NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:875
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 6

Saking antusiasnya Gemma bertemu keluarga Yanuar, sampai dia lupa mempersilahkan mereka untuk masuk. Sejak tadi, mereka berbincang di luar. Gemma jadi merasa tak enak, apalagi sang istri tak mau ikut dengannya menyambut tamu.

Di dalam mansion mewah miliknya, sang istri, Ethena sudah menunggu di ruang tamu. Raut wajah Ethena terlihat datar saja. Tidak ada riak kesenangan seperti yang diperlihatkan Gemma.

Ya memang dia harus haha hihi sedangkan dia saja tidak kenal dengan keluarga Yanuar. Ethena memang membatasi diri dengan semua hal yang berhubungan dengan keluarga suaminya. Termasuk siapa-siapa tekan bisnis dan teman keluarga Pradipta.

" Mi.. Ini keluarga Yanuar.. Ini Budi teman papi, ini istrinya Karlina dan ini, si cantik ini namanya Gladys.. " Gemma memperkenalkan keluarga Yanuar penuh semangat.

" Oh ya.. Salam kenal. Saya Ethena Black. " raut wajahnya tetap datar, tapi saat menyebut nama keluarganya, dagu Ethena naik beberapa senti, ingin menunjukan jika dia bukan sembarangan orang.

" Salam kenal, jeng.. " Karlina maju dan langsung memeluk Ethena, sok akrab.

Alis Ethena naik sebelah, merasa bahwa wanita di depannya ini terlalu berlebihan dalam bersikap di pertemuan pertama mereka.

Alih-alih menegur, Ethena lebih memilih membiarkan saja karena masih ingin menjaga nama baik suaminya meski jujur saja Ethena tidak suka pada keluarga ini. Mereka bermuka dua..

" Langsung aja makan yuk!! Koki kami sudah masak spesial untuk kalian. Ada beberapa hidangan favorit Gladys juga.. Yuk.. " langsung Gemma memimpin tamunya langsung menuju ke meja makan.

" Om kok tahu masakan kesukaan aku sih? " tanya Gladys terlihat manja sekali pada Gemma.

" Jelas om tahu dong.. Apa yang nggak om tahu tentang kamu. "

' Prettt... ' cibir Ethena dalam hati.

" Mari silahkan duduk.. " Gemma mempersilahkan begitu mereka sampai di meja makan.

" Mbak.. Tolong panggilkan anak-anak ya! " pinta Gemma saat seorang pelayan berjalan di dekatnya.

" Eh.. Tapi tuan.. itu.. tuan muda.. " pelayan ini terlihat sedikit gugup.

" Tuan muda kenapa? " Dahi Gemma berkerut dalam.

" San pergi.. "

" HAAAHHHH!!! "

Buru-buru Gemma menguasai dirinya yang sempat terkejut mendengar ucapan Ethena yang mengatakan putranya pergi.

Jadi kesal kan Gemma sekarang, padahal dia sudah mengatakan pada San tadi sore kalau acara makan malam ini sangat penting untuk kelangsungan keluarga Pradipta.

Tapi sungguh putranya yang satu ini memang sangat sulit diajak kompromi. Keras kepala, dan tidak bisa dibantah, adalah sifat San yang paling tidak Gemma suka. sifat yang mirip dengan kedua mertuanya.

" Mi.. Kok nggak ngomong sama papi sih kalau San pergi? Trus perginya kapan? " tanya Gemma menyelidik. Gemma jaga suaranya tetap lirih agar tidak terdengar keluarga Yanuar.

" Sore tadi.. Lagian juga kenapa sih kalau San pergi? Biasanya juga papi nggak peduli itu anak mau kemana. " jawab Ethena santai sekali.

" Ya.. Ya nggak gitu.. Papi udah bilang mau ada tamu penting. Gladys kan pengen deket sama San. " Ethena memicing tajam.

Gemma gelagapan saat menyadari jika dirinya sudah mengungkap maksud terselubung dari acara makan malam ini.

Gemma jadi ketar ketir ini, takut istrinya murka dan berakibat pada kesejahteraannya sebagai seorang suami.

" Maksud papi, kan San sama Gladys satu kampus. Biar Gladys ada yang bantu kalau dia kesulitan di kampus.. Ekhem, ya begitu. " ralat Gemma yang justru semakin membuat Ethena curiga.

" Gladys nggak papa kok om kalau kak San nya nggak ada di mansion.. Mungkin kak San lagi ada kepentingan yang nggak bisa ditinggal.. " ujar Gladys sok pengertian sekali. Gladys angkat bicara karena tak tahan melihat Gemma kasat kusut dengan Ethena tapi tak juga memperdulikannya. Sebisa mungkin kan Gladys harus terlihat sebagai gadis baik-baik. Intinya carmuk lah depan camer.

" Lagian ngapain abang bantu dia, pi.. Fakultas aja beda. Dia kan ambil fakultas hukum, lhah abang.. " Gemma berjengit kaget saat tahu-tahu sudah ada Gia di sana.

" Eh.. Iya.. kamu bener. Hehehehe.. " Gemma samarkan rasa sungkannya dengan kekehan canggung.

Gia mencebik, papinya ini gemar sekali cari gara-gara. Lihat sekarang, jadi sungkan kan papinya didepan keluarga Yanuar yang menurut Gia hanya berisi orang-orang yang bermuka dua. Apalagi si Gladys ini, sok-sokan sekarang berekspresi seperti orang yang paling tersakiti.

Kalau tidak ingat hormatnya pada papinya, sudah pasti Gia jambak dan ubek-ubek nih perempuan satu. Biar nggak lagi sok kecakepan sampai ngejar-ngejar San.

*****

Suara langkah kaki terdengar memenuhi ruangan yang tertata sangat rapi dengan beberapa barang yang terlihat mahal dan mewah. Tatanan perabotan di rumah ini begitu presisi. Semuanya terlihat begitu pas, menambah kesan menarik dari rumah sederhana ini.

Rumah satu lantai, yang tidak terlalu besar, tidak terlalu mewah tapi bisa dikatakan meski kecil rumah ini dan cukup sederhana tapi terlihat mewah karena desainnya dan juga penataan ruangan dan perabotan yang sangat tertata rapi.

Rumah ini milih keluarga Setyabudi, yang karena sesuatu hal kini hanya ada ibu dan dua anaknya yang tinggal di rumah ini. Dan langkah kaki yang terdengar menggema di rumah ini adalah milik putri sulung keluarga Setyabudi. Anne Ciara, yang biasa dipanggil Anci.

" Bi Sri.. Mama belum pulang ya? " tanya Anci pada bibi Sri, art di rumahnya.

" Belum non.. Biasa kan kalau tanggal-tanggal segini ibu baliknya agak malam. " jawab bi Sri sambil masak.

" Bibi masak apa? " Anci melongok ke dapur.

" Gulai ayam, non.. Ibu tadi pesen pengen makan gulai ayam. "

" masa Terry makan gulai bi? "

" Kalau aden sudah bibi masakin sayur asem lauknya ayam ungkep goreng non. " Anci mengangguk-anggukan kepalanya.

Terry yang punya riwayat penyakit jantung bawaan memang sangat diperhatikan apa yang dia konsumsi. Semua harus sesuai anjuran dokter yang menanganinya demi agar kesehatan Terry terjaga.

" Non udah laper? " tanya bi Sri.

Putri majikannya ini terlihat mondar mandir di belakangnya. Sampai Sri pun tak tahan untuk tidak bertanya apa gerangan yang Anci inginkan.

" Belum sih, bi.. Cuma... gimana ya? " Anci terlihat bingung.

" Kenapa non? Ada masalah? " Anci menggeleng, sedetik kemudian mengangguk, membuat Sri ikutan bingung juga.

" Aku mau pergi bi sama temen-temen aku, tapi mama belum balik. Terry gimana dong? " Anci pun mengungkapkan hal yang membuatnya gelisah.

Belum menanggapi ucapan anci, Sri justru melihat ke arah jam dinding. Sudah pukul tujuh dan seharusnya mama Anci akan kembali sekitar satu sampai dua jam lagi.

" Pergi aja, non.. Biar den Terry sama bibi. Aman deh pokoknya, nggak akan ada apa-apa sama den Terry.. Ibu juga nggak lama lagi balik. " ujar Sri memberikan solusi.

" Tapi, bi... " Anci masih terlihat ragu.

" Nggak apa non, pergi aja kalau mau pergi. Mumpung akhir pekan nih. Biar bibi yang jaga den Terry sama jaga rumah. Toh ada juga mang Dadang, kalau ada apa-apa bibi bisa minta tolong mamang. " ujar Sri menenangkan Anci.

Mang Dadang adalah tukang kebun yang merawat halaman besar di rumah Anci ini. Masih sepupu bi Sri.

" Yang penting non Anci pamit dulu sama ibu. Jadi nanti ibu balik nggak nyari-nyari. " lanjutnya.

Setelah dipikir-pikir ulang, Anci pun akhirnya memutuskan untuk pergi bersama intan dan cynthia. Entah kenapa dia merasa jika dia harus ikut pergi. Padahal biasanya Anci kalau sudah ngerem di rumah malas mau keluar lagi.

Yang semakin membuat Anci penasaran dan mantap pergi karena ucapan Intan yang mengatakan sesuatu tentang Jerrel. Entah apa, tapi rasanya Anci harus tahu karena mau tidak mau Jerrel adalah tunangan.

" Oke deh bi. Anci pergi dulu ya.. Kalau ada apa-apa pas mama belum baik, telepon Anci langsung ya. " bi Sri mengangguk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!