perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Kedatangan pendekar dari perguruan Harimau Hitam
"Untuk sementara masalah ini aku lupakan Ki, "Nyi Sangguh lalu menghampiri suaminya.
" Kalau begitu ayo kita masuk kedalam Nyi "Ki Pancur lalu melangkah. Nyai Sangguh segera menyusulnya.
" Tinggu..! "Terdengar teriakan dari Matsapati. " Kalian berdua tidak akan bisa masuk kedalam karena bangunan itu dilindungi oleh dinding gaib di sekelilingnya. "
"Dinding gaib" desis Ki Pasung seraya menghentikan langkahnya.Lalu menoleh pada Nyi Sangguh di belakangnya.
"Pantas dari tadi mereka masih berada di luar Ki, rupanya mereka terhalang oleh Dinding pelindung bangunan ini" gumam Nyi Sangguh.
"Kami sudah berusaha menghancurkan dinding pelindung itu Ki, tapi usaha kami semuanya tidak membuahkan hasil.Aku pikir dengan kita semua bekerjasama kemungkinan besar dinding itu dapat kita hancurkan. Bagaimana Ki Pasung dan Nyi Sangguh? " Matsapati minta pendapat mereka berdua dan berharap mendapat persetujuan dari keduanya.
Dua orang tua itu tidak langsung menanggapi perkataan Matsapati dan melanjutkan langkahnya maju ke depan untuk membuktikan kebenarannya.
Setelah sampai di dekat bangunan itu Ki Pasung segera memeriksa dan ia pun mendapati adanya dinding pelindung tersebut.
"Hmm.. rupanya benar kata Matsapati,bangunan ini memang dipasangi dengan dinding pelindung. Aku rasa tidak ada salahnya jika kita bekerjasama dengan mereka, Nyi. " Ki Pasung setuju dengan ajakan Matsapati.
"Apa tidak sebaiknya kita coba dulu Ki, dengan gabungan kekuatan kita siapa tahu dinding ini bisa kita hancurkan. " Nyi Sangguh seperti kurang setuju dengan keputusan suaminya yang mau bekerjasama dengan mereka.
Ki Pasung menggelengkan kepalanya, "Kau jangan bodoh Nyi, bukankah kau sendiri tahu bagaimana kesaktian Matsapati dan Gandama yang ditambah dengan Arimba. Mereka saja tidak mampu apalagi kita" Ki Pasung membalikkan badannya menuju ke arah Matsapati. Nyi Sangguh tidak berkata kata lagi dan membenarkan ucapan suaminya.
"Baiklah Matsapati, aku setuju dengan tawaran mu tadi,kita bisa langsung masuk bersama-sama setelah dinding pelindung itu hancur. " kata Ki Pasung.
Matsapati menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Ki Pasung yang seperti itu. "Tidak bisa seperti itu Ki Pasung, kami bertiga harus masuk terlebih dahulu mengingat jasa kami lebih besar dari kalian.Dan saya kira itu keputusan yang adil. " ucap Matsapati menunggu reaksi mereka berdua.
"Tidak bisa begitu, sangat tidak adil jika kami masuk belakangan apa yang kami dapat nanti, kau jangan ingin menang sendiri, Matsapati"Nyi Sangguh melonjak emosinya dengan keputusan Matsapati yang dianggap tidak adil.
"Dengar Nyi Sangguh, aku rasa keputusan kakang Matsapati cukup adil,karena kami bertiga yang menyumbang tenaga paling besar di bandingkan kalian yang hanya berdua saja. " Gandama yang dari tadi diam ikut bersuara.
"Tentu saja kau membela Matsapati Gandama karena kau berada di pihaknya, aku tetap tidak setuju kau anggap kami berdua orang-orang bodoh yang bisa kalian permainankan" Nyi Sangguh bersikeras menolaknya.
"Ya aku rasa keputusan mu memang tidak adil Matsapati, kami mau bekerjasama jika kita semua langsung masuk bersama-sama" Ki Pasung sependapat dengan istrinya.
Panas hati Matsapati mendengar Ki Pasung dan Nyi Sangguh berani tawar-menawar dengannya.Tapi jika saat ini memilih bentrok dengan mereka sama saja akan sia sia kedatangan kemari sebelum berhasil mendapatkan harta karun yang dicarinya.
"Baiklah aku setuju dengan dengan permintaan kalian dari pada kita semua gagal masuk kedalam" Matsapati akhirnya mengalah dengan rasa marah yang tertahan.
"Bagaimana dengan mu Cakra Bayu, apakah kau juga ingin tawar-menawar seperti mereka? " tanya Matsapati.
"Tentu saja aku ingin langsung ikut masuk bersama-sama dengan kalian,kalau aku menunggu setelah kalian sama saja aku kehilangan harapan." ucap Cakra Bayu.
Nyi Sangguh segera menoleh ke arah pemuda itu dengan tatapan tajam. "Cakra Bayu kau hanya seorang diri dan kemampuan mu pun masih jauh di bawah kami, jadi jangan ngelunjak kau berani melakukan tawar-menawar" damprat Nyi Sangguh.
"Siapa bilang Cakra Bayu datang sendirian, aku berada di pihaknya" Terdengar suara menggema di udara membuat semua orang penasaran.
"Siapa itu" teriak Nyi Sangguh.
Tidak lama setelah itu munculah seseorang dari arah belakang mereka, orang itu berambut putih dengan mengenakan pakaian harimau seperti yang dipakai Cakra Bayu.
"Rawasana, "ucap Nyi Sangguh dan Ki Pasung serempak.
Matsapati dan Gandama pun terkejut melihat kehadiran Rawasana wakil ketua perguruan Harimau Hitam itu.
"Paman Guru" Cakra Bayu buru-buru menyambut kedatangannya.
"Aku tidak menyangka kau juga tertarik dengan bangunan tua ini Rawasana" Nada bicara Matsapati terdengar tidak suka dengan kehadirannya.
"Hanya orang bodoh saja yang mau melewatkan kesempatan ini Matsapati, aku tahu harta apa yang kau cari di reruntuhan bekas perguruan elang hitam ini.Kau mencari baju badak hitam bukan, aku pun demikian Matsapati" Rawasana membuka rahasia terpenting di dalam reruntuhan itu.
"Jadi baju badak hitam yang terkenal sakti dan kebal terhadap berbagai senjata itu berada di sini Rawasana? " Nyi Sangguh terkejut baru mengetahuinya.
Rawasana mengangguk "Kau mungkin baru tahu Nyi, tapi tidak dengan Matsapati dan Gandama, aku yakin mereka sudah tahu jauh-jauh hari"
"Untung kau datang Rawasana,sehingga aku jadi tahu keberadaan benda pusaka langka itu " Nyi Sangguh siap bersaing dengan mereka semua.
"Hahahaha...! Rahasia apapun akan selalu ketahuan oleh mu Rawasana, memang benar tujuan ku ke sini tidak lain untuk mencari baju itu" Matsapati mengakuinya.
Di tempat persembunyiannya yang tidak jauh dari mereka, Barata mengangguk-angguk mendengar orang yang bernama Rawasana menyebut baju badak hitam berada di dalam reruntuhan.
"Melihat keberadaan Rawasana ada di sini aku tidak keberatan jika kau ikut masuk bersama kami Cakra Bayu" Matsapati seakan sudah malas untuk berdebat.
"Kalau begitu tunggu apalagi ayo kita hancurkan dinding pelindung itu" ucap Ki Pasung sudah tidak sabar.
"Tunggu dulu" Rawasana mengangkat tangannya.
"Ada apa Rawasana? " tanya Matsapati.
"Anak muda keluarlah mau sampai kapan kau akan bersembunyi" teriak Rawasana ke arah pohon besar berjarak sekitar sepuluh tombak di belakangnya tempat persembunyian Barata dan Andini.
Semua mata pun tertuju pada pohon besar yang ada di belakang Rawasana,mereka ingin tahu siapa orang yang bersembunyi.
"Tuan kita ketahuan" ucap Andini.
"Apa boleh buat, mari kita keluar. " Barata memegang erat tangan Andini lalu melesat ke luar untuk bergabung dengan mereka.
Mereka semua langsung terbelalak begitu melihat kemunculan seorang pemuda berpakaian biru dan seorang gadis kecil berpakaian merah muda.Terutama Arimba, ia tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya baru mengetahui kehadiran mereka.
"Bukankah kalian yang ada di kedai malam itu" tanya Arimba seakan tidak percaya.
"Benar nona kami adalah dua orang yang tadi malam berbagi meja dengan mu,. " jawab Barata singkat.
"Kau kenal dengan mereka Arimba," tanya Gandama.
Arimba menggelengkan kepalanya "Tidak guru bertemu pun baru kali ini" jawabannya.
Nyi Sangguh memperhatikan Barata lekat-lekat dari ujung kaki sampai kepala lalu berkata "Aku sungguh kagum pada mu anak muda, seorang pendekar tingkat langit tahap menengah tapi mampu bersembunyi dari kami begitu lama tanpa kami ketahui.Ini cukup menarik" ucap Nyi Sangguh sambil tersenyum penuh misteri.
"Aku ucapkan terima kasih atas pujian mu Nyi" Barata diam-diam meningkatkan kewaspadaannya setelah melihat kemampuan wanita tua waktu bertarung dengan Arimba tadi.
mksh atas sajian ceritanya Thor