik atau jahat?”

Pertanyaannya langsung dijawab. “Jahat, namun ... mungkin ... ia memiliki alasan untuk melakukannya. Apakah kau tahu fakta yang lebih mengejutkan lagi tentangnya?”

“Apa itu?”

Sebuah jawaban tak terduga keluar dari mulutnya. “Sosok bayangan muncul digantung di tengah-tengah air mancur tengah kota London. Kemarin ditemukan dan hari ini ... dirusak.”

“Apanya yang dirusak?”

Jawaban yang sangat mengerikan keluar dari satu kata saja. “Tubuhnya.”

“Darah bercucuran dari kepalanya, mata hitam penuh amarah dicongkel sampai menyisakan kegelapan di dalam tatapannya, baju hitamnya robek, badannya diganti dengan tongkat coklat tua, serta bagian atas kepalanya yang masih utuh adalah ... jantungnya.”

Lorenzo menutup mulutnya dengan tangan kanannya sembari menahan muntahnya. Liliana langsung melanjutkannya. “Kepalanya yang utuh dengan rambut silver ikal membusuk dengan jantungnya yang mencair menutupi wajahnya, mulutnya terbuka lebar dengan pedang kecil ditusuk ke dalamnya, hidungnya dimasuki ulat hidup yang keluar masuk, dan ... telinganya dirobek sampai ditinggalkan di bawahnya.”

Lorenzo berlari menuju toilet, membuka pintu toilet dengan cepat, muntah air liur, jijiknya makanan yang dikunyah, serta darah. Ia muntah cukup lama dan bekas muntahannya ia siram dengan air.

Keluar dari dalam toilet, berjalan normal ke arah tempat duduknya, dan langsung berusaha menenangkan dirinya. “Aaaahhh ... mengerikan sekali.” Ekspresinya langsung menjadi serius. “Senjata pemerintahan ada sangkut pautnya kah?”

“Ya. kalau ku jelaskan lagi kondisi mayatnya, hanya akan membuat dirimu tidak nyaman. Jadi, mau tidur saja kah!” tawarnya kepadanya.

“Iya, sekarang waktunya tidur.”

Liliana beranjak dari ranjang dan langsung berjalan menuju tombol lampu. Cahaya terang meredup dan menyisakan ... kegelapan. Kembali ke ranjangnya dan langsung berbaring di tengah-tengah.

Lorenzo juga langsung berbaring di tengah-tengah ranjangnya. “Selamat tidur, Liliana,” ucapnya dengan pandangan lurus ke atas.

Membalas ucapannya dengan pandangan lurus ke atas juga. “Selamat tidur juga, Lorenzo.”

Keduanya perlahan menutup mata dan setelah selesai menutup mata, tidur pun dimulai. Saat tidur, Lorenzo bermimpi aneh dan menyeramkan.

Lautan darah, berdiri di atas air, penuh kepala tengkorak manusia, daging-daging manusia bersebaran, dan diakhiri dengan tubuhnya penuh akan darah manusia.

Takut, marah, sedih, dan senang tercampur aduk dalam satu wajah. Ketakutan tanpa henti membuat kedua tangannya tidak bisa tinggal diam menggerogoti wajahnya sendiri.

Kemarahan tanpa henti membuat kedua kakinya menginjak-injak tengkorak tak henti-henti. Daging-daging ia ambil dan makan.

Beralih ke kesedihan yang di mana daging-daging manusia ia muntahkan, menangis keras sambil berdiri, jongkok, duduk, dan diakhiri sujud.

Sebuah kesenangan ... mungkin lebih tepatnya ... kebahagiaan.

Tertawa terbahak-bahak ... berjalan seperti orang gila. Akhir gambar ... wajahnya tak berekspresi.

Saat mau membuka matanya, ia tidak bisa melakukannya. Mimpi selanjutnya datang.

Cahaya penuh kehidupan, seketika berubah menjadi penuh penyiksaan. Langit gelap, tanah penuh darah bercucuran, pedang di mana-mana, mayat manusia dimakan satu sama lain.

Saking kelaparannya akan situasi seperti perang ini, satu mayat pria yang tersisa digeromboli oleh 50 pria. 49 tidak kebagian dan 1 orang kekenyangan. 49 pria marah dan menggerombolinya sampai tersisa 48 pria.

Terus-terus sampai ... hanya tersisa 2 pria saja.Pria kulit putih dan pria kulit hitam saling tonjok menonjok, lalu karena pria kulit hitam lebih kuat daripada pria kulit putih, hasilnya tentu saja pria kulit hitam memakan sampai habis pria kulit putih.

Dimulai dari kulit kepala, lanjut mencongkel kedua matanya dengan jari telunjuk dan jari jempol kanannya. Mata kanan dimakan, mata kiri dicabut dengan jari telunjuk dan jari jempol kiri. Mata kiri dimakan, dilanjutkan dengan mencabut kedua telinganya.

Kedua telinganya langsung dijilat-jilat secara berbarengan. Ditelan dengan mudah, dan dilanjutkan dengan memakan rambutnya seperti memakan mie. Kepala bagian atas dibuka lebar dan otaknya terlihat jelas. Ia ambil dan makan.

Saking menjijikannya, Lorenzo berusaha membuka matanya lagi dan tidak bisa. Apa yang terjadi? Ia ditunjukkan mimpi lagi. Terlihat seorang anak laki-laki yang sedang bermain bersama dengan hewan peliharaannya.

Anjing ras Siberian Husky warna hitam adalah hewan peliharaannya. Nama anjingnya adalah Wolfy dan nama pemiliknya adalah Huck. Huck terlihat tersenyum bahagia sambil berlari-lari kecil dengan Wolfy yang mengikutinya di sisi kirinya.

Huck yang awalnya tersenyum bahagia, tiba-tiba ekspresinya menjadi ... tersenyum jahat. Ia berhenti, membalikkan badannya ke arah kiri. Mata merah, mulut keluar air liur, Wolfy hanya diam serta tersenyum kecil, dan Huck langsung mengambilnya serta langsung membantingnya.

Ia menginjak anjing itu berkali-kali. Tak bisa melawan pemiliknya, Wolfy hanya berdiam diri saja. Tatapannya terus tersenyum manis sampai akhir napasnya dan ... mati dengan menutup rapat matanya.

Huck mengambil kepalanya yang copot. Darah bercucuran dari leher ke bawah. Banyak sekali darah yang bercucuran dan agar tidak terbuang sia-sia, dengan cepat ia memindahkannya ke tengah-tengah mulutnya yang terbuka lebar.

Tegukan demi tegukan sampai darah habis. Mulutnya tertutup rapat, tersenyum lebar dengan lidah menjilat bibir dengan sisa darah dari leher anjing tersebut.

Kepalanya dimakan sedikit demi sedikit sampai tak tersisa sedikitpun bagian. Tubuhnya yang tersisa ia ambil dengan memasukkan tangan kanannya ke dalam tubuh anjing terbuka sampai ...

“AAAAKHHHH!!!” teriaknya kencang sampai terbangun dari mimpi-mimpi buruknya.

Napasnya terengah-engah tak karuan, keringat mengalir deras dari kepala dan lehernya, mata ketakutan sekali, dan diakhiri dengan menatap sekelilingnya sambil setengah duduk.

Ia berusaha menenangkan dirinya dengan menghirup napas dalam-dalam, mengembuskannya, dan setelah mengulanginya sebanyak 3 kali, ia berbaring lagi di ranjangnya.

Liliana yang mendengar teriakan itu hanya berdiam diri saja tanpa mengomentarinya seperti tidak mau membuatnya malu atau membuatnya mengingat-ingat hal buruk yang ia alami di mimpinya.

Malam hari berlalu dengan sangat buruk. Apakah pagi hari akan baik-baik saja? Apakah hal buruk akan tiba lagi? Pagi ini ... awal atau akhir?!

Bersambung...

1
Siti H
tadi matanya dicongkel, kenapa masih bisa terbuka, Thor?

Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani
Siti H: astagfirullah... pantas saja gak dibalas chat kakk
Latifa Andriani: Kak Vebi akun baru dia kak, yg lama hp dia nge blank dan akun dia udah gak bisa login lagi
total 7 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!