Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 7
Juna mengantar Shafa ke cafe milik Faiz. tepat jam delapan mereka sampai, walaupun Faiz mengatakan padanya agar datang jam 9 pas cafe nya sudah buka, tapi Shafa ingin memberikan kesan pertama yang bagus dengan tidak datang terlambat. Mungkin saja Shafa akan benar benar di wawancara dulu seperti kebanyakan pelamar, meskipun hanya sekedar formalitas karena Faiz menjamin ia akan benar benar diterima kerja disana.
"bener ini tempatnya?" tanya Juna turun dari motor dan membuka helm dari kepala Shafa. selanjutnya helm yang ia pakai dibuka juga dan melihat sekeliling cafe yang terletak dekat kampus. Area strategis juga terkesan hangat karena banyaknya tanaman yang sengaja ditempatkan di sepanjang jalan menuju pintu cafe.
"nama cafenya sih udah bener" jawab Shafa sambil mengecek ponsel yang menampilkan riwayat chat nya dengan Faiz.
Tak berselang lama, datang 2 orang perempuan dan 1 lelaki ke cafe itu. Shafa dan Juna yang sedang duduk di kursi yang berada di depan cafe, menengok dan memperhatikan mereka bertiga. salah satu perempuan yang melihat keduanya memberitahukan kalau cafe masih belum buka.
"maaf kak, cafenya masih satu jam lagi bukanya" beritahu perempuan tersebut.
Shafa berdiri dari duduknya, dan mulai memperkenalkan diri.
"oh saya kesini mau ngelamar kerja kak, lagi nunggu kak Faiz, pemilik cafe ini" jelas Shafa
"oh kamu yang mau kerja jadi waitress disini ya? Kebetulan semalam bos udah ngasi tahu kita. Masuk aja dulu, duduk di dalam sambil nunggu bos datang." terang pria yang memakai topi dan diketahui belakangan kalau dia menempati posisi bartender. Kedua perempuan itupun mempersilahkan Shafa dan Juna untuk masuk. Sedangkan mereka langsung pergi ke area belakang cafe untuk mempersiapkan pembukaan cafe.
"tunggu aja disini, bentar lagi bos juga datang. Kenalin, aku Dea." mengulurkan tangan yang disambut hangat oleh Shafa.
"tapi bos bilang katanya cuma satu aja yang mau kerja disini, tapi ko berdua yah?" lanjut Dea penasaran karena Juna yang masih setia mendampingi Shafa.
"dia teman saya kak, cuma nganterin aja. Saya Shafa." terang Shafa menoleh ke arah Juna.
Tak berselang lama, pintu cafe terbuka. Memunculkan sosok Faiz yang masih memakai helm dan sarung tangan.
"pagi" sapanya ketika pintu itu terbuka
"pagi bos" jawab bartender yang bernama Ifan dibalik meja kerjanya yang berisikan banyak gelas dan alat pembuat kopi.
"ada tamu bos" lanjut Dea menunjuk Shafa.
"oh kamu udah Dateng? langsung ke ruangan gue aja di atas. Yuk" ajaknya sambil berjalan ke lantai dua cafe tersebut.
"iya kak" jawab Shafa. Tapi sebelum berjalan, dia menoleh ke arah Juna yang masih serius menatap ke arah kepergian Faiz.
"lo pulang aja. Gue bisa sendiri nanti" ucap Shafa.
"santai aja. Sana gih" balas Juna seadanya sambil mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.
Tiba di lantai dua, Shafa berjalan menuju ruangan berpintu yang tertutup. Mengetik dua kali, sampai ada suara yang memperbolehkannya masuk ke dalam.
"duduk sini" sambut Faiz di meja kerjanya yang terdapat setumpuk kertas.
"tadi siapa? Pacar kamu?" Faiz berkata dengan wajah yang masih melihat ke arah tumpukan kertas tanpa menatap Shafa.
"oh itu teman aku kak. Rio juga kenal, kita satu sekolahan" jelas Shafa.
Faiz akhirnya menatap Shafa dan mengangguk. Dia mulai menyodorkan beberapa kertas yang ternyata perjanjian kontrak kerja. Dia menyuruh Shafa untuk membacanya dan menandatangani jika Shafa setuju dengan isi kontraknya. Di dalam nya berisikan Shafa bisa bekerja dengan dua shift, yakni pagi dan sore. Dari pukul 8 hingga pukul empat. Dan jika shift dua, ia bekerja dari pukul tiga sampai pukul sepuluh.
Faiz masih menatap Shafa yang serius membaca kontrak kerjanya. Tak lama, Shafa mulai membubuhkan tanda tangannya di kertas tersebut.
"setuju? Gak ada yang mau di komplain?" tanya Faiz.
"gak perlu kak." jawab Shafa menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Faiz balas tersenyum dan mengulurkan tangannya ke depan Shafa yang disambut hangat oleh Shafa.
"selamat bekerja. kamu bisa kerja hari ini. Tinggal tanyain ke Dea atau Rossa kerjaan kamu kayak gimana. gue udah kasih tahu mereka tugas tugas Lo."
"Oke..makasih kak. Aku langsung turun ya." pamit Shafa yang di angguki Faiz.
Shafa yang sudah turun ke lantai satu, masih menemukan sosok Juna yang masih betah dengan ponselnya. Yang berbeda hanya ada segelas minuman di hadapannya.
"Lo masih disini? Gue mulai kerja sekarang. Pulang aja kalo udah selesai main hape nya." ucap Shafa
perhatian Juna teralihkan dari ponsel ke arah Shafa yang mulai berjalan ke arah belakang cafe dan mulai meminta penjelasan kepada rekan seniornya untuk tugas tugas yang harus ia kerjakan. Terlihat Shafa yang memakai apron dan mulai ikut membersihkan meja dan kursi yang masih belum rapi. Juna menyimpan ponselnya dan menyeruput minumannya sembari masih melihat ke arah Shafa. selanjutnya dia berjalan ke arah Shafa untuk berpamitan pulang.
"pulang jam berapa?" tanya Juna
"sekitar jam empat"
"kalau sempat, gue jemput Lo. Gua pamit ya. Hati hati kerjanya" pamit Juna yang dibalas lambaian tangan Shafa.
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya