NovelToon NovelToon
Menikahi Majikan Ibu

Menikahi Majikan Ibu

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Nikahmuda / Duda / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:123.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Casanova

Bella gadis berusia 17 tahun, terpaksa harus menikah dengan majikan tempat ibunya (Rosma) bekerja, demi untuk membuat ikatan antara keluarganya dan si majikan. Ibunya sudah bekerja selama 8 tahun menjadi pembantu rumah tangga di tempat sang majikan, sejak ayahnya meninggal.

Barata Wirayudha, pemilik BW Group, seorang duda cerai tanpa anak, 35 tahun. Perceraiannya 8 tahun silam mengguncang kehidupannya, sehingga dia memilih meninggalkan Jakarta dan merintis kantor cabang BW Group di Surabaya.

Di kota Surabaya dia dipertemukan dengan Bu Rosma yang dipekerjakannya sebagai pembantu rumah tangga. Bu Rosma banyak berjasa untuknya. Karena itu. akhirnya Bara meminta Bu Rosma dan kedua putrinya untuk tinggal bersamanya sekaligus membiayai sekolah putri-putrinya.

8 tahun tinggal di Surabaya, Bara harus kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaannya yang mengalami masalah. Untuk tetap menjaga hubungan dengan Bu Rosma, akhirnya Bara memutuskan menikahi salah satu putrinya.

Setelah menikah Bella ditelantarkan Bara selama 2 tahun, tidak diperlakukan selayaknya istri. Bahkan Bara seolah menghilang begitu saja. Ikuti perjalanan rumah tangga keduanya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Telepon Dari Ricko

Bara masuk ke dalam kamarnya. Begitu pintu terbuka, ia sudah disambut dengan adegan guling-gulingan antara putri kesayangan dan istrinya. Keduanya tertawa lepas.

“Ayo, Icca ke sini,” pinta bella pada gadis kecil yang bersembunyi di balik bantal.

“No ... mami," tolak Issabell, sambil tertawa.

“Ayo, Mommy tangkap lagi nanti,” goda Bella, berpura-pura hendak menerkam Issabell.

Baru saja Bella akan menyergap tubuh mungil putrinya, tiba-tiba Bara sudah memeluk erat pinggangnya.

“Mas,” ucap Bella terkejut, mendapati Bara sudah membelit perutnya dengan kedua tangan kekarnya.

“Mommy tertangkap!” ucap Bara, membuat putrinya bersorak kegirangan.

“Daddy ... yeahhh! Daddy yeahhh!!” teriak Issabell meloncat kegirangan. Kedua tangannya sedang bertepuk tangan merayakan kemenangannya.

“Jadi mommy-nya mau dilepas?” tanya Bara pada putrinya.

“No ... Daddy!” teriak Issabell.

“Jadi Mommy tetap ditangkap seperti ini?” tanya Bara tersenyum menggoda Bella. Ia makin mengeratkan pelukannya, tidak membiarkan Bella menjauh.

“Mas ... lepas,” pinta Bella, memohon.

“Putriku tidak mengizinkanku melepaskan Mommy. Aku bisa apa?” tanya Bara, usil.

“Icca, perut Mommy sakit,” ucap Bella memelas, meremas perutnya sendiri. Membuat Bara terbahak melihat ekspresi Bella yang memancing belas kasihan putrinya.

“Daddy lepas,” pinta Issabell, buru-buru menghampiri Bella yang sedang mengernyit, berpura-pura kesakitan.

“Daddy ....” Issabell merengek kali ini.

“Ya, Daddy akan melepaskan Mommy,” ucap Bara, setelah melihat putrinya hampir menangis.

“Mami cakit?” tanya Issabel, bersiap menyingkap kaos Bella. Ia mau memeriksa perut Bella yang sakit. Sontak mengejutkan Bella. Terlihat Issabell meminta Bella berbaring di ranjang.

“Mami ... doktel-doktelan,” pinta Issabell. Ia memaksa menyingkap kaos Bella.

“Tidak Icca, Mommy sudah sembuh,” tolak Bella. Kalau tidak ada Bara bersama mereka, ia tidak keberatan, tetapi saat ini laki-laki itu sedang menonton drama dokter-dokteran yang biasa Bella dan Issabell mainkan.

Bara yang melihat Bella dan Issabel saling berdebat, hanya bisa tertawa.

“Icca, please ....” Bella memohon.

“Icca??” tanya Bara heran. Sejak kapan nama panggilan anaknya berubah menjadi Icca.

“Nama yang Mas sematkan untuk putrimu itu susah untuk diucapkan. Membuang waktu hanya untuk memanggil Issabell. Jadi mulai dari sekarang aku akan memanggilnya Icca,” jelas Bella.

“Terserah padamu saja, Bell. Sejak kamu mengganti nama panggilanku menjadi Mas, kamu jadi pintar membantah dan berdebat denganku,” ucap Bara.

“Kalau Mas keberatan, aku tidak masalah memanggil Tuan seperti biasanya,” sahut Bella tersenyum.

“Tidak, aku sudah tidak biasa lagi di panggil Tuan,” jawab Bara tersenyum.

“Bell, handukku mana? Aku mau mandi sekarang. Gerah,” pinta Bara.

“Mommy mau mengambik handuk untuk Daddy dulu, ya,” pinta Bella, segera meninggalkan putrinya. Bergegas ia menuju lemari, mengambil salah satu handuk bersih untuk suaminya.

“Ini, Mas,” sodor Bella. Bara menerima handuk yang sudah terlipat rapi itu, bergegas menuju kamar mandi.

“Ayo kita main lagi,” ajak Bella, saat ini ia sudah menggulingkan Issabell. Suara tertawa, celoteh dan cekikikan Issabell membahana, memenuhi kamar tidur mereka yang luas.

Ia tertawa geli, saat Bella mengecup seluruh tubuhnya. Belum lagi saat jemari Bella menggelitik pinggang dan lehernya.

Tak lama Bara sudah muncul kembali, setelah menyelesaikan acara mandinya. Masih dengan handuk yang terlilit di pinggang Bara berdiri sambil berkacak pinggang, mendengar suara menggelegar putri kesayangannya.

“Daddy!” panggil Issabel, meloncat turun dari atas ranjang. Ia berlari dan memeluk lutut Bara.

“Daddy!” panggil Issabell sekali lagi.

Bella yang melihat kehadiran Bara, bergegas menuju lemari untuk menyiapkan pakaian suaminya.

“Ini, Mas,” sodor Bella pada Bara. Sebuah kaos rumahan dan celana pendek yang biasa dikenakan setiap berada di rumah.

“Icca sama Mommy. Daddy mau mengenakan pakaian,” bujuk Bella, menggendong Issabel kembali duduk di ranjang. Kembali, ia mengajak gadis kecil itu bercanda.

Beberapa menit kemudian, Bara yang sudah rapi muncul kembali.

“Bell, kita harus bicara,” ucap Bara, membuka pembicaraan. Ia sudah berdiri di sisi ranjang, menatap pada istri dan anaknya yang sedang bermain.

“Ada apa, Mas?” tanya Bella masih dengan santainya, sambil bermain dengan Issabel yang sekarang bergelayut manja di lehernya.

“Aku tadi bicara dengan Ibu. Aku menawari Ibu tinggal bersama kita di Jakarta,” cerita Bara.

“Ibu belum menjawab,” lanjut Bara lagi.

“Tolong bujuk Ibu, aku tidak tenang meninggalkan Ibu sendirian di sini,” ucap Bara.

Bella yang mendengar ucapan Bara, sontak memeluk erat suaminya itu tanpa malu-malu. Ini adalah pelukan pertamanya.

“Terima kasih, Mas. Aku juga tidak tenang, kalau Ibu sendirian di Surabaya,” ucap Bella setelah melepaskan pelukannya.

Issabell yang melihat ayah dan ibunya berpelukan, ikut-ikutan memeluk.

“Icca, kalau Oma ikut kita ke Jakarta mau?” tanya Bella.

“Mau ... Oma," ucap Issabell, berteriak sambil bertepuk tangan dan meloncat di atas tempat tidur.

“Ya sudah, kalau begitu nanti kita bujuk Oma, ya,” ajak Bella, tersenyum.

“Mau ... mau ... mau Daddy,” celoteh Issabell.

Ketiganya sedang bercanda dan bercengkerama di atas ranjang. Terlihat Bella yang berbaring memeluk Issabell, sambil mengusap lembut punggung Issabell. Bara sendiri memilih berbaring di samping Bella, sambil mengecek email pekerjaan yang dikirim Kevin di ponselnya.

Kehangatan keluarga kecil itu terganggu saat bunyi ponsel Bella berdering kencang. Bella menatap layar ponsel yang menyala. Ricko yang menghubunginya saat ini. Dengan panik, Bella berbalik menatap suaminya yang sedang berbaring di balik punggungnya.

“Mas ....” Bella menyodorkan ponselnya pada Bara, memperlihatkan siapa yang menghubunginya saat ini. Bella sebenarnya sedikit khawatir dengan kehadiran Ricko. Melihat tatapan suaminya yang mengandung sesuatu di matanya itu, membuat Bella akhirnya ragu mengenalkan Ricko pada suaminya.

“Mas?" tanya Bella setelah tidak mendapatkan jawaban.

Bara mengangguk, itu pun terpaksa. Ia tidak mungkin melarang Bella menerima panggilan.

“Kamu harus menerima panggilannya di depanku,” ucap Bara, memberi syarat pada istrinya.

Bella mengangguk.

“Halo, ada apa, Kak Ricko?” tanya Bella

***

Terima kasih.

Sambil menunggu ini up, bisa mampir di novelku yang lain. Dengan judul Istri Kecil Sang Presdir.

Ada Om Pram dan Kailla disana.

Love You All.

1
Raudah
bingung aku,umur rania ketika bara menikaho ibu dh 1 tahun dan 10 tahun sdh perceraian.berarti sdh besar donh rania tapi disini seperti tokoh yg belum sekolah.
Raudah
teruslah berusaha bara
Alda Margareta
kok bela letoyy banget yakkk,gak ada tegas2nya sedikit2,maless ahh
Alda Margareta
kurang tegass bellaa
Sintia Dewi
bukan blom ada cinta bara tp lunya aja yg blom sadar klok udh cinta mati sm istrimu
Gia Gigin
Aku mampir kak
Alda Margareta
keseell ihh sama si bella planga plongo,udah tau kk bgtu masih aja mikir2
Yudi Gunawan
Luar biasa
Alda Margareta
salah juga bara,knpa gak komunikasiin hal kayak gini ke bella,nampung kknya lama2 ya jatuh cinta orang satu rumah/Frown/
Ipeh Saripeh
klo disupemarket ada yang jual mommy pasti ada jual Dady juga😅
Adel Sahara
😍
Nurul Fatimah
iiiss pelik banget 🙄
Nurul Fatimah
bertele tele bnget Thor🙄 pdhal suka jln ceritanya
Nurul Fatimah
Iiih gemes
Nurul Fatimah
bagus
Lilik Juhariah
keren nih cerita emang cara menyikapi pasangan itu beda beda , sesuai dg watak masing masing , intinya jgn ada zina perselingkuhan main tangan , hrs saling terbuka,
Lilik Juhariah
bagus cerita ini real aku juga kl diromatisin malah geli , lebay
Lilik Juhariah
tergantung suami lah itu om bara, tp GK semua istri hrs sprt Kayla, saya beli baju skincare pake uang sendiri dr kerjaku seharian, tp fine aja , mau ngasih hadiah mana bisa , suami ku modelan Bara kaku , yaah Krn faktor kebutuhan yg dipikir ahirnya GK mau repotin suami ya cari uang sendiri dari pagi sampe malam
Lilik Juhariah
mau hidup enak instan ya modelan si Risa inilah contohnya GK mau kerja keras
Lilik Juhariah
lah istrinya digeret di hempas apa GK sadar toh barbini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!