Pertemuan yang tidak disengaja pada hari itu membuat Gadis yang berasal dari desa bertemu dengan seorang Pria yang akan merubah hidupnya.
“Namaku Rian….siapa namamu?”
Ini karya pertama author mudah-mudahan kalian bisa menerimanya, salam sayang selalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona~felic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 7
Gadis melihat keluar, tampak ramai sekali orang lalu lalang ditempat bus pun berhenti, itu pertanda bahwa bus sudah sampai di daerah tujuan. Gadis melihat kesamping dan tidak mendapati Rian, gadis menghela napasnya berat lagi dan lagi.
“Pria itu datang dan pergi tanpa diundang, seperti jailangkung saja.” Gerutu Gadis sendiri.
“Setidaknya pria itu berpamitan apa, karena bagaimanapun juga tadi kan kita sudah kenalan, jadi kita sudah mengenal satu sama lain. Yah walaupun diantara kita selalu saja ada perdebatan tapi sebagai makhluk sosial bukannya kita harus saling menghargai dan menghormati??” Gadis bermonolog sendiri sambil membereskan barang-barangnya,
Gadis meninggalkan bus dan mulai mencari angkot menuju alamat yang akan dituju.
Setelah Gadis pergi menaiki angkot, ternyata Rian kembali ke dalam bus, ternyata dia tadi pergi untuk membuang air kecil yang sudah ia tahan dari tadi. Makanya tanpa pamit,
Rian pergi ke toilet karena pikirnya ia akan pergi sebentar. Tidak tahunya sampai di toilet ternyata banyak orang yang mengantre ingin menggunakan toilet. Alhasil kini saat Rian kembali ia sudah tidak melihat gadis lagi di sana.
” Sial…. Belum juga nanya dia mau pergi kemanal. Aach… ini gara-gara tadi nih gue ngantre lama!!” Umpatnya kesal sendiri memukul angin,
pergi dengan tangan yang kosong. Berjalan di terminal sendirian dia dikejutkan oleh asisten ayahnya dari belakang.
“Tuan muda Rian, anda sudah sampai? Mari saya antara anda pulang kerumah tuan besar.” Kata Cristian pada Rian datar sedatar tembok pada Tuan mudanya yang memang susah sekali diatur.
Rian mendengus dan dengan langkah terpaksa dia mengikuti asisten sang ayah menuju mobil yang sudah terparkir dengan rapi.
Sesampainya di dalam mobil Rian berkata
” bang Cris….. aku mau ke apartemen dulu, mau istirahat. Entar malam baru pulang ke rumah papa. Aku capek kehabisan tenaga dari perjalanan jauh, jadi nga ada tenaga buat ngeladenin papa.” Sambil memejamkan mata dan memasang kembali headset di telinganya.
Cristian menghela napas sebelum menjawab, dia sudah menduga bahwa sang tuan muda akan susah sekali diatur. Kalo sudah begini Cris mau gimana lagi , kalo tuan mudanya sudah berkata begitu, berarti tidak bisa diganggu gugat lagi.
Lama sudah Cristian mengenal tuan mudanya. 8tahun mengabdi pada keluarga wijaya membuat Cristian mengenal sedikit tidaknya karakter bos beserta tuan mudanya.
Cristian juga merasa bersalah akan meninggalnya ibu Rian karena di saat itu Cris berada di luar kota mengunjungi keluarganya karena adiknya menikah. Jadi saat itu Ibu Rian benar-benar sendiri membawa mobil tanpa pendamping. Karena papa Rian juga berpikir tempat pertemuannya tidak jauh, jadi aman-aman saja.
Namun siapa sangka Tuhan berkehendak lain, kecelakaan naas itu harus terjadi. Cris ingat betapa keluarga Wijaya adalah keluarga harmonis yang saling mencintai, tapi setelah nyonya meninggal. Seakan keluarga mereka pun ikut hancur, sungguh disayangkan.
“Baik tuan muda.” Kata Cristian pada akhirnya.
Cris melajukan kuda besi itu dengan pelan namun pasti, hingga akhirnya sampai di apartemen mewah Rian. Cristian membangunkan tuan mudanya dari arah pintu penumpang. Rian menoleh karena kebetulan juga batre handphone nya mati karena kehabisan daya sehingga sekarang dia bisa mendengar asisten ayahnya berbicara.
Dengan malas Rian beranjak dari kuda besi itu dan keluar menuju kamar apartemennya.