NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Kitab Seratus Pengetahuan

Nacha memasuki gubuknya untuk beristirahat sementara Evindro memeriksa barang-barang yang dimilikinya.

Selain Pedang Penguasa Malam, Evindro membawa uang kertas yang sekarang tidak ada gunanya serta beberapa botol pil yang kini tidak lagi berada di tubuhnya. Evindro berpikir botol-botol itu hancur waktu tubuhnya menghantam tanah.

"Ah... Ternyata ini masih utuh." Evindro menemukan giok berwarna biru langit dalam jubahnya yang tidak lain adalah giok ingatan berisi Kitab Seratus Pengetahuan.

Setelah berhasil mendapatkannya dari Raja Obat Zara, Evindro belum memiliki banyak kesempatan untuk membaca isinya. Evindro mengalirkan tenaga dalamnya, berniat membaca Kitab Seratus Pengetahuan sambil menunggu hari menjadi terang.

Tubuhnya dipenuhi stamina dan segar setelah memakan Lobak Biru sehingga Evindro tidak merasa ngantuk. Giok ingatan di tangannya mulai mengeluarkan cahaya terang dan perlahan-lahan muncul sesuatu dalam pikiran Evindro.

Halaman demi halaman berisi informasi mulai muncul di fikiran Evindro, informasi yang tercatat beragam mulai dari tanaman, material bahkan siluman dan masih banyak lainnya.

Evindro menarik nafas dalam-dalam sebelum menahannya, dia sudah sering mendengar tentang Kitab Seratus Pengetahuan dan sekarang setelah melihatnya secara langsung dia baru mengetahui bahwa Kitab Seratus Pengetahuan bukanlah satu buku informasi biasa melainkan sebuah perpustakaan yang berisi berbagai buku pengetahuan.

Evindro bisa mencari informasi yang spesifik dengan memikirkannya, saat dia membayangkan Lobak Biru yang dikonsumsinya, Kitab Seratus Pengetahuan memunculkan dua halaman berisi informasi terkait Lobak Biru tersebut.

"Lobak Sungai Es? Mengandung energi es yang kuat, meningkatkan tenaga dalam seseorang yang berlatih menggunakan ilmu es..." gumam Evindro pelan saat membaca informasi tersebut.

Evindro menelan ludahnya ketika menyadari Lobak Biru yang ditelan olehnya ternyata merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi orang-orang seperti Winston maupun Yuki, kalau dikonsumsi oleh orang sepertinya maka khasiatnya hanya sepuluh persen aslinya.

Evindro terbatuk pelan, merasa telah menyia-nyiakan sumber daya yang berharga. Sekarang dia berharap bahwa perkataan Nacha benar, tentang ada lebih banyak Lobak Biru yang tersisa.

Selain Lobak Biru, Evindro juga mencari tentang Apel Besi dan Anggur Cabai. Evindro menelan ludahnya karena ternyata keduanya merupakan sumber daya yang tidak kalah berharga dari Lobak Biru, terutama Apel Besi yang ternyata memiliki nama asli Buah Hati Besi.

"Menurut informasi yang dimiliki Kitab Seratus Pengetahuan, Buah Hati Besi membutuhkan proses pengolahan selama 49 hari sebelum bisa dikonsumsi... Senior Arjun dengan mudah memakannya tanpa proses yang ditulis disini..." Evindro teringat suara benturan pedang yang ditimbulkan mulut Nacha saat mengunyah Apel Besi itu.

Evindro menoleh ke gubuk yang hampir rubuh, melihat Nacha dari sela-sela dinding yang lebar.

Dia mulai curiga bahwa makhluk berambut putih keperakan yang sedang tertidur pulas dengan penuh celah itu adalah bukan manusia.

Kemampuan Nacha sama sekali tidak bisa diukur oleh Evindro, namun setidaknya Evindro yakin Nacha jauh lebih kuat dari pendekar manapun yang pernah ditemuinya. Terlebih lagi, Nacha sepertinya sudah hidup untuk waktu yang sangat lama.

Evindro menghela nafas dari waktu ke waktu, dia merasa kebingungan. Demi mengalihkan fikirannya yang mulai kacau, Evindro memusatkan perhatian membaca lebih banyak informasi dari Kitab Seratus Pengetahuan.

Beberapa waktu telah berlalu dan matahari mulai terbit, suasana masih hening layaknya malam hari dan tidak ada tanda-tanda Nacha tersadar dari tidurnya.

Evindro memilih menunggu sambil meneruskan membaca, saat matahari sudah hampir berada di atas kepalanya barulah Nacha membuka mata dan bangun dari tempat tidurnya.

"Evindro, kenapa kau tidak membangunkan aku? Kau pasti sudah menunggu lama." Nacha menguap dan meluruskan badannya.

"Tidak masalah Senior, aku juga butuh istirahat lebih lama." Evindro tersenyum lembut.

"Aku akan membersihkan diri sebentar lalu membawamu ke Gunung Tanpa Batas."

Selesai berkata demikian Nacha melangkah pergi dengan kecepatan tinggi tanpa menunggu jawaban Evindro. Sekitar lima belas menit kemudian Nacha kembali, wajahnya terlihat lebih segar dan rambutnya basah. Dia membawa seember air untuk Evindro.

Evindro menggunakannya untuk membasuh wajahnya. "Apa ada sungai di sekitar sini Senior?"

"Ada danau yang terletak tidak terlalu jauh dari sini, nanti aku akan membawamu ke sana setelah kita dari Gunung Tanpa Batas."

Evindro merasa lebih segar setelah mencuci mukanya, dia meminum sedikit air yang tersisa untuk melepas dahaga. Nacha kemudian mengajaknya pergi bersamanya.

Nacha melangkah memasuki hutan dan Evindro mengikutinya dari belakang, awalnya Evindro bisa mengikuti Nacha tanpa kesulitan namun lama-kelamaan kecepatan langkah Nacha semakin cepat sampai jarak antaranya dan Evindro semakin jauh.

"Evindro, kau tidak bisa bergerak lebih cepat?" Nacha menoleh ke belakang, melihat Evindro yang semakin tertinggal jauh darinya, melihat hal ini Nacha menghentikan langkahnya.

"Senior, aku..."

Evindro belum memberi penjelasan ketika tangan Nacha meraih kerah bajunya. Tubuh Evindro terangkat dengan mudahnya lalu Nacha membawanya bergerak dengan kecepatan tinggi.

Pandangan Evindro menjadi buram serta tidak bisa menarik nafas, dia tidak pernah menduga manusia dapat bergerak secepat ini bahkan saat Evindro masih menjadi Pendekar Pedang Suci sekalipun dirinya tidak mampu melakukan yang Nacha lakukan sekarang.

Evindro tidak menyadari berapa lama waktu berjalan, yang dia ketahui hanya Nacha berhenti bergerak tepat sebelum Evindro kehilangan kesadaran.

"Evindro kita telah sampai..." Nacha menurunkan Evindro.

Evindro tidak mampu berdiri karena tidak bisa bernafas selama beberapa waktu, dia jatuh ke tanah sebelum mulai berusaha mengatur pernafasannya. Seluruh tubuhnya terasa sakit karena tekanan udara yang menghantam tubuh ketika bergerak secepat tadi.

"Ups... Sepertinya aku terlalu bersemangat..." Nacha tertawa kecil lalu menunggu Evindro memulihkan diri.

Beberapa menit kemudian barulah Evindro bisa bangkit, sebelum dia protes tindakan Nacha, Evindro terpana dengan pemandangan di hadapannya.

Sebuah gunung berada tidak jauh dari posisi Evindro dan Nacha, namun gunung yang ada di hadapan keduanya tidak biasa. Evindro menoleh sampai ke atas dan menemukan gunung tersebut bahkan menembus awan-awan di langit.

"Bagaimana ada gunung sebesar ini?!" Mulut Evindro terbuka lebar, terpana dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

Evindro tidak pernah mendengar adanya gunung seperti ini di Pulau Daratan Tengah, hal ini membuatnya kebingungan.

"Inilah Gunung Tanpa Batas, sebenarnya dari tempat kita tinggal juga bisa melihat gunung ini jika memanjat pohon yang cukup tinggi tetapi kufikir Evindro ingin melihat lebih dekat..." Nacha lalu menunjuk ke satu lubang yang cukup besar tidak jauh dari mereka, "Lubang itu adalah tempatmu mendarat, sebelum dirimu juga banyak pendekar yang jatuh dari gunung ini namun hanya dirimu satu-satunya yang berhasil selamat."

Biarpun sudah melihatnya secara langsung, Evindro masih sulit menerimanya, 'Ini artinya tempat ini bukanlah Pulau Daratan Tengah...'

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!