Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surprise untuk Raka
Keesokan harinya, semua keluarga Narendra sedang bersiap-siap untuk kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Hari ini senin dimana Raka sudah mulai masuk sekolah lagi. Hanna sedang membantu Raka mengenakan seragam sekolahnya. Setelah semua siap, dia pergi ke meja makan untuk sarapan.
"Raka mau makan apa? Oma sudah buatkan nasi goreng kesukaan kamu, disini juga ada roti selai".
"Aku mau nasi goreng aja oma, tapi disuapin ka Hanna ya".
"Baiklah".
"Bu apa saya boleh minta izin?". Tanya Hanna dengan ragu-ragu.
"Izin kemana nak?"
"Setelah antar Raka nanti saya izin pergi ke kampus X dulu ada urusan sebentar".
"Masya Allah jadi kamu kuliah disana? Arka kan dosen disana Han?"
"Saya pikir Pak Arka ikut kerja bareng Pak Hanung bu di perusahaan soalnya saya tidak pernah lihat pak Arka mengajar bu".
"Arka sudah 2 tahun menjadi dosen disana, dia memang suka mengajar. Tapi Arka 1 tahun lalu cuti dulu karna ia sibuk memperdalam lagi ilmu bisnis. Baru minggu kemarin dia kembali jadi dosen lagi. Mungkin ketika dia cuti kemarin jadi kamu ga ketemu dia".
"Hehe iya mungkin bu".
Tidak lama kemudian Pak Hanung dan Arka juga tengah datang untuk sarapan.
"Arka, kamu ada jadwal kelas hari ini?"
"Iya pah, hanya 1 mata kuliah saja"
"Baiklah, cepat kamu putuskan kapan kamu akan memimpin perusahaan".
"Arka, kamu antar Raka ke sekolah dulu ya dan mama titip Hanna ikut kamu ke kampus, mama baru tau loh dia juga kuliah di tempat kamu, kalian bisa barengan".
"G-gaaak perlu Bu, nanti Raka sama pak supir aja, terus saya ke kampus naik taksi saja".
"Gapapa Hanna kan sekalian, lagian juga pak supir mau jemput eyang dan oma karena eyang dan oma akan pulang hari ini. Arka kamu mau kan? Mama gak mau kamu nolak".
"Terus nanti Raka siapa yang jemput?".
Kini Pak Hanung yang jawab "kamu juga lah Arka, setelah kamu ngajar kamu langsung jemput Raka. Gak mungkin papa kan yang jemput?".
"Hm oiya sekalian setelah kalian jemput Raka mama minta tolong ambilkan pesanan kue mama di toko roti ya".
"Merepotkan sekali sih ma!".
"Tolong Arka". Bu Ratna memelas.
"Iya mah iya".
Tidak menunggu lama lagi, mereka bergegas pergi. Raka begitu semangat bersekolah, sebelumnya ia selalu malas jika hendak masuk sekolah. Sekarang matanya berbinar mengisyaratkan luka dihatinya kian memudar.
Setelah sampai di sekolah, Hanna menurunkan Raka sampai ia masuk ke kelas.
Hanna tengah berpikir bagaimana cara ngomong ke Arka bahwa dia lebih baik naik taksi saja.
"Ngapain bengong! Cepat masuk Nanti saya telat!".
"I-iyaaa pak".
Lalu lintas yang begitu padat di pagi hari, kemacetan di lampu merah dan juga suara bising antara para pengendara motor dan mobil saling membunyikan klakson. Tapi tidak dengan Hanna dan Raka yang hanya diam sambil menatap jalan. Namun karna penasaran Arka memulai percakapan.
"Kamu ngapain ke kampus?"
"Saya mau cuti setahun dulu pak".
"Oh". Jawab Arka singkat.
"Catat nomer hp kamu disini". Arka memberikan telpon genggamnya ke Hanna.
"Untuk apa pak?"
"Gausa ge-er dulu ya! Saya minta nomer hp kamu untuk jaga-jaga saja biar nanti saya tidak menunggu kamu tapi kamu yang harus menunggu saya".
"Saya bisa pulang sendiri kok pak"
"Ngebantah sekali kamu! Kamu ga dengar tadi pagi mama saya bicara apa!. Cepat catat!!".
"Iya pak iya". Galak banget dasar om om tua!. Ucap Hanna dengan pelan.
"Saya dengar Hanna".
Deg!
"Padahal suara aku udah pelan kok dia bisa dengar ya". Ucap Hanna dalam hati
Setibanya mereka dikampus dan Arka memarkirkan mobilnya khusus parkiran dosen.
"Saya selesai pukul 10.30 jadi saya harap kamu ontime"
"Siap pak".
Hanna langsung saja pergi ke ruang prodi dan administrasi untuk segera mengajukan cuti. Masih ada waktu 15 menit untuk dia menunggu Pak Arka. Namun ketika dia hendak keluar dia melihat Cathy, saudara tirinya. Cathy adalah anak dari pernikahan papanya dengan istri barunya, Cindy. Mereka adalah orang yang merusak pernikahan papa dan mamanya.
"Jadi Cathy kuliah disini juga, untung saja aku sudah ajukan cuti jadi aku tidak perlu lagi bertemu dia".
Ketika hendak buru-buru pergi, Hanna menabrak seseorang.
BRUG!
Hanna menabrak seorang laki-laki sehingga buku yang dibawa laki-laki itu jatuh berserakan.
Laki-laki itu melihat Hanna tanpa berkedip. Wajah yang berbentuk oval, hidungnya mancung, bibirnya yang tipis dan rambut sepundak yang tergerai bebas tertiup angin menambah pesona Hanna saat itu, benar-benar membuat laki-laki tersebut mematung.
"Maaf pak, saya tidak sengaja, saya tadi buru-buru jadi tidak lihat bapak. Maaf sekali lagi". Hanna menunduk
"Iya tidak apa-apa".
"Maaf pak permisi"
"Tunggu!. Siapa nama kamu? Apa kamu mahasiswi disini?".
"Saya Hanna pak, permisi".
"Cantik sekali dia". Ucapnya sambil tersenyum
Di parkiran mobil sudah ada Arka yang sejak tadi melihat Hanna berbicara dengan laki-laki tersebut. Laki-laki itu dosen baru disini, Ken namanya. Tentu Arka mengenalnya, bukan hanya karena sesama dosen di kampus tapi Ken dan Arka adalah musuh bebuyutan sejak masa kuliah.
Hanna menghampiri Arka dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Darimana saja kamu! Saya sudah menunggu 5 menit"
"Maaf pak, ini juga saya sudah buru-buru, lagian saya ontime kok pak, nih buktinya 10.30 kan hehe". Hanna tersenyum manis untuk mencairkan suasana karna Arka terlihat sangat marah.
"Buat saya kamu itu lelet!"
"Maaf pak tadi saya juga sudah berlari kok malah menabrak orang tadi".
"Oh jadi itu Hanna tidak sengaja menabrak Ken, aku pikir dia kenal dengan Ken". Ucapnya dalam hati.
"Yasudah ayo masuk, langsung jemput Raka".
Mereka pun segera bergegas pergi untuk menjemput Raka dan mengambil pesanan kue di toko roti ka Syifa.
Hanna ingin sekali bertemu dan ngobrol sebentar dengan ka Syifa tapi ia sadar diri, dia pergi bersama om galak yang tidak mengenal kata sabar jadi mau tidak mau hanya sekedar sapa saja dengan kakak sepupunya itu.
"Kamu akrab sekali dengan pemiliknya".
"Jelas akrab dong pak, kita sepupuan. Namanya ka Syifa. Kam....".
"Saya tidak peduli!". Baru juga mau melanjutkan ucapannya, sudah dibuat kesal,Hanna menghela nafas "huft".
"Raka, bagaimana sekolahnya hari ini, senang tidak?".
"Senang dong kak, lihat Raka bikin ini". Raka menunjukkan prakaryanya
"Wah bagus sekali, hebat kamu! Kaka tidak bisa bikin ini, boleh ajarkan kaka nanti?".
"Boleh dong ka".
***
Sesampainya mereka dirumah, pintu rumah tertutup rapat, tidak biasanya rumah siang-siang ditutup rapat. Namun mereka tidak tau bahwa papanya Raka sudah pulang dan sedang menyiapkan kejutan kecil untuk anaknya.
Ketika pintu terbuka.
"Surprise!!!" sorak Bu Ratna, oma, eyang dan pak Hanung dan tentu Aditya, papanya Raka.
"Papaaaaa!!! Papa sudah pulang? Kok Raka ga dikasih tau". Raka memeluk papanya yang sudah seminggu pergi ke luar kota. Mereka saling berpelukan seraya Adit mencium kening Raka. Mereka saling melepas rindu masing-masing".
"Senang sekali melihat kamu tersenyum bahagia". Batin Hanna
