Yan Ruyin, nama yang membuat semua orang di Kediaman Shen jijik. Wanita genit, pengkhianat, peracun… bahkan tidur dengan kakak ipar suaminya sendiri.
Sekarang, tubuh itu ditempati Yue Lan, analis data abad 21 yang tiba-tiba terbangun di dunia kuno ini, dan langsung dituduh melakukan kejahatan yang tak ia lakukan. Tidak ada yang percaya, bahkan suaminya sendiri, Shen Liang, lebih memilih menatap tembok daripada menatap wajahnya.
Tapi Yue Lan bukanlah Yan Ruyin, dan dia tidak akan diam.
Dengan akal modern dan keberanian yang dimilikinya, Yue Lan bertekad membersihkan nama Yan Ruyin, memperbaiki reputasinya, dan mengungkap siapa pelaku peracun sebenarnya.
Di tengah intrik keluarga, pengkhianatan, dan dendam yang membara.
Bisakah Yue Lan membalikkan nasibnya sebelum Kediaman Shen menghancurkannya selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Beberapa hari kemudian, kondisi Yue Lan perlahan membaik.
Tubuh Yan Ruyin yang sebelumnya lemah kini sudah mampu berdiri lebih lama. Langkahnya masih ringan, namun tidak lagi limbung. Luka di tenggorokan akibat dehidrasi memang belum sepenuhnya pulih, tetapi setidaknya ia tidak lagi merasa seperti akan pingsan setiap kali bernapas terlalu dalam.
Paviliun itu tetap sunyi. Selama beberapa hari tersebut, Shen Liang tidak sekali pun datang. Tidak ada pesan. Tidak ada pelayan yang dikirim atas namanya. Seolah kejadian di penjara dan percakapan singkat mereka tidak pernah terjadi.
Yue Lan justru memanfaatkan waktu itu untuk memulihkan diri.
Ia makan perlahan, belajar mengatur napas, dan mendengarkan Xiaohe menceritakan hal-hal kecil yang selama ini luput, kebiasaan para anggota keluarga Shen, aturan tidak tertulis di kediaman, serta siapa saja yang harus ia hindari.
Pada hari kelima, menjelang sore, Xiaohe masuk dengan wajah tegang.
“Nyonya,” katanya pelan, “hamba mendapat perintah.”
Yue Lan mengangkat kepala. “Perintah apa?”
“Agar Nyonya menghadiri makan malam keluarga,” jawab Xiaohe, "mereka tidak menerima alasan kalau Nyonya masih belum pulih."
"Kapan acara itu?"
“Seperti biasa, setiap akhir pekan.”
Yue Lan terdiam sejenak. Menurut cerita Xiaohe, jamuan itu bukan sekadar makan bersama. Itu adalah ajang penilaian, tempat di mana setiap gerak-gerik bisa dijadikan bahan tudingan. Dan bagi Yan Ruyin, makan malam keluarga selalu berakhir buruk.
“Siapa saja yang hadir?” tanya Yue Lan.
“Kepala keluarga, Nyonya Shen, Tuan Muda Shen Wei dan istrinya, Nyonya Tian er , Nona Meirong, serta Tuan Muda Shen Liang dan nyonya.”
Yue Lan mengangguk pelan. Tubuhnya masih lemah. Posisinya masih rapuh. Dan reputasi yang melekat padanya belum berubah sedikit pun.
Namun menghindari jamuan itu hanya akan membuatnya terlihat semakin bersalah.
“Siapkan aku,” kata Yue Lan akhirnya. “Sederhana saja.”
Xiaohe tampak terkejut. “Nyonya yakin? Biasanya nyonya selalu ingin tampil mencolok, ingin terlihat paling memukau. Dan juga untuk menarik perhatian....”
“Untuk menarik perhatian siapa?” tanya Yue Lan datar.
Xiaohe ragu sejenak sebelum menjawab dengan hati-hati, “Perhatian Tuan Muda Shen Wei… akhir-akhir ini, nyonya dan beliau terlihat sangat dekat. Bahkan beberapa kali, Tuan Muda Wei keluar dari paviliun nyonya sebelum pagi.”
Yue Lan mendengus pelan. Dalam hati, rasa kesal langsung naik.
Bisa-bisanya tubuh ini berselingkuh dengan kakak iparnya sendiri.
Ia menekan emosinya, meski jijik masih tertinggal.
Padahal suaminya…
Yue Lan teringat wajah Shen Liang, meski dingin, tenang, tapi dia terlalu tampan untuk diabaikan.
Apa sebenarnya yang dicari wanita ini sampai harus menghancurkan dirinya sendiri seperti itu?
Ia menghela napas pelan.
“Sederhana saja,” ulangnya. “Aku tidak perlu perhatian siapa pun.”
“Baik, Nyonya. Mari kita pilih gaun terlebih dahulu,” kata Xiaohe.
Gadis itu segera mengambil beberapa helai gaun dan membentangkannya di hadapan Yue Lan.
Namun pemandangan itu justru membuat Yue Lan mengernyit.
Warna-warnanya terlalu mencolok, hampir menyilaukan mata. Potongannya pun berani, memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak perlu dipamerkan.
Jadi di zaman seperti ini pun ada gaun seberani ini…
Yue Lan bergumam dalam hati, tak menyembunyikan rasa herannya.
Ia mengalihkan pandangan. “Ada yang lebih tertutup?” tanyanya pelan.
“Tapi ini semua adalah gaun andalan Anda, Nyonya,” kata Xiaohe ragu.
Yue Lan menutup matanya sejenak, menahan rasa kesal.
“Semua gaun itu membuatku terlihat seperti wanita dari rumah hijau, Xiaohe.”
Maksud Yue Lan adalah perempuan penghibur. Namun Xiaohe yang tidak memahami istilah itu hanya mengernyit bingung, lalu mengangguk kecil.
“Baik, Nyonya…”
Ia kembali membuka lemari, mencari gaun milik Yan Ruyin yang potongannya lebih tertutup dan tidak terlalu mencolok.
semangat thor jangan lupa ngopi☕️