Awalnya Andien begitu dingin pada seorang pria tampan yang sedang melakukan kkn di wilayah tempat tinggalnya.
Reza yang begitu terpukau dengan kecantikan Andien berusaha mendekati gadis itu dengan segala cara.
Ketika Reza mampu menaklukkan hati Andien hingga gadis ini hamil. Sayangnya Reza ingkar dengan janjinya saat merenggut kesucian Andien.
Gadis ini akhirnya meninggalkan tanah air dan menerima bea siswa dari universitas luar negeri yang pernah ia daftar. Di sanalah ia melahirkan bayi kembar empat yang merubah hidupnya menjadi wanita tangguh mengurus ke empat anaknya.
Tujuh tahun berlalu, Reza dipertemukan kembali dengan Andien ketika keempat anaknya tercatat sebagai bocah jenius yang mampu menciptakan alat perekam digital yang mampu menembus pasar gelap bagi para mafia.
"Apakah Andien akan memaafkan Reza yang pernah mengabaikan permohonannya?"
"Apakah Reza mau mengakui kepada dunia untuk anak kembar empat yang pernah ia minta untuk digugurkan?"
Ikuti perjalana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Syok
Andien begitu gugup saat mengetahui kedatangan ibunya ke Jakarta malam itu juga. Itu berarti ibunya akan mengetahui kehamilannya dan akan membunuhnya saat itu juga.
"Ya Tuhan, bagaimana ini?" Tanya Andien sambil berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan perasaan gelisah.
Andien mencoba menghubungi adiknya untuk menahan ibu mereka agar tidak jadi berangkat malam ini.
"Adam, apakah mbak bisa meminta tolong kepadamu?" Tanya Andien.
"Ada apa mbak Andien?" Mau minta tolong apa pada Adam?"
"Aku ingin kamu melakukan sesuatu untuk mencegah ibu ke Jakarta karena mbak tidak ingin begitu sedih saat melihat wajah ibu di bandara." Ucap Andien bohong.
"Bagaimana caranya mbak?" Ibu sudah siap berangkat ke stasiun." Ucap Adam.
"Apa..?" Adam tolong bilang ibu, kalau penerbangan Andien di majukan sekitar jam 5 subuh." Ucap Andien yang lagi-lagi berbohong.
"Baiklah mbak!" Adam menutup pembicaraannya dengan Andien.
"Ada apa dengan mbak Andien?" Kenapa dia sepertinya begitu ketakutan bertemu ibu?" Tanya Adam curiga pada saudara kembarnya itu.
"Ibu!" Kata mbak Andien penerbangannya dimajukan pukul lima pagi, itu berarti ibu tidak bisa bertemu dengan mbak Andien." Ucap Adam.
"Ya Allah, kasihan putriku, berangkat ke luar negeri tanpa dilihat oleh orangtuanya." Ucap nyonya Yuni sedih.
Iapun menghubungi lagi putrinya itu, namun tidak tersambung.
"Lho ko di luar jangkauan nomor Andien, mas?" Tanya Nyonya Yuni heran.
"Mungkin ponselnya lagi di cass, Bu." Ucap suaminya yang menghibur kegundahan hati istrinya saat ini.
"Kasihan putriku, ia berangkat tanpa kita bekali dengan makanan kesukaannya." Nyonya Yuni merasa lebih kehilangan putrinya saat ini daripada Andien hanya kuliah di Jakarta.
"Cukup uang saja yang dibutuhkan Andien untuk biaya hidupnya di sana. Ibu nggak usah mikirin makanan lainnya untuk Andien. Tidak usah merepotkan putrimu karena dia baru menginjak negara itu. Kita tidak tahu bagaimana kesulitannya nanti ketika tiba di negara orang asing." Ucap tuan Rendra menenangkan istrinya.
Nyonya Yuni akhirnya mengerti juga dengan penjelasan suaminya. Ia pun hanya menuliskan pesan dengan syarat nasehat yang terbaik untuk putrinya itu.
"Rumah ini makin sepi kalau Adam dan Agam sudah berangkat ke Jogja Minggu depan. Beruntunglah dua putra kita kuliahnya dekat jadi, kita bisa mengunjungi mereka kapan saja." Ucap tuan Rendra lalu mengajak istrinya untuk berbaring.
Sementara itu, Andien mengemas semua barang-barangnya untuk dibawa ke luar negeri. Keesokan paginya, Andien sudah berada di bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan boarding pass. Ia harus melewati beberapa pemeriksaan untuk masuk ke ruang tunggu.
Tidak berapa lama, panggilan
pesawat dengan nomor penerbangan miliknya sudah siap berangkat. Seperti penumpang lainnya, Andien sudah berdiri di antrian panjang bersama penumpang lainnya.
Andien menempati kursi bisnis setelah meminta pramugari membantu menaruh koper miliknya. Andien duduk dengan santai di dekat jendela bersebelahan dengan pemuda tampan yang merupakan blasteran Indonesia- Amerika.
Andien membuka bukunya dan mulai masuk ke dunia ilmu yang sedang di dipelajarinya. Begitu pula dengan pemuda tampan yang duduk di sebelahnya sambil membuka laptop miliknya.
Pesawat itu mulai meninggalkan tanah air Indonesia." Selamat tinggal Indonesia, aku tidak tahu, entah kapan aku bisa menginjak lagi negeri makmur aman sentosa sepertimu, wahai ibu Pertiwi." Ucap Andien begitu puitis.
Sepanjang perjalanan Andien tidak mau bertegur sapa dengan partner bangkunya. Ia lebih asyik dengan bukunya membuat pria tampan disebelahnya ikut diam seribu bahasa.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Setibanya di bandara setempat, Andien meminta bantuan pria tampan di sebelahnya untuk mengambil koper miliknya karena Andien tidak ingin membahayakan janinnya saat ini dengan mengangkat berat koper itu.
"Permisi Tuan!" Apakah anda membantuku mengambil koper milikku?" Tanya Andien hati-hati.
"Oh tentu nona, dengan senang hati." Ucap pria tampan itu sambil tersenyum pada Andien yang terlihat sangat cantik di hadapannya.
"Terimakasih Tuan!" Ucap Andien singkat.
Pria tampan itu memberikan koper Andien dan keduanya akhirnya berkenalan sambil menyebutkan nama mereka masing-masing.
"Andien!
"Leonardo!"
"Apakah kamu baru menginjak Kolombia?" Tanya Leo setibanya mereka di ruang kedatangan.
Andien tidak bisa menjawab pertanyaan tuan Leonardo karena ia merasakan kembali mual.
"Maaf tuan Leo, di mana aku bisa menemukan toilet wanita?" Tanya Andien sambil menahan rasa mualnya.
"Mari saya antar Andien, karena masih cukup jauh dari sini." Ucap Leo sambil membawa koper milik Andien.
Andien buru-buru masuk ke toilet lalu memuntahkan semua isi perutnya. Tubuhnya terlihat makin lemas dengan wajah yang sangat pucat seperti mayat hidup. Ia pun keluar dari toilet itu dan menghampiri tuan Leo yang menunggunya dengan sabar.
"Maafkan saya Tuan!" Ucap Andien malu-malu.
"Andien, kamu terlihat sangat pucat, Apa kah kamu mau aku antar ke rumah sakit?" Tuan Leo mencoba menawarkan kebaikannya pada Andien.
"Saya tidak apa-apa tuan Leo." Ucap Andien sambil berjalan pelan karena sangat pusing.
Tuan Leo mengambil kursi roda untuk penyandang cacat yang tersedia di ruang kedatangan. Ia pun meminta Andien untuk duduk di kursi roda agar gadis itu tidak pingsan di bandara.
"Duduklah di sini Andien!" Aku akan membantu mendorong kursi roda ini. Biar barang-barang kita dibawa oleh portil." Ucap tuan Leo.
"Maafkan saya Tuan Leo!" Ucap Andien lalu duduk di kursi roda itu.
Setibanya di pintu keluar kedatangan, Tuan Leo di sambut oleh asistennya.
"Selamat datang tuan Leo dan ini siapa?" Tanya asistennya yang merasa asing dengan gadis yang dibawa Leo saat ini.
"Kekasihku," Ucap Leo dalam bahasa Perancis agar Andien tidak mengerti.
"Nona Andien, sebaiknya anda ke rumah sakit dan setelah itu anda boleh ke apartemen." Ucap tuan Leonardo lalu meminta sopirnya mengantar mereka ke rumah sakit.
"Tuan Leo, aku mohon tidak usah berlebihan memperlakukan diriku karena aku baik-baik saja." Ucap Andien yang ketakutan jika Keo mengetahui dirinya saat ini sedang mengandung.
"Tidak apa Andien, aku senang melakukannya." Ucap Leo terlihat santai.
Andien merasa sangat serba salah setibanya di ruang dokter.
"Maaf nona Andien, apakah saat ini anda sedang hamil?" Tanya dokter penyakit dalam itu membuat tuan Leo mengernyitkan keningnya menatap wajah Andien yang masih terlihat pucat.
"Benarkah, saat ini anda sedang hamil?" Tanya Leo yang merasa tidak percaya dengan pengakuan dokter karena dia melihat Andien begitu muda.
Andien mengangguk dengan menahan air matanya agar tidak mudah tumpah.
"Tapi, saya sarankan agar anda mau memeriksanya langsung ke dokter spesialis kandungan." Ucap dokter tersebut.
"Ayo Andien, kita akan ke ruangan dokter Sonya ." Ucap tuan Leo lalu ke ruang praktek dokter spesialis kandungan.
Dokter Sonya menyambut pasangan ini yang dikiranya suami istri.
Dokter Sonya mengarahkan stik USG ke perut Andien dan sesaat kemudian, dokter Sonya tersenyum menatap wajah Andien dan tuan leo secara bergantian.
"Selamat tuan, nona, kalian berdua di karuniai bayi kembar empat." Ucap dokter Sonya membuat Andien makin syok atas kehamilannya yang tidak tanggung-tanggung memiliki bayi kembar empat.
Ndak usah marah...yg jelek buang ke sampah aja ya....🤭🤭🤭🤗🤗
semoga kesehatan dan keselamatan iman dan ilmu u kita semua...🤲🤲..aamiin
semangat trs Thor...💪💪💪..♥️♥️
Terima kasih juga mbak Author sudah di ijinin baca sampai Tamat 🙏👍❤