NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Danau ini terlihat luas sampai hampir tak berujung, tembok batu tinggi menjulang dibelakang seperti sebuah benteng, kabut berada di sekitar membuat jarak pandang terbatas, hawa dingin menusuk tulang, beberapa pohon dan rerumomputan tumbuh dengan subur, ikan di danau sesekali muncul ke permukaan, sebenarnya aku dimana?

apakah aku sudah mati?

apakah aku dibawa jin ?

siapakah perempuan mirip nenek itu ?

aku melihat nenek itu juga memandangku dengan tanda tanya,

" nenek namamu siapa ?" tanyaku, pertanyaan dasar saja

" aku bernama Sariasih " aku mengkerutkan kedua alisku, nama nenek ku adalah Sariarti, apakah mungkin mereka kembar

" apa kau punya saudara nek ?" tanyaku lagi

" entahlah aku tidak ingat " nenek sari menjajariku duduk di rerumputan, aku menarik nafas panjang.

" sejak kapan nenek di sini ?" tanyaku lagi

" aku tidak ingat, tiba-tiba aku sudah di sini, menyaksikan beberapa orang datang dan pergi dari tempat ini, mereka masuk pintu itu dan tidak pernah kembali lagi kesini" cerita nenek Sari sambil menunjuk ke arah tebing padas tinggi itu,aku masih mendengarkan ceritanya

" nenek tidak pernah mencoba keluar dari sini ?" tanyaku lagi, nenek sari menggeleng,

" disini cukup nyaman, semua kebutuhanku terpenuhi, buat apa aku keluar dari sini ?" kilahnya

tidak banyak yang bisa kukorek dari Nenek sari, dia sangat misterius dan tidak sesederhana kelihatannya, aku mengngguk mengerti dan berusaha mencari tahu sendiri.

nenek sari menjamuku, makanan berupa buah, umbi-umbian dan ikan bakar disajikan, mewah.

hari pertama aku disana aku mencoba berjalan dan mengenali tempat itu, tapi sejauh aku berjalan mengelilingi danau aku akan kembali ke tempat semula, tempat isolasi ini terlalu misterius, ada selubung kabut yang tidak tertembus, malam itu setelah capek seharian berputar nenek Sari membiarkanku istirahat di gubuknya, aku tidur di amben depan, begitu mendapati tempat tidur aku langsung terlelap.

hari kedua aku mulai berkeliling dan melihat tembok, ada dua pintu gua gelap, tidak nampak apa yang ada di ujung kedua gua itu, aku mencoba mencari bagian dari dinding yang mempunyai celah untuk kupanjat, aku masih mempunyai sedikit kemampuan untuk itu.

beberapa kali dalam seharian aku mencoba menaiki tebing batu itu, pada akhirnya dengan susah payah aku berhasil menaiki satu tebing, dan alangkah kagetnya ketika aku sudah sampai diatas aku melihat kebawah dibalik tebing adalah laut yang luas, ombak menderu aku menjadi putus asa, membayangkan kami berada di tengah lautan, sebenarnya tempat apa ini?

pada hari ketujuh aku sadar satu-satunya jalan entah itu kemana adalah gua gelap, setelah menggabut disana memancing ikan, membantu merawat umbi dan sayuran nenek Sari.

" nenek aku akan mencoba jalan gua itu, aku merasa bukan disini tempatku, walaupun nenek adalah orang baik " kataku sambil memberikan senyum terbaik.

nenek Sari mengangguk " aku tidak bisa mengatakan seharusnya gua mana yang harus kau pilih, itu diluar kemampuanku, tapi ketika kau bisa kembali ke rumahmu, maka carilah orang bernama Gendara di lereng gunung Brama, berikanlah ini kepadanya maka dia akan mengerti " pesan nenek Sari, nenek Sari memberikanku sebuah batu permata berwarna merah darah, aku mengangguk mengerti.

hari kesepuluh aku benar-benar berniat pergi dari sana, entah itu kemana biar takdir yang mengatakanya.

aku meraba-raba dinding itu untuk dapat terus berjalan, tidak ada cahaya sama sekali, mataku tidak bisa melihat kedepan, tapi tekatku lebih dari itu. sekitar sejam aku terus meraba-raba, sambil maju ke depan, udara mulai sesak dan napasku tersenggal, aku kesulitan bernafas dan dadaku sakit seakan sesuatu meremas dengan kuat, mataku kembali berkunang dan lemas seketika, sayup-sayup kudengar seseorang menangis ...

aku mencoba membuka mataku yang berat, samar cahaya masuk walau buram lamat-lamat aku melihat kalau aku sedang dikerumuni beberapa orang, emak, nenek dan beberapa perempuan lain, tiba-tiba aku teringat sesuatu.

" nek apakah kau punya saudara kembar ?" tanyaku

mereka semua terkejut dengan kata yang keluar dari bibirku, dan pujian serta sukur mereka ucapkan secara serempak, nenek dan emak memeluku dengan gerakan yang lembut.

" Gemi sadar ... putriku sudah sadar " terdengar pekik bahagia dari beberapa lelaki diluar, beberapa orang berbondong-bondong melihatku.

" keluar ... keluar semua beri ruangan untuk bernafas" usir Ki Paing dan semua orang dengan sadar menuruti kata Ki Paing, apa benar aku tidak sadar ?

nenek menangis sesenggukan dipojok ruangan,

" nek apa kau punya saudara kembar ?" tanyaku sekali lagi, nenek melihatku dengan tanda tanya, kemudian mengangguk

" Apakah namanya Sariasih ?" tanyaku lagi, nenek terkejut lagi dengan pertanyaanku.

" aku bertemu denganya" kataku sebelum nenek menjawab, nenek bernapas dengan lega

" syukurlah kau kembali dan tidak mengikutinya, nenek bibimu itu sebenarnya sudah meninggal ketika masih bayi " kata nenek

aku berpikir di dunia mana sebenarnya aku tadi, aku merasakan sakit di beberapa titik tubuhku, termasuk kepala Bagian bawahku, apakah benar aku tidak sadar dan bertemu nenek Sari adalah halusinasi saja, tapi semua terasa nyata, aku bahkan masih bisa mengecap rasa ikan bakar tanpa garam yang dimasak nenek Sari, aku membuka tanganku ... dan permata itu bersamaku, ini bukan hayalan, buka halusinasi belaka, tapi aku tidak mampu mengatakan apapun sekarang, takut mereka akan mengnggapku gila, aku menggigit bibirku sendiri.

beberapa obat dan makanan dimasukkan kedalam mulutku, aku sudah tidak sadar selama sepuluh hari, bahkan bapak dan emak berjanji akan memberikanku kepada orang lain ketika aku keluar dari gerbang kematian. ( katanya )

" Apa yang terjadi dengan Lakso ?" tanyaku kepada emak, emak menggeleng

" jangan cemaskan apapun, anak itu anak yang baik dia pasti selamat " kata emak singkat

" Apakah mereka membawanya ?" tanyaku, emak mengangguk lemah

keesokan harinya aku mulai ditanyai tentang siapa yang melukaiku dan membawa anak Ki Karsa, dan Lakso benar-benar hilang bagai ditelan bumi, emaknya sampai sedikit gila karena anaknya menghilang begitu saja, dan dariku mereka tahu kalau yang membawa Lakso pasti bukan orang baik.

Sejak hari itu Lakso benar-benar tanpa kabar lagi.

beberapa bulan setelah kejadian itu, keadaan berangsur normal kembali, peristiwa hilangnya Lakso seperti sebuah dongeng, tapi tidak denganku dan Ki dan Karsa, kami adalah orang-orang yang paling menderita dengan kejadian ini,

aku mengingat pesan nenek Sari tentang seorang yang bernama Gendara, mungkin aku harus mencarinya, mungkin Gendara adalah sebuah petunjuk, tapi aku hanyalah seorang gadis kecil, untuk pergi ke lereng gunung Brama bagaimana aku akan meminta ijin, siang malam aku terus memikirkan hal itu.

Suatu hari kami kedatangan kerabat dari pulau seberang, pulau Madura

Paman ibu ini adalah orang yang lumayan disegani di kotanya, dia datang untuk memberikan pembagian warisan atas nama ibu, kakek dari pihak ibu adalah adik dari paman kakek ini, tapi kakek sendiri sudah meninggal, dan kakek sudah meninggalkan nenek dan ibu jauh sebelum meninggal.

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!