NovelToon NovelToon
THE MASK OF SILENCE

THE MASK OF SILENCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir
Popularitas:354
Nilai: 5
Nama Author: MishiSukki

Di balik reruntuhan peradaban sihir, sebuah nama perlahan membangkitkan ketakutan dan kekaguman—Noir, sang kutukan berjalan.

Ditinggalkan oleh takdir, dihantui masa lalu kelam, dan diburu oleh faksi kekuasaan dari segala penjuru, Noir melangkah tanpa ragu di antara bayang-bayang politik istana, misteri sihir terlarang, dan lorong-lorong kematian yang menyimpan rahasia kuno dunia.

Dengan sihir kegelapan yang tak lazim, senyuman dingin, dan mata yang menembus kepalsuan dunia, Noir bukan hanya bertahan. Ia merancang. Mengguncang. Menghancurkan.

Ketika kepercayaan menjadi racun, dan kesetiaan hanya bayang semu… Siapa yang akan bertahan dalam permainan kekuasaan yang menjilat api neraka?

Ini bukan kisah tentang pahlawan. Ini kisah tentang seorang pengatur takdir. Tentang Noir. Tentang sang Joker dari dunia sihir dan pedang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35: Celah di Perut Bumi

Di puncak bukit karang, Jack berdiri, jubah kerajaannya tertiup angin belerang yang memuakkan. Di belakangnya, puluhan gerbong budak baru digiring. Rantai membelenggu kaki mereka, dan wajah mereka tak ubahnya bayang-bayang: kosong, lelah, dan tak lagi mengenal harapan.

Jack menatap ke bawah, ke arah tambang yang terus menganga dan mendalam seperti luka di tubuh bumi. Cahaya kristal sihir memantul dari dinding karst, menyilaukan dan menggoda. Tambang itu seperti menjanjikan sesuatu yang lebih dari sekadar kekayaan—ia menawarkan kekuasaan absolut.

"HAHAHAHA!" tawanya menggema, liar dan tak terkendali.

"Lihat ini! Lihat semua ini! Kekayaan tak berujung! Tenaga kerja murah! Dunia sedang bertekuk lutut pada tambang Karst milikku!"

Di sekelilingnya, para pejabat dan pengawas tambang hanya diam, menunduk. Mereka tahu, sekali Jack menginginkan sesuatu, dunia bisa saja dibakar demi itu. Gerbong demi gerbong budak mulai dipisahkan, dikelompokkan, dan dilemparkan ke dalam tambang.

Noir hanya satu titik di antara kerumunan, tubuhnya nyaris tak bisa berdiri. Tapi mata itu… meski redup, masih menyimpan api kecil yang menolak padam.

Noir menggigil dalam diam, jemarinya yang kurus gemetar memegangi gagang cangkul yang dingin. Jari-jarinya sudah tak bisa mengepal sempurna, dan setiap ayunan cangkul terasa seperti menyayat tulang. Malam di perut bumi ini lebih kelam dari mimpi buruk, lebih sunyi dari kubur.

Napasnya tersengal, dadanya sesak, dan rasa besi dari darah memenuhi mulutnya setiap kali ia batuk. Pening yang disebabkan oleh sisa potion Geraldine membuat dunia di sekitarnya terasa berputar. Tapi ia terus menggali, didorong oleh amarah dan keinginan untuk bertahan. Ia melihat ke sekelilingnya, wajah-wajah yang lelah, mata yang kosong.

Ia tahu ia akan menjadi salah satu dari mereka, jika ia tidak melakukan sesuatu.

Saat dia bersandar sejenak di dinding batu, mencoba menahan batuk hebat yang bisa menarik perhatian mandor, matanya menangkap sesuatu—sebuah celah. Sempit. Gelap. Hampir tak kasat mata. Tapi ada hembusan udara dari dalamnya, hangat dan lembap, bukan dari udara tambang yang pengap dan busuk.

Akal sehatnya—satu-satunya hal yang belum dicabut sepenuhnya oleh racun, luka, dan penderitaan—berbisik pelan,

"Masuklah. Bersembunyilah. Tidurlah. Atau kau akan mati di sini, seperti yang lainnya."

Dengan sisa tenaga terakhir, Noir menyeret tubuhnya. Rantai di pergelangan kakinya berbunyi lirih, bergesekan dengan batu, namun di tengah hiruk-pikuk dan rintihan, tak seorang pun melihatnya, atau mungkin tak peduli. Budak yang mati hanyalah pengurang jatah makan.

Noir mendekat ke celah itu, memiringkan tubuhnya, meringkuk, dan memaksa dirinya masuk. Batu-batu kasar mencakar kulitnya, menggores luka-lukanya yang sudah meradang. Nafasnya pendek-pendek, dan dunia seakan bergoyang.

Celah itu terlalu sempit bahkan untuk orang yang kelaparan sepertinya. Tapi akhirnya, tubuhnya berhasil tergelincir ke dalamnya—masuk ke ruang sempit yang tersembunyi dari dunia luar.

Sunyi. Hangat. Aman. Noir terbaring di sana, tubuhnya menggigil keras, tetapi untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, tidak ada yang berteriak padanya. Tidak ada pecut. Tidak ada tatapan hina. Dan dalam kegelapan itu, ia pun terlelap, jauh dari suara dan penderitaan yang telah lama ia kenal.

Ia tidur, bukan karena lelah, tetapi karena ia tahu bahwa di dalam kegelapan ini, ia akhirnya menemukan sebuah harapan, sebuah kesempatan, untuk membalas dendam pada semua orang yang telah menyakitinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!