NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan Bertahan Tak Lagi Ada

Ibunya sudah pergi, jadi untuk apa lagi terus bertahan? Begitulah kira-kira yang Rania pikirkan tentang pernikahannya bersama Andreas. Mengingat ia masih terus mencoba disela rasa sedihnya setelah kepergian ibunya, namun pada akhirnya ia tersadar bahwa semakin lama ia bertahan semakin merasa sakit sendiri. Karena hanya dirinyalah yang terus mencoba berusaha, namun suaminya ternyata masih tetap sama.

Walau 6 bulan telah berlalu, namun rasa sakit ditinggal oleh orang yang disayang ternyata masih terasa menyakitkan, ditambah kondisi dimana suaminya yang masih terus bersikap cuek dan dingin padanya membuatnya tak lagi bisa hidup dalam kondisi seperti itu. Ia pun akhirnya tersadarkan dengan sendirinya bahwa mungkin ini adalah akhir dari hubungannya.

"Sudah cukup, aku ingin menyerah" Tangisnya menahan rasa sakit.

Dalam kesedihan yang pedih, ia masih terus berharap bahwa suaminya itu akan sedikit berbeda dan ada perubahan pada sikapnya, atau setidaknya bisa memahaminya, namun pada kenyataanya tetap sama, masih bersikap dingin, cuek, acuh tak acuh, dan terkesan tak perduli dengannya.

"Aku merasa sendirian, aku juga merasa kesepian disini"

Rania tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya mengingat sekarang hanya dirinyalah yang bisa memahami apa yang sedang ia rasakan, karena ibu yang biasanya menjadi tempat untuknya bersandar tak lagi ada di dunia.

"Ibu, Rania sangat merindukanmu"

Berat rasanya harus hidup sendiri, orang yang membuatnya kuat tak lagi ada, kini ia harus berjuang seorang diri untuk terus bertahan di dalam kondisi yang sedang tak baik-baik saja. Walau sang ibu merasa lega meninggalkanya dalam kondisi hidup yang baik ditengah keluarga Anggara, namun kenyataanya ia sama sekali tak merasa bahagia. Tiga tahun sudah ia hidup dalam kesepian di dalam keluarga itu, dan sekarang ia benar-benar ingin pulang. Pada rumah yang selalu menyambutnya hangat dan selalu membuatnya merasa nyaman setiap kali ia pulang.

Bukan rumah yang megah, hanya rumah yang berukuran kecil, namun rumah itu jauh lebih membuatnya bahagia dibanding rumahnya yang megah sekarang ini. Hanya saja, sekarang rumah itu terasa dingin karena kini sudah tak ada lagi sosok yang akan menyambutnya dengan penuh kehangatan, mengingat sang pemilik telah pergi untuk selama-lamanya. Rumah yang hangat itu kini kosong tanpa ada lagi tawa.

....

Di panti asuhan sekarang. Rania terlihat termenung menatap anak-anak panti asuhan yang sedang bermain dengan suka cita. Ia mengingat kenangan masa lalunya yang selalu datang ke panti asuhan dan kadang ikut bermain bersama mereka.

"Silahkan diminum tehnya, ibu hanya bisa menyajikan ini buat kamu." Ujar, bu Dewi selaku pengurus panti asuhan yang menyeduhkan teh untuk Rania.

"Terimaksih, ini saja sudah cukup. Justru saya yang merepotkan bu Dewi." Jawab Rania menerima tehnya.

"Tidak merepotkan, ibu justru merasa senang kamu berkunjung ke panti asuhan dan melihat kamu baik-baik saja setelah kepergian ibu kamu" Ujar bu Dewi, yang dibalas oleh Rania dengan senyuman tipisnya.

"Oh iya, apa kamu ada agenda lainnya setelah ini?"

"Hmm... mungkin setelah kesini aku mau mampir kerumah sebentar" Balas Rania.

"Oh gitu, tapi kenapa tidak datang dengan suami kamu?"

"Suamiku lagi sibuk, jadi aku tidak mau merepotkan"

"Iya benar, pak Andreas memang selalu sibuk orangnya"

"Apa suamiku pernah datang ke panti asuhan?"

"Iya ya ternyata sudah lama sekali beliau tidak datang ke panti asuhan lagi, cuma oma Larisa yang kadang-kadang masih sering berkunjung kesini"

Rania hanya diam mendengarkan tentang suaminya yang jarang berkunjung ke panti asuhan, tak hanya jarang berkunjung ke panti asuhan namun suaminya itu juga jarang untuk datang kerumah ibunya.

"Aduh, ibu tinggal dulu sebentar ya kebelakang"

"Iya bu, silahkan"

Tinggalah ia seorang diri di dalam ruangan tamu yang memang disediakan oleh panti asuhan. Ia termenung sendirian bersamaan dengan lamunannya.

Hari ini adalah hari yang benar-benar berat untuknya, ia memutuskan untuk memberi salam terakhirnya sebelum ia akhirnya benar-benar pergi dan menghilang. Karena baginya tak ada lagi yang perlu dipertahankan, mengingat alasan untuk bertahan sudah tak lagi ada. Semua telah usai dan kini adalah akhir dari segala pengorbanannya.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!