Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
"Nah, kita sudah sampai!" kata Chu Yun dengan nadanya yang sinis, kedua tangan menyilang di dadanya.
Xiao Chen dan Chu Yun pun tiba di sebuah rumah kecil di halaman belakang Kediaman Penguasa kota. Satu rumah yang sederhana, dinding rumah terbuat dari kayu-kayu yang di cat berwarna coklat gelap, tetapi pilar rumah terbuat dari lapisan tembok dan juga lapisan marmer. Di depannya, sebuah lahan yang luas, rerumputan yang hijau memenuhi permukaan tanah. Bahkan terdapat satu kolam ikan dan juga satu batu hitam yang datar, memberikan kesan ketenangan yang sesungguhnya.
Xiao Chen terdiam sesaat, kedua matanya berkeliling melihat suasana di tempat itu, satu tangan memegangi dagunya sendiri, lalu ia berbicara, "Ini cukup bagus!" ucap Xiao Chen, rendah.
Mendengus!
"Cih, masuklah, lihat suasana di dalam rumah!" sahut Chu Yun dengan sinis.
Xiao Chen tersenyum tipis, ia tidak marah di saat Chu Yun bersikap seperti itu kepadanya. Melainkan ia melihat Chu Yun seperti masih seorang gadis kecil yang manja.
Xiao Chen berjalan tenang, kedua tangan berada di punggungnya, melewati Chu Yun yang kala itu tengah berdiri menatap Xiao Chen.
"Eh,... Kau ... kau mengabaikan aku?" kata Chu Yun dengan nadanya yang tinggi, ia segera merubah ekspresi wajahnya menjadi begitu kesal, kedua tangan berada di punggungnya.
Tetapi Xiao Chen terus berjalan tenang sembari sedikit menoleh ke belakang, ke arah Chu Yun. "Gadis bodoh! Apa yang kamu lakukan disitu? Ayo kita masuk!" kata Xiao Chen dengan nadanya yang tenang.
Namun itu membuat Chu Yun semakin merasa kesal. Biar bagaimanapun ia adalah seorang Tuan Putri keluarga Chu, dan juga cucu dari Penguasa kota Api. Tidak ada yang pernah berani memperlakukannya seperti itu. Xiao Chen, adalah orang yang pertama kalinya.
"Kau ... memanggilku gadis bodoh?" kata Chu Yun dengan kesal sembari menghentakkan sebelah kakinya ke tanah. Kulit dahinya mengkerut, alisnya yang hitam melengkung, gigi atas dan bawahnya beradu, menahan amarahnya yang semakin membeludak.
Namun, Xiao Chen terus berjalan acuh tak acuh. Ia hanya tersenyum tipis, tetapi menyembunyikan senyumannya dari pandangan Chu Yun.
Tidak senang dengan sikap Xiao Chen yang selalu mengacuhkannya, Chu Yun pun berlari dengan segala emosinya yang semakin memuncak. Kedua telapak tangannya terkepal, ia pun melompat dengan posisi siap untuk melancarkan tinjunya. Tetapi Xiao Chen dengan tenang melangkahkan kakinya ke kiri, membuat Chu Yun kehilangan keseimbangannya dan hampir jatuh, tetapi Xiao Chen dengan cepat merangkulnya, menempatkan Chu Yun di perut kanannya, tangan kanan Xiao Chen seperti ular yang melilit perut Chu Yun.
Membuat Chu Yun terkejut, tetapi ia sangat begitu malu, marah, tak karuan. Itu adalah pertama kalinya seorang laki-laki memeluknya, selain kakek dan juga ayahnya.
"Bocah bau! Apa yang kau lakukan? Lepaskan!" kata Chu Yun dengan nadanya yang tinggi berteriak kepada Xiao Chen.
Xiao Chen tersenyum sinis, "Jika aku melepaskan mu, mungkin aku tidak akan pernah bisa masuk ke dalam rumah!" kata Xiao Chen dengan nadanya yang rendah dan tenang.
Xiao Chen pun berjalan sembari menggendong Chu Yun. Ia menggendong nya seperti sedang menggendong seekor anak kucing. Tetapi Chu Yun terus berontak dan terus meronta-ronta memaksa untuk terlepas dari tangan Xiao Chen.
Brak!
Xiao Chen membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu.
Buk!
Dengan santainya Xiao Chen melepaskan dekapannya terhadap Chu Yun, membuat tubuhnya pun jatuh dan terkapar di lantai tembok.
"Ahh! Kau ... bisa-bisanya kau begitu kasar memperlakukan seorang wanita!"
Chu Yun pun bangkit sembari membersihkan kotoran di lengan dan jubah pakaiannya.
"Hm, berisik sekali!" ujar Xiao Chen dengan nada yang sangat dingin. Xiao Chen pun berkeliling di dalam ruangan rumah, di mana ruangan itu hanya terdapat satu ruangan sebagai ruangan utama dan satu ruangan yang di jadikan kamar tempat tidur. Di belakangnya, terdapat sebuah kolam pemandian, tetapi itu terbuka, jika ada orang yang melihatnya, mungkin akan sangat memalukan.
Chu Yun pun bangkit berdiri, tetapi seekor laba-laba kecil jatuh tepat di kepalanya.
Pluk!
Chu Yun pun segera meletakkan telapak tangannya di kepalanya, memeriksa apa yang baru saja terjatuh di kepalanya. Namun, di saat ia menggenggam yang lunak, ia pun segera mengibaskan tangannya, membuat seekor laba-laba kecil hitam itu terhempas ke lantai.
"Haaaaaa!" teriak Chu Yun sangat kencang, suaranya begitu melengking, membuat Xiao Chen menutupi kedua telinganya.
Chu Yun seketika berlari, bahkan ia melompat ke pangkuan Xiao Chen, seolah-olah Xiao Chen adalah sebuah pohon yang tengah di peluknya. Bahkan, Chu Yun tidak berani untuk menginjakan kakinya di lantai.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣